, ,

Miliaran Orang Dapat Membuat Perubahan Besar itu Terjadi: Jane Goodall (bagian-2)

Jane Goodall yang bernama asli Dame Jane Morris Goodall adalah seorang ahli primata berkebangsaan Inggris, seorang biolog, antropolog, dan Duta PBB untuk perdamaian. Goodall terkenal karena studi selama 55 tahun tentang interaksi sosial kawanan simpanse liar di Taman Nasional Gombe Stream, Tanzania.

Dia adalah pendiri Jane Goodall Institute dan program Roots and Shoots, yang didedikasikan kepada peran generasi muda untuk bumi, dia pun telah bekerja secara luas pada isu-isu pelestarian satwa dan juga konservasi. Belum lama ini, Goodall menjadi anggota dewan penasehat Mongabay.

Berikut ini adalah lanjutan dari wawancara Mongabay.com dengan Dr. Jane Goodall. Wawancara pertama bisa disimak disini.

Lanjutan wawancara:

3) Kekuatan alam untuk bertahan. Pada awal 1990-an di lingkungan kecil sekitar 30 mil persegi  di Taman Nasional Gombe, yang dulu pernah menjadi bagian dari tutupan hutan yang lebat yang membentang di sepanjang pantai timur Danau Tanganyika, sekarang hanya menyisakan perbukitan yang gundul. Tanah di sana tak cukup untuk menghidupi begitu banyak orang. Sedangkan masyarakatnya sendiri teramat miskin untuk membeli makanan dari tempat lain.

Tanah yang dieksploitasi besar-besaran sebagai lahan pertanian telah kehilangan kesuburannya. Saat saya melihat ke bawah dari sebuah pesawat kecil, hati saya berkecamuk “Bagaimana mungkin kita bisa memberi perhatian begitu rupa pada simpanse gombe yang terkenal itu, padahal di saat yang sama penduduk lokal harus berjuang untuk sekedar bertahan hidup?”

Hal inilah yang menyebabkan kami mengembangkan program TACARE (TakeCare) untuk meningkatkan taraf kehidupan penduduk desa secara holistik. Aspek yang paling penting adalah bahwa kita meminta warga desa bagaimana cara terbaik bagi kami untuk bisa menolong mereka. Kami menyediakan kailnya, bukan ikan.

Sebuah komponen kuncinya adalah kredit mikro untuk masyarakat (sebagian besar perempuan) meniru sistemnya Grameen Bank, meminjamkan uang untuk kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan, dan menyediakan informasi tentang keluarga berencana. Kami mulai dengan 12 desa di perbatasan taman nasional. Usaha kamu cukup berhasil, dan kini kami mereplikasi program serupa di 52 desa. Tutupan hutan pun mulai melebat, hutan yang tersisa juga dilindungi oleh penduduk, dan para penduduk desa pun diajarkan untuk menggunakan Google Earth untuk memantau tutupan hutan  baik yang baru tumbuh kembali, maupun yang tersisa.

Saat ini mereka bahkan sepakat untuk menghibahkan sebagian tanah desa sebagai daerah penyangga di sekitar Taman Nasional Gombe yang kecil itu. Saat ini kelompok Simpanse pun bisa hidup dengan lebih lega karena luas hutan bertambah 3 kali lipat dibandingkan 10 tahun silam. Hal ini menginspirasi desa-desa lainnya untuk menyisihkan sebagian lahan untuk membentuk koridor yang akan menghubungkan simpanse gombe yang sebelumnya saling terisolasi satu sama lain. Satwa yang berada di ambang kepunahan akhirnya mendapatkan kesempatan lagi untuk lestari.

Di dalam buku saya, Hope for Animals and Their World saya memberikan beberapa contoh cerita inspiratif. Satu yang paling saya sukai adalah kisah spesies burung robin hitam (black robin) dari Selandia Baru yang pernah hanya tersisa tujuh ekor jantan dan satu betina saja. Si betina dan pasangannya menjadi amat terkenal. Saat ini terdapat 500 ekor robin hitam, yang secara genetik sama, dan kini tinggal di empat pulau yang berbeda.

4) Semangat manusia yang gigih, yakni orang-orang yang mengerjakan hal-hal  tertentu yang dianggap mustahil dengan semangat pantang menyerah. Salah satu contohnya adalah Don Merton, yang menyelamatkan black robin yang saya ceritakan di atas, meski pada awalnya ia selalu dicemooh dan dibilang membuang-buang waktu. Namun, dia tetap gigih, dan pada akhirnya black robin selamat dari kepunahan. Nelson Mandela yang mampu bertahan dalam 17 tahun kerja paksa yang menyiksa (dari masa dia di penjara selama 21 tahun penjara), mampu memberikan ampunan kepada mereka yang telah memenjarakannya dan lalu memimpin bangsanya keluar dari rezim jahat apartheid.

Transisi kekuasaan tersebut berlangsung tanpa pertumpahan darah, seperti kebanyakan orang sebelumnya bayangkan. Kalau kita mau melihat sekeliling kita, sebenarnya kita akan menemukan banyak orang seperti dua orang yang saya ceritakan di atas.

5) Dan alasan saya terbaru saya untuk terus berharap adalah kekuatan media sosial. Kekuatannya sangat signifikan. Misalnya, pawai perubahan iklim yang diadakan pada September tahun ini di New York, awalnya jumlah peserta diperkirakan sekitar 100.000 orang, tetapi banyak orang kemudian mengirimkan tweet dan retweet, juga posting di facebook, dan mengajak kawan-kawannya ikut serta dalam pawai.  Tak disangka, pesertanya membludak melebihi  400.000 orang. Bahkan masih banyak lagi yang datang bergabung, namun kemudian polisi menutup area pawai. Saya ada di sana!

 

Simpanse liar di habitatnya di Uganda. Foto: Rhett Butler

Mongabay.com: Anda berpendapat untuk waktu yang lama bahwa satwa adalah makhluk hidup yang memiliki kesadaran. Apa ada artinya dan apa implikasi etisnya?

Jane Goodall: Saya telah mempelajari simpanse untuk waktu yang lama. Anda tidak bisa menghabiskan waktu dengan simpanse dan tidak mengakui kepribadian yang berbeda diantara mereka. Anda dapat melihat respon ibu simpanse ketika mendapati bayinya mati dan anda berkata tidak ada kesedihan disana. Anda tidak dapat melihat anak-anak mereka bermain, tanpa merasakan sukacita mereka. Dan emosi kemarahan, frustrasi, kecemburuan, kesenangan, kesedihan dan sebagainya sama-sama jelas. Tapi saya memang telah belajar bahwa hewan memang memiliki kepribadian dan emosi jauh sebelum saya mempelajari simpanse.

Saya belajar dari mengamati anjing saya, Rusty. Anda tidak bisa menghabiskan waktu dengan binatang apapun seperti anjing, kucing, kuda, kelinci, babi tanpa pernah mengerti bahwa hal ini benar. Masalahnya hanyalah ilmu pengetahuan tidak menemukan cara untuk menganalisa hal-hal seperti itu.

Untuk waktu yang lama kita manusia terlanjur didefinisikan sebagai “mahluk pembuat perkakas”, hanya satu-satunya mahluk di bumi yang mampu memiliki kemampuan ini.  Saat saya mengamati David Greybeard (nama simpanse liar yang tidak takut kepada saya), saya melihat dia tidak hanya menggunakan batang rumput untuk memancing rayap keluar dari lubang mereka di bawah tanah, tetapi dia juga mampu mengupas daun dari ranting untuk membuat alat tersebut.

Suatu hari saya melihat seekor simpanse beristirahat dengan tenang, berbaring di bawah sinar matahari. Kemudian dia duduk, tampak tenang berpikir, berjalan ke seberkas rumput yang tinggi, dengan sangat hati-hati kemudian memilih tiga atau empat rumpunnya, kemudian berjalan ke lubang rayap yang berjarak sekitar 100 meter jauhnya. Jelas ini merupakan contoh dia memiliki perencanaan kedepan. Saya memiliki ratusan contoh-contoh serupa.

Saat kita menyadari bahwa hewan memiliki kesadaran, pikiran, dan diatas itu semua emosi, itu membuat saya berpikir tentang rasa sakit dan penderitaan (secara mental dan fisik). Saya berpikir pada jutaan hewan yang diburu, ditangkap, dibunuh, dijadikan hewan hiburan, dan sebagainya. Ini yang membuat saya memutuskan menjadi seorang vegetarian.

Mongabay.com:  Menurut anda, apa yang dapat menggagalkan usaha-usaha konservasi di dunia?

Jane Goodall: Upaya program konservasi yang tidak melibatkan orang-orang setempat yang tinggal di sekitar area konservasi tidak mungkin berhasil, setidaknya di negara berkembang di mana masih begitu banyak orang yang hidup dalam kemiskinan.

Mongabay.com: Melihat banyaknya prestasi dan penghargaan yang anda terima, apa yang paling Anda banggakan?

Jane Goodall: Membantu orang untuk memahami bahwa satwa bukanlah “benda” tapi makhluk hidup. individu yang berperasaan, memiliki pikiran dan emosi. Selain itu, saya bangga saat saya memulai program Roots and Shoots.

 

Jane Goodall ketika menanam pohon bersama-sama dengan para remaja yang bergabung dengan Roots and Shoot di Singapura. Foto: Chris Dickinson

 

Mongabay.com: Banyak orang yang sebenarnya ingin berbuat sesuatu untuk membantu pelestarian satwa liar, tetapi tidak tahu caranya selain menyumbangkan uang. Apa lagi yang bisa orang lakukan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies terancam di dunia?

Jane Goodall: Uang bisa menjadi bagian penting dari upaya pelestarian satwa, namun menyadarkan banyak orang akan pelestarian satwa juga penting, melalui media sosial, artikel, atau menulis buku. Hal lain yaitu mendidik generasi muda, termasuk berpartisipasi didalam pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah, bekerja sukarela untuk program-program lingkungan hidup, dan sebagainya.

Yang tak kalah pentingnya adalah menyadarkan kepada setiap orang bahwa mereka mampu untuk membuat perubahan setiap harinya. Jangan pernah lupa bahwa keberadaan tiap individu sangat penting, masing-masing memiliki peran untuk dimainkan dalam hidup ini. Apapun yang kita kerjakan, tiap hari, akan membawa perbedaan.

Pikirkan apapun konsekuensi dari hal kecil yang kita lakukan, yang kita beli, kita makan, kita kenakan, dan sebagainya. Dimana itu dibuat? Apakah proses pembuatannya menyebabkan kerusakan lingkungan (misalnya: kerusakan hutan, penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, dll), atau menyakiti manusia (misalnya: perbudakan anak, dll)?

Apakah pembuatannya menyebabkan ada satwa menderita? Misalnya, Angora Garments dari China, mereka menggunakan bulu kelinci dengan cara mencabutnya dari badan kelinci yang masih hidup, Foie Gras yang dibuat dengan cara memasukkan lemak secara paksa ke dalam tubuh angsa melalui tube metal yang dijejalkan ke dalam tenggorokannya, dan praktek-praktek kejam yang lain.

Bayangkan jika miliaran orang membuat keputusan yang benar terkait lingkungan hidup, maka perubahan besar akan terjadi.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,