,

Miris! Seekor Gajah Ditemukan Terluka, Diduga Ditembak Pemburu

Konflik antara manusia dengan gajah belum berakhir. Seekor gajah sumatera ditemukan terluka di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Dugaan awal, gajah malang ini terkena bidikan peluru pemburu.

Sri Wahyuni, aktivis lingkungan di Bener Meriah, menuturkan bahwa gajah yang terluka di bagian kepala itu ditemukan masyarakat di sekitar hutan Desa Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (16/9/14).

“Warga melihat gajah tersebut bersimbah darah di kepalanya. Sepertinya luka tembak. Namun, warga tidak berani mendekat karena gajah terlihat marah,” ujarnya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Genman Hasibuan membenarkan kejadian tersebut. BKSDA mengirimkan tim begitu mendapat laporan warga. Namun, setelah seharian menelusuri hutan di perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen, tim dan LSM lingkungan yang turut mencari belum menemukan keberadaan gajah. “Kami belum bisa memastikan kondisinya, “jelasnya.

Kematian sebelumnya

Sebelumnya, tiga ekor gajah ditemukan mati di Aceh. Seekor ditemukan di pinggir Sungai Cengeh, Kecamatan Krueng Sabe, Aceh Jaya, pada 4 September 2014 dan dua ekor ditemukan tanpa gading di perkebunan kelapa sawit di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, pada 7 September 2014.

Genman Hasibuan menyebutkan, berat dugaan kematian tiga gajah itu karena diracun. Dari identifikasi awal yang dilakukan tim BKSDA, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tiga tubuh gajah, selain bangkainya yang menghitam.

Namun, satu dari dua ekor gajah yang ditemukan mati di Aceh Timur itu dalam kondisi hamil tua dan diperkirakan akan melahirkan seminggu ke depan, sebelum kematiannya. Sayang, janin tersebut tidak bisa diselamatkan karena turut mati bersama induknya.

“Hasil autopsi dokter hewan BKSDA menunjukkan ada kondisi tidak normal dalam tubuh gajah yang kemungkinan besar keracunan. Sampel organ gajah sudah dikirim ke Medan dan akan ditangani langsung ahli forensik Mabes Polri yang turun dari Jakarta,” ujar Genman dalam pertemuan dengan LSM lingkungan di Banda Aceh, Jumat (12/09/14).

Kepolisian Aceh Timur juga memastikan, dua ekor gajah yang mati itu karena diracun. “Dari pemeriksaan lapangan, gajah yang mati di perkebunan itu karena diracun. Kami masih mencari gadingnya yang hilang dan telah meminta keterangan saksi-saksi,” ungkap Kapolres Aceh Timur AKBP Muhajir SIK.

Kapolres Aceh Jaya, AKPB Abdul Azas Siagian, juga menyebutkan hal yang sama. Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh gajah yang mati di pinggir Sungai Cengeh itu. “Kami masih meminta keterangan sejumlah saksi dan mencari pelakunya,” jelasnya.

Sejak 2012, kasus kematian gajah di Aceh tercatat di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen.

Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Sahabat Gajah berunjuk rasa di Banda Aceh, Sabtu (13/9). Mereka mendesak semua pihak menghentikan pembunuhan gajah sumatera. Foto: Junaidi Hanafiah
Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Sahabat Gajah berunjuk rasa di Banda Aceh, Sabtu (13/9). Mereka mendesak semua pihak menghentikan pembunuhan gajah sumatera. Foto: Junaidi Hanafiah

Aksi peduli

Prihatin dengan maraknya pembunuhan gajah, aktivis lingkungan lintas organisasi yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Sahabat Gajah menggelar unjuk rasa di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (13/09/14).

Dalam aksi memakai topeng gajah itu, para aktivis mendesak pemerintah dan masyarakat untuk menyelamatkan gajah sumatera. Mereka juga mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap pembunuh gajah serta membongkar mafia gading gajah di Indonesia.

“Di Aceh, sejak tiga tahun terakhir, jumlah gajah yang dibunuh mencapai 30 ekor. Setiap gajah jantan yang ditemukan mati, dipastikan gadingnya hilang,” sebut Koordinator Gerakan Indonesia Sahabat Gajah, Nurjannah Husein.

Nurjannah mengatakan apa yang terjadi dengan gajah sumatera saat ini bertolak belakang dengan masa lalu. “Nenek moyang masyarakat Aceh begitu menghormati gajah dengan memberi gelar Poe Meurah dan Teungku Rayeuk. Bahkan, merupakan tunggangan raja dan tentaranya,”.

Berdasarkan data yang dikeluarkan saat Workshop Forum Gajah dan Kementerian Kehutanan di Bogor awal 2014, gajah sumatera di alam liar diperkirakan sekitar 1.724 individu. Namun, populasinya kian menurun akibat fragmentasi habitat, konflik manusia dengan satwa, perburuan dan perdagangan ilegal.

Populasi gajah sumatera yang menyusut, membuat International Union for the Conservation of Nature (IUCN) menetapkan statusnya Kritis (Critically Endangered). Atau, selangkah lagi akan punah di alam raya.

Gerakan Indonesia Sahabat Gajah menggelar unjuk rasa di depan Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (13/09/14). Foto: Junaidi Hanafiah
Gerakan Indonesia Sahabat Gajah menggelar unjuk rasa di depan Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (13/09/14). Foto: Junaidi Hanafiah

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,