, ,

Mangrove versus Perikanan : Mencari Pengelolaan Mangrove Yang Lestari Untuk Mendukung Perikanan

 *Agus Supangat, Divisi Peningkatan Kapasitas, Penelitian dan Pengembangan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Tulisan ini merupakan opini penulis.

Sekitar 210 juta orang tinggal di daerah elevasi rendah dalam jarak 10 km dari area mangrove dan sebagian besar langsung mendapat manfaat dari perikanan terkait mangrove. Namun, orang-orang ini seringkali tidak menyadari peran kunci mangrove, terutama bagaimana mangrove dapat bermain terkait perikanan lepas pantai.

 Sebuah studi baru yang dilakukan oleh rekan-rekan di Wetlands International, The Nature Conservancy dan University of Cambridge, diluncurkan di Hari Perikanan Dunia, 21 Nopember 2014 menyimpulkan bahwa konservasi dan restorasi mangrove di daerah dekat dengan populasi manusia merupakan investasi yang akan memberi pengembalian yang besar terkait perikanan.

Nilai mangrove untuk perikanan di suatu daerah  tergantung pada berapa banyak ikan yang diproduksi mangrove, berapa banyak ikan yang kemudian ditangkap oleh manusia, dan kemudian apa nilai perikanan, baik dari segi ekonomis, sebagai persediaan makanan atau melalui mata pencaharian yang mendukungnya.

Kebutuhan ikan terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi pesisir dan ekonomi berkembang pesat, dipahami di mana mangrove kaitannya dengan produktivitas ikan tertinggi ssangat penting. Sangat dikenal beberapa spesies ikan yang bergantung pada mangrove diantaranya kepiting, udang, teri, kakap dan kerapu.

Nilai-nilai perikanan, yang dapat dinyatakan dalam statistik tangkapan sederhana, dalam istilah moneter, sebagai persediaan makanan atau sebagai mata pencaharian yang mendukung kehidupan di suatu daerah tertentu. Studi ini menyimpulkan bahwa populasi ikan yang bergantung pada mangrove akan tertinggi di mana produktivitas biomassa mangrovenya tertinggi, daun dan bahan kayu membentuk bagian penting dari rantai makanan di laut.

Produktivitas ikan juga lebih tinggi di mana ada pasokan air tawar yang tinggi dari sungai dan curah hujan dan di mana mangrove dalam kondisi bagus. Total luas hutan mangrove jelas penting dalam menentukan jumlah total ikan, tetapi panjang margin mangrove juga menjadi kunci, karena umumnya pinggiran mangrove merupakan tempat populasi ikan yang melimpah.

Menjaga Mangrove  di daerah padat penduduk

Karakteristik fisis mangrove, seperti kepadatan akar atas tanah, juga meningkatkan perikanan. Tiram tumbuh pada akar, dan akar sebagai perangkap sedimen sehingga menciptakan tanah lunak yang ideal untuk moluska dan krustasea menggali. Akar selanjutnya memberikan perlindungan terhadap predator/pemangsa. Dengan menyediakan makanan dan tempat tinggal mangrove sangat sempurna dan aman sebagai tempat pemijahan bagi banyak spesies.

Produktivitas ikan dari mangrove akan tertinggi di mana produktivitas mangrove tertinggi, di mana ada pasokan air tawar yang tinggi dari sungai dan curah hujan dan di mana mangrove dalam kondisi bagus.

Produktivitas ikan akan meningkat dengan adanya peningkatan total luas mangrove, terutama juga dengan panjang margin mangrove karena umumnya pinggiran mangrove merupakan daerah populasi ikannya dibesarkan.

Mangrove dengan kompleksitas fisis yang lebih besar baik dari segi pola saluran, kolam dan laguna, serta struktur akar yang merupakan daerah penting untuk tempat tinggal dan untuk pertumbuhan beberapa bivalves akan meningkatkan perikanan ke tingkat yang lebih besar.

Penangkapan ikan tertinggi berada dekat daerah populasi manusia yang tinggi dimana daerah tersebut ada nelayan dan pasar tempat menjual hasil tangkapannya. Tentu saja beberapa mangrove ini dekat dengan populasi juga cenderung berada di bawah ancaman yang lebih besar dibanding dengan  daerah yang jarang penduduknya – mangrove mungkin menurun, air tercemar, atau mungkin over-fishing dan karena kurang produktif.

Dimana mangrove tersebut dijamin melalui rezim pengelolaan yang tepat, dan di mana perikanan dikelola dengan baik cenderung memberikan nilai terbesar. Akibatnya, upaya konservasi dan restorasi di daerah yang dekat dengan populasi manusia kemungkinan akan memberikan pengembalian investasi terbesar.

Nilai mangrove terkait perikanan

Sekitar 210 juta orang tinggal di daerah elevasi rendah dalam jarak 10 km dari mangrove dan banyak manfaat mangrove ini terkait perikanan. Nilai-nilai ekonomi mangrove terkait perikanan bervariasi, mencerminkan berbagai perikanan yang berbeda, pasar ekonomi, dan tingkat pemanfaatan. Selain nilai-nilai ekonomi, mangrove terkait perikanan menyediakan lapangan kerja dan persediaan makanan bagi jutaan orang. Pada gilirannya ini dapat memberikan manfaat berlipat-lipat seperti stabilitas politik atau sosial.

Mangrove berperan pada perikanan spesies campur perairan pantai. Ini adalah sebagian besar perikanan berpenghasilan rendah yang dilakukan di mangrove dekat dengan pemukiman. Mereka termasuk dengan berbagai teknik menangkap ikan, tetapi banyak nelayan yang menangkap campuran finfish, moluska dan krustasea. Sebagian besar hasil tangkapan untuk konsumsi sendiri, tetapi beberapa dijual, biasanya di pasar lokal kecil. Nilai rerata perikanan campuran dari review tersebut adalah USD 106 / ha mangrove / tahun, tetapi variasinya tinggi.

Mangrove berpedan dalam perikanan moluska dan krustasea perairan pantai. Moluska dan krustasea tertentu ditangkap di mangrove menghasilkan nilai pasar cukup tinggi, dan meskipun masih dapat dipanen pada skala kecil dan lokal, dalam banyak kasus nelayan operasi perikanan ditargetkan dan menghasilkan pendapatan melalui penjualan pasar. Yang paling penting dari ini adalah sejumlah spesies kepiting, tiram dan moluska lainnya, dan beberapa panen udang remaja untuk penebaran tambak. Nilai ekonomisnya jarang dalam literatur, tetapi satu nilai yang ditemukan, untuk perikanan kepiting di Mikronesia, adalah USD 423 / ha mangrove / tahun. Bagaimana dengan Indonesia ?

Peranan mangrove dalam perikanan komersial lepas pantai. Perikanan ini dapat beroperasi beberapa kilometer dari mangrove, tetapi manfaat dari fungsi mangrove pemijahan habitat. Jarak ini menjadi tantangan untuk mengukur sejauh mana manfaatnya. Pentingnya mangrove yang paling didokumentasikan adalah perikanan udang lepas pantai, meskipun mungkin jarang untuk atribut tangkapan ke kawasan mangrove tertentu. Perikanan ini dapat menghasilkan keuntungan bernilai tinggi, tapi nilai ini terletak pada industrialisasi perikanan, dengan volume tinggi tangkapan untuk sejumlah kecil nelayan. Tim menemukan dua studi yang memberikan penilaian ekonomi, dengan nilai 24,3 dan 1394 USD / ha / tahun untuk perikanan di masing-masing Indonesia dan Meksiko.

Masyarakat sekitar yang masih membutuhkan keberadaan hutan mangrove di Balikpapan. Foto: Hendar
Masyarakat sekitar yang masih membutuhkan keberadaan hutan mangrove di Balikpapan. Foto: Hendar

Mangrove merupakan habitat penting bagi sejumlah spesies ikan yang digunakan sebagai hadiah permainan, dan lokasi di mana ada stok ikan sehat tersebut telah disukai menjadi fishing ground untuk perikanan yang dapat menjadi nilai tinggi dan berdampak minim. Perhitungan nilai perikanan ini menantang, tapi sebagian besar upaya telah memasukkan perkiraan arus keuangan kepada penerima manfaat terkait termasuk panduan akomodasi, transportasi, makanan dan memancing. Misalnya, Perikanan untuk bonefish, izin dan tarpon bernilai USD 56.500.000 ke Belize pada tahun 2007 dan USD 141.000.000 ke Bahama pada tahun 2008. Sebaiknya Indonesia mengembangkan untuk beberapa lokasi di wilayah perairan timur seperti wilayah CTI (coral triangle initiative).

Pemodelan penentuan mangrove terkait perikanan

Tinjauan kerja telah membantu untuk menginformasikan suatu pemahaman tentang proses yang menentukan nilai. Nilai mangrove terksit perikanan sangat bervariasi diantara lokasi yang berbeda. Untuk memahami variasi nilai ini, maka dibuat pembagian manfaat mangrove untuk perikanan menjadi tiga tahap yaitu potensi kapasitas biomassa ikan, kapasitas biomassa ikan aktual dan kapasitas biomassa ikan tangkapan.

Potensi kapasitas biomassa ikan merupakan biomassa yang akan ada di lokasi dalam kondisi sepenuhnya alami. Produktivitas dan ketersediaan ikan akan sangat terkait dengan wilayah mangrove. Pengaruh lebih lanjut berasal dari panjang margin mangrove karena terutama di pinggiran mangrove di mana populasi ikan yang meningkat. Kompleksitas fisis mangrove juga mungkin memainkan peran, baik dari segi pola saluran, kolam renang dan laguna, serta struktur akar yang merupakan daerah penting untuk tempat tinggal dan untuk pemijahan beberapa bivalve. Iklim, air tawar dan nutrisi juga mempengaruhi produktivitas primer di kawasan mangrove yang mempengaruhi produktivitas ikan.

Kapasitas biomassa ikan aktual. Sebagian besar stok ikan mangrove telah dipengaruhi oleh manusia, secara langsung melalui panen ikan, dan secara tidak langsung melalui perubahan lingkungan. Bahkan tingkat rendah tangkapan akan memiliki dampak pada kemampuan biomassa ikan tersisa, sementara penangkapan ikan berlebihan dapat sangat mengurangi produktivitas ikan dan hasil potensial. Kawasan mangrove di banyak tempat juga terganggu oleh polusi, sementara dampak terhadap mangrove dari panen dan pembersihan berdampak langsung produktivitas primer dan dengan demikian mempengaruhi produksi ikan.

Kapasitas biomassa ikan tangkapan. Jumlah ikan benar-benar tertangkap adalah tergantung permintaan, tetapi permintaan yang dapat dimengerti dan dimodelkan dalam kaitannya dengan ukuran populasi pesisir, pengaruh pasar, pengaruh ekonomi, tradisi budaya dan sebagainya. Biomassa ikan tangkapan merupakan salah satu inti nilai ukuran, tetapi juga merupakan komponen kunci dari nilai-nilai lain yang diukur dalam bentuk uang, pekerjaan, keamanan pangan dan metrik lainnya.

Rekomendasi untuk pengelolaan mangrove yang tepat

Nilai yang luar biasa mangrove untuk perikanan, baik secara sosial dan ekonomi, memberikan insentif yang kuat untuk mengamankan mangrove untuk jangka panjang melalui pengelolaan yang baik dari kedua mangrove dan mangrove terkait perikanan.

Mempertahankan kawasan mangrove merupakan cara yang paling hemat biaya untuk memastikan arus nilai dari waktu ke waktu. Penting bagi keberhasilan keduanya pembentukan kerangka peraturan yang jelas dan efektif, dan pembentukan dan pengakuan kepemilikan dan penggunaan hak, idealnya di tingkat lokal atau masyarakat. Kawasan lindung, yang didirikan untuk tujuan konservasi, sudah termasuk lebih dari 25 persen mangrove yang tersisa di dunia.

Namun, mekanisme lain – mulai dari peraturan nasional tentang izin mangrove, dengan kontrol jaminan keberlanjutan silvikultur mangrove – juga bisa efektif. Dalam semua kasus peraturan tersebut yang paling efektif ketika kepemilikan mangrove ditetapkan secara jelas dan di mana masyarakat sepenuhnya menyadari manfaat yang mereka peroleh dari mangrove yang berdekatan.

Dimana mangrove telah rusak atau hilang masih dapat dikembalikan, dimungkinkan kembalinya jasa ekosistem yang relatif cepat. Penting untuk suksesnya restorasi adalah memahami penyebab hilangnya untuk memastikan ini dapat dicegah di masa depan, dan memastikan bahwa masyarakat atau pemilik mangrove mendukung restorasi. Dimana kondisi ini dipenuhi, fokus utama dari restorasi harus memulihkan kondisi pertumbuhan – arus pasang surut, pasokan air tawar dan sedimen. Ini saja mungkin cukup untuk memungkinkan pemulihan mangrove secara alami, tetapi dalam beberapa kasus mangrove mungkin perlu ditanam untuk memulai atau mempercepat pemulihan.

Hutan mangrove di belakang SMA 8 Balikpapan. Indah, teduh, hijau dan nyaman. Foto: Aji Wihardandi
Hutan mangrove di belakang SMA 8 Balikpapan. Indah, teduh, hijau dan nyaman. Foto: Aji Wihardandi

Pengelolaan stok ikan adalah prinsip utama kepastian pasokan secara terus menerus dan dalam upaya untuk memaksimalkan hasil dan / atau keuntungan. Sebuah intervensi manajemen besar telah dikembangkan, di samping ilmu untuk menginformasikan manajemen tersebut.

Meskipun demikian, pemahaman tentang pengelolaan mangrove terkait perikanan masih terbatas. Kunci pengelolaan perikanan termasuk mengatur akses ke perikanan, melalui kepemilikan atau lisensi; mengatur metode penangkapan ikan, misalnya untuk mencegah borosnya by catch atau kerusakan dasar laut; kontrol ruang seperti penutupan daerah tertentu secara permanen atau musiman untuk memungkinkan kelangsungan hidup berkembang biaknya populasi atau daerah utama pemijahan.

Mekanisme pasar, seperti sertifikasi perikanan berkelanjutan dapat memberikan insentif penting dalam berbagai perikanan untuk mendorong dan menjamin pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Terakhir, karena budidaya merupakan pendorong utama konversi mangrove, sangat penting untuk secara bersamaan bekerja menuju budidaya yang lebih berkelanjutan sehingga fungsi peningkatan perikanan mangrove tidak berbahaya.

Pendidikan dan komunikasi adalah kunci dalam semua intervensi manajemen tersebut, untuk membangun dukungan publik dan politik. Banyak nelayan tidak menyadari peran kunci mangrove yang dapat bermain untuk mendukung perikanan, bahkan sampai lepas pantai jauh. Meningkatkan kesadaran hanya dapat menyebarkan fakta-fakta kunci, tetapi ide-ide baru, termasuk kuantifikasi nilai yang lebih akurat dan penjelasan pendorong utama yang mendasari dapat sangat meningkatkan keterbukaan dan antusiasme untuk perbaikan dalam pengelolaan mangrove.

Sumber : Hutchison, J; Spalding, M, and zu Ermgassen, P (2014). The Role of Mangroves in Fisheries Enhancement. The Nature Conservancy and Wetlands International. 54 pages

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,