, , ,

Foto: Desa-desa yang Luluh Lantak oleh Erupsi Sinabung

Bolang Tio(75) bersedih kala kembali ke Desa Gurukinayan, Karo, Sumatera Utara. Mata berkaca-kaca. Dia menyaksikan desa sudah hancur. Rumah dia rusak parah. Selama ini, Tio mengungsi di Gedung KNPI di Kabanjahe.

Dia lebih enam bulan mengungsi, karena desa berjarak tidak sampai tiga kilometer dari kaki Sinabung. Desa ini harus kosong, karena sangat berbahaya.

“Batu nenek belum juga mau berhenti. Dia masih bernyanyi sambil meludah. Kami hanya bisa bersabar, alam sudah bicara, ” katanya terbata menahan tangis. Batu nenek adalah penjaga Sinabung, yang marah karena manusia tidak menjaga gunungapi itu dengan baik.

Desa Suka Meriah, juga terdampak erupsi Sinabung. Jarak juga sekitar tiga kilometer dari gunungapi terletak di Karo. Rumah juga hancur. Bebatuan dari Sinabung berserakan. Dulu, desa ini berhasil karena memiliki kebun jeruk, sawi, dan sayur kol paling luas. Sekarang, semua tertimbun debu vulkanik.

Warga Desa Gurukinayan hanya bsa melihat rumah yang hancur akibat terkena debu panas dan bebatuan dari Sinabung. Foto: Ayat S Karokaro
Warga Desa Gurukinayan hanya bsa melihat rumah yang hancur akibat terkena debu panas dan bebatuan dari Sinabung. Foto: Ayat S Karokaro

Begitu juga Desa Bekerah, rusak cukup berat dampak erupsi Sinabung. Terlihat bebatuan masuk rumah dan menghantam bangunan. Desa ini bersama Suka Meriah, dan Desa Simacem masuk zona merah, dan dilarang ditempati.

Pemerintah provinsi dan kabupaten melalui BNPB memberikan bantuan dana tanggap darurat untuk biaya hidup dan sewa rumah. Desa mereka tidak lagi boleh ditempati. Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, merancang lokasi menggantikan tiga desa itu. Saat ini masih pembahasan dengan Kementerian Kehutanan dan pemerintah pusat, soal pelepasan lahan karena berada di kawasan hutan lindung.

Kala Sinabung erupsi, debu tebal mengepul ke angkasa beserta wan panas. Lahar dinginpun mengaliri sungai yang sudah disiapkan menjadi jalur lahar dingin membawa bebatuan dari dalam gunung.

Data BNPB, pada Minggu (12/10/14), status Sinabung masih siaga (level III). Terjadi guguran 142 kali. Beberapa kali erupsi.

Pada Kamis (16/10/14)  Sinabung kembali erupsi. Warga mulai meninggalkan desa. Dari kejauhan, warga lain menyaksikan debu cukup tebal muncul dan menutupi langit. Yang mereka khawatirkan abu panas turun karena sangat berbahaya dan telah menewaskan 17 orang.

Sebuah rumah di Desa Bekerah, rusak cukup akibat erupsi Gunung Sinabung. Terlihat bebatuan bahkan sudah masuk ke rumah dan menghantam bangunan hingga rusak cukup parah. Foto: Ayat S Karokaro
Sebuah rumah di Desa Bekerah, rusak cukup akibat erupsi Gunung Sinabung. Terlihat bebatuan bahkan sudah masuk ke rumah dan menghantam bangunan hingga rusak cukup parah. Foto: Ayat S Karokaro

Hingga Jumat (17/10/14), Sinabung masih erupsi, belum terlihat ada penurunan. Rumah dan perkebunan hancur.  Dinas Pertanian Sumut menyatakan, setidaknya 2.959 hektar tanaman pertanian warga Karo terancam gagal panen dan rusak. Debu vulkanik menyebabkan tanaman mati.

HM Roem, Kepala Dinas Pertanian Sumut, mengatakan, dampak debu vulkanik Sinabung minimal menyebabkan pengurangan produksi 30 persen. Erupsi juga berdampak terhadap tanaman pangan 35 hektar, dan hortikultura 2.924 hektar. Untuk hortikultura terdiri atas 2.063 hektar sayuran, 860 hektar buah, dan tanaman hias satu hektar, serta 7.500 pot.

Dari laporan petugas koordinator pengendalian organisme pengganggu tumbuhan pengamat hama penyakit (POPT-PHP), debu vulkanik Sinabung menutupi areal pertanian di lima kecamatan, yaitu Namanteran (364 hektar), Payung (50 hektar), Berastagi (389 hektar), Merdeka (1.401 hektar) dan Dolat Rakyat (651 hektar).

“Komoditi pangan terdampak, antara lain ubi jalar 13 hektar, dan padi gogo 22 hektar. Untuk hortikultura banyak rusak jeruk, stroberi, markisa, tomat, wortel, cabai keriting, daun kol, kentang, kubis, petsai (sawi), lobak, terung, buncis, kangkung, dan seledri.”

Terlihat seorang ibu tengah mengumpulkan seng dan sisa bahan bangunan rumahnya yang sudah hancur. Terlihat bagian rumah tak lagi berbentuk karena dihantam bebatuan ketika Sinabung erupsi. Namanya  Betty Beru Bangun (49) warga Desa Suka Meriah, Kabupaten Karo. Foto: Ayat S Karokaro
Terlihat seorang ibu tengah mengumpulkan seng dan sisa bahan bangunan rumahnya yang sudah hancur. Terlihat bagian rumah tak lagi berbentuk karena dihantam bebatuan ketika Sinabung erupsi. Namanya Betty Beru Bangun (49) warga Desa Suka Meriah, Kabupaten Karo. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,