Lubang-lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman sekitar satu meter terlihat kala menyusuri berbagai wilayah di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Ada apa? Ternyata, pada 8 Agustus 2014 itu, secara serentak sekitar 15 ribu warga kota membuat 15.000 lubang resapan biopori tersebar pada 600 rukun tetangga. Alhasil, pembuatan belasan ribu lubang biopori ini tercatat sebagai pemecah rekor Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Aksi bertema Gerakan Aksi untuk Lingkungan (Gaul) ini gawe Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Semangat Masyarakat Sadar Lingkungan (SMS Darling) Pemda Kota Probolinggo. Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup juga ikut membuat lubang biopori pada kampanye yang diprakarsai Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Ekoregion Jawa ini.
Dalam rilis kepada media, menyebutkan, kegiatan ini masih rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014 bertema “Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim.” Pada 2013, aksi Gaul dengan membuat kerajinan bahan daur ulang oleh 1.141 orang dan tercatat MURI juga.
Baltasar mengatakan, lubang resapan biopori merupakan contoh sederhana yang baik, mudah dan murah diterapkan masyarakat. Upaya ini, katanya, juga langkah konservasi sumberdaya air hujan sekaligus sarana prasarana mengolah sampah organik menjadi kompos.
Menurut dia, persoalan lingkungan tak bisa suatu hal yang berdiri sendiri, tetapi terkait perilaku manusia terutama dalam memenuhi kebutuhan. Untuk itu, dari aksi ini Baltasar berharap, bisa menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat.
“Lubang resapan biopori dan pengolahan sampah jika dipadukan tidak hanya berdampak bagi lingkungan. Ia dapat mengurangi timbulan sampah, mengurangi efek gas rumah kaca sekaligus meningkatkan ketahanan lingkungan dari dampak perubahan iklim.”