,

Akhirnya Kelima Orangutan ini Memiliki Rumah Baru di Habitat Hutan yang Aman

Setelah menjalani rehabilitasi selama lebih dari setahun di Pusat Rehabilitasi Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) Nyaru Menteng, lima orangutan eks sitaan dan rescue akan dipindahkan ke habitat hutan alami yang layak dan aman di area PT Rimba Makmur Utama (RMU), pemegang kuasa IUPHHK-Restorasi Ekosistem di Sungai Bakumin, Desa Muara Bulan, Katingan, Kalimantan Tengah.

Lima orangutan tersebut, tiga jantan dan dua betina; empat diantaranya di-rescue dari lokasi perkebunan kelapa sawit dan satu dari area pemukiman warga.  Empat orangutan liar diselamatkan oleh Yayasan BOS Nyaru Menteng  dari lahan kritis perusahaan sawit di Kabupaten Katingan pada tanggal 18-20 Februari 2013. Masing-masing individu itu adalah Surya (jantan), Buri (betina), Cemerlang (jantan), dan Neno (betina). Sedangkan, satu individu orangutan lain, Ketimpun (jantan), diselamatkan oleh Yayasan BOS Nyaru Menteng pada 21 Februari 2013 dari Desa Petuk Katimpun.

Sulitnya menemukan hutan yang layak dan aman untuk ditinggali oleh orangutan, selama ini menjadi tantangan dan kendala bagi Yayasan BOS Nyaru Menteng untuk melepasliarkan orangutan kembali ke habitatnya.

“Yayasan BOS berkomitmen untuk menyelamatkan orangutan dari habitat orangutan yang sudah kritis dan berupaya mengembalikan mereka ke habitat alami yang layak dan aman dalam jangka panjang. Upaya ini perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama untuk menyediakan hutan yang cocok bagi orangutan,” jelas Dr. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS dalam pernyataan persnya.

“Yayasan BOS mempercayakan translokasi kelima orangutan liar yang diselamatkan dari areal perkebunan kelapa sawit di areal PT RMU, karena perusahaan ini merupakan pemegang konsesi IUPHHK-RE yang berkomitmen untuk menjaga hutan dan melindungi orangutan,” lanjutnya.

Senada dengan Jamartin, COO PT Rimba Makmur Utama, Rezal Kusumaatmadja, menegaskan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk merestorasi hutan rawa gambut termasuk beragam flora dan fauna yang ada di dalamnya.  Ia menyebutkan bahwa kerjasama dengan Yayasan BOS merupakan salah satu bentuk kerjasama jangka panjang di antara dua organisasi tersebut.

Dalam pernyataannya, Ketua Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Tengah (Forkah), Hendrik Segah menyatakan kegembiraannya atas inisiatif kerjasama translokasi orangutan yang melibatkan pegiat pelestarian orangutan dengan sektor swasta, “Ini merupakan sebuah implementasi dari Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017,” jelasnya.

Sesuai standar nasional dan internasional tentang pelepasliaran orangutan yang bertanggungjawab, kelima orangutan telah dipasangi dengan unique chip untuk memudahkan identifikasi. Karena mereka merupakan orangutan liar, mereka akan dipantau selama 5 hari setelah ditranslokasikan ke rumah baru mereka di areal PT RMU untuk memastikan mereka mampu beradaptasi dengan baik.

PROFIL LIMA ORANGUTANBerdasarkan informasi yang diperoleh Mongabay Indonesia dari Yayasan BOS, profil kelima orangutan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

SURYA (Jantan, umur 17 tahun, berat badan 30 kilogram)

Surya adalah orangutan jantan yang memiliki jenggot tebal berwarna oranye dengan ekspresi wajah marah dan sorot mata yang tajam. Surya mudah terganggu dengan kehadiran manusia. Ia akan menyembunyikan wajahnya ataupun menggedor dinding kandangnya jika merasa terganggu.

CEMERLANG (Jantan, 8 tahun, 32 kilogram)

Cemerlang diselamatkan dari lahan kritis perkebunan kelapa sawit PT Surya Citra Cemerlang (SCC), Kabupaten Katingan, saat usianya 7 tahun. Orangutan jantan berjenggot panjang dengan warna oranye, berkulit wajah hitam, ini berperilaku sangat aktif.

NENO (Betina, 15 tahun, 41 kilogram)

Orangutan yang cantik ini tiba di Nyaru Menteng saat usianya masih 14 tahun setelah diselamatkan dari lahan kritis perkebunan kelapa sawit. Neno memiliki warna kulit wajah hitam dan ekspresi wajah yang sedih. Orangutan betina berambut lebat dan panjang berwarna coklat kehitaman ini kini berusia 15 tahun.

BURI (Betina, 8 tahun)

Orangutan betina bertubuh gempal dan pendek ini tiba di Nyaru Menteng setelah diselamatkan dari lahan kritis perkebunan kelapa sawit saat usianya 7 tahun. Buri sangat mudah terganggu dengan kehadiran manusia. Orangutan bermata bulat dan berambut panjang ini akan melakukan kissqueak yang keras untuk menunjukkan rasa ketidaksukaannya.

KETIMPUN (Jantan, 6 tahun, 13,7 kilogram)

Ketimpun diselamatkan dari Desa Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya, pada 21 Februari 2013. Saat tiba di Nyaru Menteng, usianya masih 5 tahun. Ketimpun merupakan orangutan muda bermata  bulat  dengan ekspresi wajah sedih. Orangutan yang memiliki tahi lalat di kelopak mata kanannya ini selalu terlihat berkaca-kaca. Meski demikian Ketimpun adalah orangutan liar muda yang aktif. Ketimpun senang bergelantungan kian kemari di dalam kandangnya selama tinggal di Nyaru Menteng dan mengeluarkan vocal kissqueak jika merasa terganggu dengan kehadiran manusia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,