,

Dua Bangkai Gajah Sumatera Kembali Ditemukan di PT. DKS Aceh Timur. Dua Karyawan Ditetapkan Tersangka

Baru sebulan lalu dua gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati akibat keganasan manusia di areal perkebunan PT. Dwi Kencana Semesta (DKS) Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.  Selasa (7/10/2014), Polisi Aceh Timur dan anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kembali menemukan dua bangkai gajah sumatera di kawasan perkebunan sawit tersebut.

Kepala Satuan Reaksi Kriminal Kepolisian Resort Aceh Timur Iptu Budi Nasuha Waruhu mengatakan penemuan dua kerangka gajah ini berkat informasi warga setempat. Pihaknya, bersama anggota BKSDA melakukan penyelidikan, dan ternyata di sana ditemukan dua bangkai gajah, yang satunya masih ada sisa pembusukan daging.

“Diperkirakan jaraknya sekitar 300 meter dari temuan gajah yang mati bulan lalu,” ujar Iptu Budi Nasuha Waruhu.

Budi memprediksi kedua gajah tersebut dibunuh enam bulan yang lalu. Dari kerangka dan bangkai yang ada, gajah tersebut dibunuh dan gadingnya diambil.

Penemuan bangkai gajah ini, kata Budi, merupakan bukti terbaru polisi untuk menjerat kedua tersangka pembunuh dua gajah pada Minggu (07/09/2014) lalu. Yaitu  AR yang menjabat Manager Kebun PT. Dwi Kencana Semesta, dan MS, asisten kebun, karena penemuan bangkai ini tidak jauh dari penemuan bangkai sebelumnya.

Kedua tersangka akan dijerat pasal 21 Ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Jo Pasal 55, 56 KUHP dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara dan denda Rp100 juta.

“Tadi kita ke lokasi bersama Kapolres Aceh Timur dan BKSDA Aceh, untuk mengidentifikasi kedua bangkai gajah. Ini bukti penguat untuk menjerat pelaku, karena bisa dipastikan berkaitan dengan temuan sebelumnya” sebut Kasatreskrim Polres Aceh Timur itu.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir menjelaskan, polisi bersama pihak terkait masih mencari pelaku utama yang meracun dua satwa bertubuh besar tersebut. Selain itu, keberadaan gadingnya juga belum ditemukan. “Pelaku utama masih dicari, kami masih terus meminta keterangan dari semua pihak untuk memastikan alasan pembunuhan gajah itu.”

Muhajir menambahkan, dengan penemuan tersebut, telah ditemukan empat ekor gajah mati di areal perkebunan sawit PT. DKS. “Gajah tersebut diperkirakan telah mati beberapa bulan yang lalu, yang ditemukan hanya tulang-belulang,” ujarnya.

Inilah bangkai gajah yang ditemukan di areal PT. Dwi Kencana Jamborehat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, sebelumnya pada Minggu (7/9/2014). Gadingnya sudah hilang. Foto: Imran Ali Muhammad

Genman Hasibuan Kepala BKSDA Aceh mengatakan selama tahun 2014 sedikitnya 10 ekor gajah Sumatera mati dibunuh. Temuan dua rangka di Aceh Timur ini adalah angka 10 untuk kematian gajah sumatera di Aceh hingga Oktober ini.

”Kami yakin, temuan kembali dua bangkai gajah di areal perkebunan yg sama akan memperkuat bukti-bukti kesengajaan pihak tertentu membunuh gajah yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.”

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut telah memerintahkan BKSDA untuk mengusut tuntas kasus ini. ”Semoga penegakan hukum yang dilakukan dapat memberi efek jera. Bukan hanya bagi tersangka, tetapi juga bagi yang terlibat,” kata Genman penuh harapan.

Koordinator Gerakan Indonesia Sahabat Gajah, Nurjannah Husein, mendesak pemerintah dan masyarakat menghentikan pembunuhan gajah sumatera, yang saat ini statusnya kritis. Nurjannah menilai, pemerintah kurang serius menindak pelaku pembunuh gajah sehingga populasinya semakin berkurang.

”Kami khawatir gajah-gajah sumatera di Aceh sudah menjadi target para pemburu gading. Jika dibiarkan, mereka makin leluasa,” tambahnya.

September lalu, di Aceh Jaya, satu individu gajah jantan berusia 20 tahun tewas, dan dua individu gajah sumatera mati diareal perkebunan Dwi Kencana Semesta Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur. Selasa (7/10/2014) ini, kembali dua bangkai yang sudah menjadi kerangka ditemukan lagi  diareal PT. Dwi Kencana Semesta, Aceh Timur. Semua gajah yang meregang nyawa itu ditemukan tidak bergading lagi. 

Merujuk data WWF-Indonesia di Aceh, 2012 hingga 2014, sebanyak 31 individu gajah mati di Aceh. Bila dikalkulasikan kematian gajah di Aceh, Riau, dan lampung, dari sebelumnya 90 ekor, kini menjadi 92 ekor.

Populasi gajah sumatera yang menyusut, membuat International Union for the Conservation of Nature (IUCN) menetapkan statusnya Kritis (Critically Endangered). Atau, selangkah lagi akan punah di alam raya.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,