,

Orangutan For Beginners: 7 Fakta Upaya Kelestarian Orangutan

Dalam rangka meraih perhatian publik terhadap konservasi orangutan, Mongabay Indonesia turut mendukung Sound for Orangutan sebuah upaya  amal untuk meraih dana bagi usaha konservasi penyelamatan orangutan. Orangutan dianggap spesies unik karena beberapa perilakunya yang mirip dengan manusia. Bahkan dari hasil penelitian 97 persen DNA orangutan memiliki kesamaan dengan manusia.

Ingin tahu lebih jauh tentang orangutan, anda dapat menyimak fakta di bawah ini.

1. Ternyata terdapat dua spesies orangutan

Orangutan sumatera dan orangutan kalimantan berbeda secara spesies karena isolasi wilayah geografis selama ratusan ribu tahun. Orangutan sumatera (Pongo  abelii) dan orangutaan kalimantan (Pongo pygmaeus) memiliki perbedaan secara genetik, morfologi, ekologi dan perilaku. Orangutan kalimantan memiliki perbedaan subspesies menjadi sub spesies pygmaeus (P.p. pygmaeus) yang ada di Sarawak hingga Kalimantan Barat, wurmbii (P.p. wurmbii) yang tersebar di selatan Kalbar hingga Kalteng, morio (P.p. morio) yang ada di Kaltim dan Sabah.

2. Persebarannya hanya ada di Sumatera dan Kalimantan

Sebagai satu-satunya spesies kera besar (big ape) yang hidup di Asia Tenggara, maka orangutan hanya dapat dijumpai di dua pulau saja.  Jika di Kalimantan orangutan tersebar di berbagai wilayah, maka di Sumatera orangutan hanya berada di bagian utara Sumatera. Dahulu kala diperkirakan orangutan tersebar di wilayah Asia Tenggara hingga wilayah Tiongkok selatan.

Orangutan kalimantan. Foto: Rhett Butler

3. Berapa banyak orangutan di alam?

Pertanyaan ini agak sulit dijawab. Meskipun beberapa penelitian menyebutkan terdapat sekitar 6.000 – 7.300 orangutan sumatera yang tersebar terpisah di kantong-kantong habitat, diantaranya Leuser Barat, Leuser Timur, Rawa Singkil (Aceh) dan Batangtoru (Sumut). Sedangkan orangutan kalimantan diperkirakan populasinya sekitar 23.000 – 55.000.  Jumlah ini telah berkurang hampir 80 persen dari populasi orangutan yang diperkiran ada pada tahun 1930. Pada daftar IUCN Red List 2002, orangutan Sumatera dikategorikan Critically Endangered atau sudah sangat terancam kepunahan. Orangutan masuk dalam Appendix 1 CITES.

4. Mengapa habitatnya terus terancam?

Ancaman utama dari orangutan adalah hilangnya hutan dipterokarpa, habitat orangutan tempat dia hidup dan mencari makan yang dikonversi untuk peruntukkan lain, khususnya pembukaan konsesi hutan dan perkebunan sawit.  Hingga akhir tahun 2011, COP (Centre for Orangutan Protection), sebuah organisasi penyelamat satwa, menyebutkan setidaknya terdapat 938 orangutan terpaksa harus dievakuasi dari kawasan perkebunan sawit di Kalimantan ke Pusat Penyelamatan Satwa.

“Tingginya jumlah orangutan yang berhasil dievakuasi ke Pusat Penyelamatan, hendaknya dipahami sebagai kegagalan upaya perlindungan, bukan keberhasilan,” kata Hardi Baktiantoro, Direktur COP saat itu menyatakan.

Orangutan sumatera yang diperjualbelikan. Biasanya bayi orangutan dijual setelah induknya dibunuh. Foto: Paul Hilton

5. Berarti jumlah populasinya terancam dong?

Ya, hal lain yang membuat populasi orangutan terancam adalah proses reproduksi orangutan yang lebih lama dari primata lain. Dari penelitian umur orangutan di alam liar sekitar 45 tahun. Orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya, melahirkan anak setiap 7-8 tahun sekali dengan usia kehamilan pertama setelah 7-10 tahun dengan lama kandungan 9 bulan. Bayi yang dilahirkan juga tergantung kepada induknya hingga usia 6-7 tahun.

Orangutan adalah mahluk soliter, yang senang menyendiri di pepohonan dan tidak hidup berkelompok. Orangutan jantan hidup menyendiri dan yang betina ditemani oleh anaknya.

Bayangkan habitat yang hilang akan semakin membuat orangutan semakin sulit mencari pasangan dan berkembang biak.

Anak orangutan yang diserahkan oleh warga ke pusat penampungan. Foto: Hendar

6. Apakah sudah ada penegakan hukum bagi pelaku pembunuhan orangutan?

Harus diakui penegakan hukum terhadap para pelaku kejahatan dan pembunuhan orangutan sangat rendah. Seperti yang pernah diberitakan oleh Mongabay Indonesia, pelaku pembunuhan orangutan hanya dikenakan 8 dan 10 bulan penjara.

Masalah lain, orangutan sering dipersepsikan sebagai  hama oleh para petani dan pembuka lahan.  Orangutan yang kelaparan memakan dan mencabuti sawit, orangutan yang tertangkap mendapat perlakuan yang biadab, dipukuli, dimutilasi, ditembak hingga cacat, hingga dibunuh. Para pelaku tidak mendapat efek jera, meskipun menurut UU, orangutan adalah spesies yang dilindungi di Indonesia.

7. Apa sudah ada solusinya?

Menurut Hardi Baktiantoro, Direkur COP, upaya 3R (rescue, rehab dan release) yang sekarang banyak dilakukan oleh lembaga yang peduli dengan kelestarian orangutan bukan jawaban bagi kelestarian orangutan dalam jangka panjang. Hanya merupakan proses penyelamatan sementara.

Rehabilitasi bukanlah conservation tools, yang terjadi sekarang kandang-kandang di pusat rehabilitasi sudah penuh semua, bahkan overload kelebihan orangutan yang di-rescue.”

Menurutnya hanya upaya serius di tingkat kabupaten dan propinsi untuk menghentikan pembukaan hutan habitat orangutan sebagai solusinya. Pemerintah daerah harus berani bertindak, termasuk menyediakan hutan-hutan alam tersisa, termasuk eks HPH untuk pelepasliaran orangutan.

Mari dorong upaya penyelamatan orangutan hidup bebas di alamnya. Kita yang menentukan masa depan mereka. Save or delete!

Induk orangutan sumatera bersama anaknya. Foto: Rhett Butler

Jika anda tertarik mengetahui fakta lain tentang orangutan, anda dapat melihatnya di tautan ini:

http://mongabaydotorg.wpengine.com/2013/08/14/tujuh-fakta-unik-tentang-orangutan/

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,