Perusahaan Tambang Ancam Tanaman Obat di Kabupaten Donggala

Desa Kamonji dan Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah memiliki keanekaragaman tanaman obat yang hingga kini masih digunakan masyarakat setempat. Ini sesuai dengan hasil inventarisasi yang dilakukan Walhi Sulawesi Tengah.

Ahmad Pelor, Direktur Walhi Sulteng mengatakan, inventarisasi tersebut dilakukan dengan tujuan agar masyarakat lokal tidak meninggalkan pengetahuan yang mereka miliki serta mempertahankan ciri khas masyarakat itu sendiri.

Namun, kata Ahmad, aneka tanaman tersebut terancam hilang karena keberadaan perusahaan PT. Cahaya Manunggal Abadi (CMA). Meski perusahaan tambang emas tersebut sudah tidak beroperasi lagi, akan tetapi izinnya masih berlaku.

“Besar kemungkinan akan operasi lagi dan izin usaha pertambangan (IUP) naik menjadi operasi produksi (OP),” jelasnya, belum lama ini.

Dua desa di Kecamatan Balaesang Tanjung ini memang minim fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi tingginya biaya kesehatan, Walhi Sulteng mendorong masyarakat mengembangkankan kearifan lokal dengan mengelola tanaman obat.

Tanaman obat

Salah satu jenis tanaman obat yang sering dimanfaatkan warga Desa Kamonji untuk mengobati berbagai macam penyakit adalah kayu secang.

Menurut Ahmad Pelor, tanaman obat yang satu ini dapat diperoleh dari beberapa tempat baik dipekarangan rumah warga maupun di sekitar hutan. Khasiat dari tanaman obat ini sangat dipercaya warga mampu menyembuhkan penyakit batuk darah.

Rahlan, warga Kamonji menuturkan, sebagian besar masyarakat di desanya masih menggunakan tanaman obat lokal yang diramu sendiri. “Bertahun-tahun kami menggunakan tanaman lokal sebagai pengobatan alternatif guna meringankan biaya kesehatan,” tuturnya.

Dr. Nirwan, pakar tanaman obat dari Universitas Tadulako (Untad) Palu, mengatakan ide Walhi untuk mengembangkan tanaman obat tidak hanya di Balaesang Tanjung, tapi juga di seluruh  Sulawesi Tengah perlu didukung.

Menurutnya pemanfaatan potensi tanaman obat di Sulawesi Tengah masih terbatas pada jenis ramuan tradisional. Harusnya, sudah ada pabrik pembuatan obat.

Sebagi contoh di Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-una, jenis ramuan yang digunakan untuk kanker payudara adalah kayu manis. “Kayu manis dibakar. Abu hasil pembakarannya dicampur air dan dioleskan di tempat kanker. Di Kabupaten Donggala juga ditemukan ramuan masyarakat berupa rebusan kunyit, asam jawa, dan gula merah untuk memperlancar haid wanita.”

Nirwan juga memaparkan hasil riset tanaman obat yang telah dilakukannya. Mahkota dewa, misalnya, dapat mencegah penyakit kanker, membersihkan racun, dan mengatasi peradangan pada jaringan tubuh. Serta, tanaman jati belanda yang daunnya dapat digunakan sebagai obat peluruh lemak.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (2013), Indonesia memiliki potensi keragaman hayati yang tinggi dalam hal tumbuhan obat. Sekitar 7.000 dari 15.000 tanaman obat yang ada telah dimanfaatkan kegunaannya.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,