,

Lukisan Kartika Affandi Untuk Konservasi Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya (KBS) menerima sumbangan lukisan bertema satwa, dari maestro lukis Indonesia, Kartika Affandi, yang dibuat langsung di depan kandang satwa KBS.

Putri pelukis kenamaan Affandi itu berharap lukisannya itu bakal dilelang dan hasilnya akan digunakan untuk membantu konservasi satwa dan pembangunan di KBS. Pelukis berusia 80 tahun berharap keberadaan KBS bisa dipertahankan.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa-Kebun Binatang Surabaya (PDTS-KBS), Ratna Achjuningrum mengatakan semakin banyaknya masyarakat yang memberikan perhatian untuk kebun binatang kebanggaan warga Kota Surabaya ini, termasuk Kartika Affandi.

“Jadi mami Kartika Affandi ini juga berniat untuk menyumbangkan, yang bisa disumbangkan ya lukisan itu,” kata Ratna.

Lukisan karya Kartika Affandi yang bernilai sampai Rp1 miliar ini akan dilelang, melalui sebuah kegiatan bernama Malam Sahabat Satwa. Ratna mengatakan, dalam tiga bulan kedepan pihaknya akan merekrut banyak lagi sahabat satwa dalam bentuk pelelangan, termasuk melelang desain kandang dan kebun yang akan dibangun di Kebun Binatang Surabaya.

Ratna berharap, pembangunan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dapat menumbuhkan rasa saling memiliki Kebun Binatang Surabaya, sehingga kasus saling klaim lahan dan satwa Kebun Binatang Surabaya pada masa lalu tidak lagi terulang.

Perkembangan Pembangunan KBS

Sampai dengan akhir tahun 2014 ini, pengelola Kebun Binatang Surabaya akan memfokuskan pada persoalan satwa, yakni pada perihal inventarisasi serta perbaikan nutrisi satwa.  Selain satwa, pembangunan dan perbaikan kandang satwa juga menjadi prioritas, termasuk pembangunan fasilitas lainnya.

Direktur Operasional dan Umum PDTS-KBS Azeta Tajudin mengatakan banyaknya kasus kematian beberapa waktu yang lalu disebabkan buruknya nutrisi yang yang mengakibatkan penyakit bagi satwa dan akhirnya meninggal.

“Kami akan memprioritaskan ke persoalan nutrisi, yang ini ingin kami perbaiki secepatnya. Kebanyakan disini kurang efisiensi mineral, jadi bukan semata-mata ada kecurigaan atas kematian satwa yang sering terjadi,” jelasnya.

Azeta menambahkan, perkawinan antar satwa di satu garis keturunan juga menjadi salah satu penyebab kurang baiknya kesehatan satwa. Meski demikian, pengembangbiakan satwa di Kebun Binatang Surabaya dinilai lebih bagus dari lembaga konservasi lain.

“Silsilah satwa harus diperhatikan, agar polulasi suatu satwa bisa berkesinambungan,” lanjutnya.

Ratna Achjuningrum mengungkapkan, selain pembangunan kandang rusak yang menjadi prioritas utama, perbaikan dan penyediaan sarana prasarana juga akan dilakukan pada tahun ini.

”Yang pertama membangun kandang yang benar-benar sudah rusak, seperti 2 kandang kulan di bagian belakang. Selanjutnya kandang rusa timor dan celeng goteng, yang itu rusak berat. Kami ada dana untuk pembanguan dan fasilitas pemeliharaan satwa flora terkait, serta dana untuk pembangunan sarana prasarana pengunjung, seperti jalan dan air,” papar Ratna.

Pada tahun 2013 lalu, pengelola KBS telah membangun 27 kandang istirahat satwa (nahok). Sedangkan tahun 2014 ini baru membangun 2 kandang istirahat satwa dan kan dibangun kandang peraga.

Ratna menyebutkan pada tahun pertama KBS berbentuk perusahaan daerah, diberikan dana Rp2,2 milyar, untuk pembangunan kandang dan sarana prasarana, seperti microchip dan alat reader untuk identifikasi, pembelian alat laboratorium pemeriksaan darah, cold storage, freezer kecil untuk penyimpanan obat , dan lain sebagainya.

Sedangkan dana tambahan sebesar Rp690 juta dipergunakan untuk perawatan dan pembangunan sarana prasarana, seperti jalan sepanjang 3.400 meter persegi.

“Kami berharap dana itu terserap semua sampai semester pertama tahun 2015, dan selanjutnya kita akan lakukan pelelangan, sehingga seminimal mungkin kita menggunakan dana APBD. Makanya kita ajak masyarakat berperan serta sebagai sahabat satwa untuk memperbaiki kandang,” tandas Ratna.

Kelahiran Satwa

Dalam kurun waktu sebulan terakhir telah terjadi 4 kali kelahiran kambing gunung di KBS hasil program fresh blood dengan taman Safari Indonesia 2 Prigen, Jawa Timur.

Induk kambing gunung bersama 2 anaknya yang baru lahir di KBS. Foto : Petrus Riski
Induk kambing gunung bersama 2 anaknya yang baru lahir di KBS. Foto : Petrus Riski

“Pada tanggal 13 September ada 1 ekor, kemudian tanggal 29 September ada 2 ekor, dan tanggal 6 Oktober ada 1 ekor. Total keseluruhan kambing gunung di KBS dengan yang baru lahir ada 24 ekor,” kata Agus Supangkat, Humas Kebun Binatang Surabaya.

Agus melanjutkan menambahkan, dalam waktu dekat akan ada lagi kelahiran satwa di Kebun Binatang Surabaya, yakni orangutan dan komodo.

“Untuk orangutan sudah memasuki bulan kesembilan, dan menunggu kelahiran dalam waktu dekat. Juga ada 30 telur komodo yang menunggu proses penetasan sekitar bulan Maret-April mendatang,” pungkasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,