,

Cidera Parah, Agam Butuh Bantuan Medis untuk Bertahan Hidup

Agam, anak gajah yatim piatu berumur dua tahun, saat ini butuh bantuan medis. Upaya ini dilakukan guna mendukung penyembuhannya dari cidera cukup parah setelah terjatuh pertengahan Mei 2014. Agam yang saat ini dirawat di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, di Saree Kabupaten Aceh Besar, mengalami dislokasi tulang panggul kaki belakang sebelah kanan, yang menyebabkan ia tak bisa bangun sama sekali sejak tiga minggu terakhir.

Kepala BKSDA Aceh, Genman Hasibuan, yang dihubungi Selasa (14/10) menyebutkan, kaki belakang Agam yang sebelah kanan sendinya terlepas. Tim Dokter BKSDA Aceh masih berupaya menangani cideranya. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengobati cidera tersebut adalah dengan jalan operasi, “Tapi masalahnya, jika dioperasi, maka dia tidak boleh bergerak, jadi karena dia binatang, akan sulit diam setelah operasi dilakukan. Kita khawatir, meski operasi dilakukan, kecil kemungkinan akan sembuh,” ujarnya.

Genman menambahkan, kesehatan Agam mulai memburuk dalam tiga minggu ini. “Dokter yang menangani anak gajah itu juga sudah memasang infus karena dia tidak makan dan minum,” sambung Genman.

Genman mengaku, pihaknya terus berupaya menangani Agam sebaik mungkin, meski secara medis kecil kemungkinan untuk disembuhkan. “Yang penting, kita akan terus berusaha memberikan yang terbaik, terlebih populasi gajah di Aceh semakin berkurang,” ungkapnya.

Agam adalah anak gajah yang ditemukan warga secara tidakk sengaja Desember 2012 silam. Umurnya saat itu diperkirakan masih 3 bulan ketika tubuh mungilnya tercebur di sebuah sumur tua di Desa Seuneubok Bayu, Kabupaten Aceh Timur.  Ketika ditemukan, ia kuyup, kedinginan, dan kelelahan setelah terjebak hampir semalaman di sumur tua itu. Tidak ada induk yang mendampinginya di sana.

Warga yang menyelamatkannya memperkirakan, Agam terjatuh ke sumur tua itu ketika rombongan gajah melintas di kawasan tersebut. Karena tidak bisa ditolong, ibu dan kawanan gajah yang bersamanya diperkirakan meninggalkannya sendirian. Warga kemudian menyematkan nama Agam pada gajah mungil itu. Sekarang, Agam dirawat dan dititipkan di PLG Saree, Aceh Besar.

Simpati

Agam mendapat simpati dari banyak orang. Agam dirawat oleh dokter dan mahout dengan dukungan donasi dari Save Bona dan Vesswic, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang khusus menangani medis gajah sumatera. Agam berhasil melewati masa kritisnya dan tumbuh menjadi gajah yang sehat dan lincah. Nahas, dia jatuh pada Mei lalu.

Dokter Rosa memberikan pengobatan untuk luka-luka Agam akibat terlalu lama berbaring. Foto: Chik Rini
Dokter Rosa memberikan pengobatan untuk luka-luka Agam akibat terlalu lama berbaring. Foto: Chik Rini

Tak banyak yang tahu soal Agam yang sakit. Kondisi kesehatan Agam yang memburuk diketahui setelah Cristopher Stremme, salah satu dokter hewan dari Vesswic yang ikut merawat Agam selama ini, bulan lalu menulis status di dinding halaman Facebook milik Vesswic.

Menurut Cristopher Stremme, Agam terluka sangat parah pada sendi pinggulnya (dislokasi). Dokter telah mengupayakan mengambil gambar x-ray panggul, sendi pinggul dan kaki bagian atas, sayangnya tidak berhasil karena mesin x-ray yang tersedia di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tidak cukup kuat untuk menghasilkan gambar yang cukup jelas.

Cedera pinggul yang sangat parah ini menyebabkan kelumpuhan dan sejak insiden itu, Agam hampir sepenuhnya tidak dapat lagi menggunakan kaki belakang kanannya dan menanggung berat badan di atasnya. Berat Agam saat ini mencapai 415 kilogram.

Pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit dan perawatan anti-inflamasi awalnya membantu Agam melalui hal ini, ia masih mampu berdiri dan perlahan berjalan sendiri dengan nafsu makan yang tidak terganggu. Namun, tiga minggu terakhir, kondisi Agam makin memburuk.

Dokter memastikan, Agam tidak akan sepenuhnya pulih dan kembali normal. Usianya yang bertamba dan begitu juga berat badannya, akan memperparah cidera dan struktur kaki. Peningkatan beban berat badan pada tiga kaki lainnya berpotensi menyebabkan kerusakan bersama pada kaki belakang sebelah kiri yang dengan demikian, secara signifikan, mempersingkat  tingkat harapan hidup Agam.

Dokter mengatakan mereka tidak menemukan cara memperbaiki cidera dan dalam kondisi seperti ini ia akan tersiksa. “Kami menyarankan kepada pihak berwenang untuk mengizinkan euthanasia,” tulis Stremme. Euthanasia adalah menidurkan hewan hingga mati dengan cara menyuntik obat bius.

Dokter sedang melakukan x-ray untuk mengetahui kondisi tulang agam yang dislokasi. Foto: Chik Rini
Dokter sedang melakukan x-ray untuk mengetahui kondisi tulang agam yang dislokasi. Foto: Chik Rini

Soal opsi euthanasia dari dokter, dibenarkan Kepala BKSDA Aceh saat melakukan pertemuan dengan LSM di Banda  Aceh untuk membicarakan nasib Agam beberapa saat lalu. Genman Suhefti mengatakan setelah mempertimbangkan banyak hal karena gajah merupakan satwa yang dilindungi, BKSDA akan terus merawat Agam.

Dukungan penyembuhan

Komunitas Indonesia Sahabat Gajah menyurati BKSDA Aceh meminta BKSDA berjuang lebih keras menyelamatkan nyawa Agam.  “Kami memahami bahwa upaya merawat Agam yang sakit bukan perkara mudah. Tapi kami juga percaya bahwa kita semua ingin Agam dapat hidup lebih lama, meskipun tidak dalam fisik yang sempurna,” kata Pembina Indonesia Sahabat Gajah, Ade Nirmala Chandra yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (18/10/2014).

Saat ini kondisi Agam  lebih baik, setelah minggu lalu PLG membuat alat bantu berdiri untuk Agam. Agam juga dikunjungi oleh Indonesia Sahabat Gajah dan Lek Chailert dari Elephant Nature Park Thailand untuk memberi dukungan semangat kepada dokter dan mahout yang sedang merawat Agam.

Untuk memastikan cidera Agam, Indonesia Sahabat Gajah bekerjasama dengan Tatang N Liesmana dari sebuah perusahaan importir alat kesehatan hewan, mendatangkan alat x-ray portable dari Jakarta. Rosa, dokter yang merawat Agam di PLG dibantu oleh Erica Ward, dokter dari Elephant Nature Park Thailand yang membantu proses x-ray.

“Pihak kita sedang melakukan pemeriksaan, saat ini belum bisa kita simpulkan seperti apa patah tulangnya,” kata Dokter Rosa kepada wartawan, Sabtu (18/10).

Dia juga menyebutkan, gajah tersebut diperiksa, agar mengetahui langkah – langkah selanjutnya untuh tahap penyembuhannya. “Kita periksa terlebih dahulu agar, gajah ini untuk selanjutnya kita terapi. Mudah-mudahanan bisa sembuh, kita berkerja lancar,” sebutnya.

Saat ini Agam membutuhkan perawatan yang cukup serius.  Agam dirawat intesif di kandangnya oleh dokter dan mahout. Berita tentang sakitnya Agam menarik perhatian banyak pecinta hewan dalam dan luar negeri. Mereka memberi dukungan untuk penyembuhan Agam melalui media sosial. Sebuah tagar #Agamwillheal dipakai untuk mendukung dokter dan mahout menyelamatkan nyawa Agam.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,