,

Banjir Landa Sumut, Ribuan Rumah Tergenang

Hujan deras selama tiga hari terakhir di sejumlah wilayah di Sumatera Utara, menyebabkan sejumlah aliran sungai meluap. Dampaknya, setidaknya ada 12 kecamatan, mengalami banjir dan menggenangi ribuan rumah.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, menyebutkan, daerah yang terkena banjir, yakni Kelurahan Tanah Enam Ratus (Medan Marelan), Kelurahan Babar Hilir (Medan Deli), Kelurahan Martubung (Medan Labuhan), Gang Merdeka (Medan Deli), dan Medan Sunggal.

Sungai Deli meluap menyebabkan sekitar 300 lebih keluarga mengungsi, dan Minggu siang (21/12/14). Air mulai surut dan mereka kembali ke rumah. Air sempat setinggi dada orang dewasa.

Banjir juga menggenangi ratusan rumah di Deli Serdang. Ratusan rumah di Desa Sampali, Desa Sentis (Kecamatan Percur Sei Tuan), Desa Pematang Johor, dan Labuhan Deli digenangi banjir. Di Kabupaten Langkat, banjir karena Sungai Wampu meluap hingga menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Tanjung Pura dan Stabat.

Di Labuhan Batu Selatan, banjir juga menggenangi ratusan rumah di sepanjang aliran Sungai Barumun. Ratusan rumah di Kota Pinang, dua hari terakhir tergenang air bercampur lumpur. Warga sudah membuka dapur umum dan memasang tenda pengungsi.

Di Binjai, banjir menggenangi ratusan rumah di Binjai Kota dan Binjai Selatan. Drainase kota kurang baik, ditambah pembuangan sampah ke sungai kerap dilakukan warga.

Muhammad Idaham, Walikota Binjai, memerintahkan seluruh muspida siaga penuh, dan menjaga wilayah masing-masing. Antisipasi banjir dilakukan dengan membuka pos-pos bantuan darurat bencana.

Dzulmi Eldin, Walikota Medan memberikan bantuan logistik dan selimut hangat  pada warga. Dia memerintahkan Dinas Bina Marga Medan segera mengatasi banjir. Drainase, katanya, tidak mampu menampung debit air hujan. Kawasan pemukiman warga juga di kelilingi tembok. Jadi, begitu hujan turun, air tidak bisa mengalir hingga menggenangi rumah.

“Segala kebutuhan warga ditanggung Pemko, melalui BPBD Medan. Saya sudah perintahkan semua muspida siaga banjir, mengingat kondisi cuaca tidak stabil, terus hujan sejak Sabtu hingga Minggu siang.”

Tengku Mahrina, petugas Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Belawan, mengatakan, dari pantauan Citra Satelit, terlihat ada tekanan rendah 1008 HPA di Samudera Pasifik Barat Daya Lampung. Angin di Perairan Indonesia di utara khatulistiwa, bertiup dari Utara sampai Timur. Di Selatan khatulistiwa, bertiup dari arah Barat sampai Utara dengan kecepatan angin berkisar antara tiga sampai 25 Knot.

Kondisi ini, katanya, memberi peluang pertumbuhan awan dan hujan disertai badai guntur. Ini dapat terjadi di Selat Malaka bagian Utara, perairan Lhokseumawe dan Selat Malaka bagian Tengah.

Gelombang laut dengan tinggi 2-3 meter berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Samudera Hindia Utara Aceh, dan Barat Daya Nias. Kecuali Selat Malaka bagian Utara dan Tengah, gelombang bisa sampai 3.5 meter.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, Januari, adalah puncak kejadian. Lebih 90%, katanya, di Indonesia, adalah bencana hidrometeorologi yaitu banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, cuaca ekstrim, serta kebakaran hutan dan lahan.

Bencana ini, berkorelasi positif dengan pola curah hujan. Sebagian besar wilayah Indonesia, puncak hujan terjadi pada Januari. Selama Desember hingga Maret, hujan tinggi hingga pada bulan ini banyak banjir, longsor dan puting beliung.

“Di Indonesia, rata-rata kejadian bencana 1.295 per tahun. Tiga daerah paling banyak bencana, adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.”

Dia mengatakan, bencana hidrometeorologi tidak terjadi tiba-tiba, tetapi akumulasi dan interaksi dari berbagai faktor, seperti sosial, ekonomi, degradasi lingkungan, urbanisasi, kemiskinan, tata ruang, dan lain-lain.

Kini, banjir juga menggenangi Dayeuhkolot, Baleendah, dan lain-lain di Bandung Selatan. Banjir serupa terjadi sejak tahun 1931, karena wilayah ini adalah Cekungan Bandung yang seperti mangkok di DAS Citarum. Banjir serupa pada 19 Februari 2014.  Banjir juga melanda Bojonegoro, Tuban, Gresik, Cilacap.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,