PT Semen Padang Lakukan Indentifikasi Kerusakan Rumah Warga Akibat Debu Semen

Walau sempat tertunda beberapa bulan, akhirnya PT. Semen Padang dan masyarakat komplek perumahan Home Owner (HO) di RW V, VI dan VII Ranah Cubadak, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat sepakat untuk melakukan inventarisasi dan identifikasi terhadap kerusakan dan perbaikan atap rumah masyarakat akibat debu pabrik semen.

Kesepakatan tersebut sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat tentang debu semen pabrik PT. Semen Padang yang diduga mencemari lingkungan sehingga telah mengakibatkan terjadinya kerusakan atap rumah warga di kompleks perumaha HO.

Sesuai nota kesepakatan antara PT. Semen Padang dan masyarakat yang difasilitasi oleh KLH beberapa waktu yang lalu, dibentuklah tim independen untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan, dimana PT Semen Padang akan memperbaiki dan mengganti kerusakan yang diakibatkan aktivitas pabriknya.

Tim ini terdiri dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Padang, Bapedalda Propinsi Sumatera Barat, WALHI Sumatera Barat, Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Andalas, Perwakilan Masyarakat, Biro K3LH, Biro PU, Biro Hukum dan Biro CSR dari PT. Semen Padang.

Untuk tahap pertama, Tim melakukan inventarisasi dan identifikasi kerusakan rumah warga terbatas dilingkup RT V RW VII dan untuk sepuluh rumah yang terkena dampak. Rumah-rumah ini akan menjadi sampling pengambilan data, sehingga jenis-jenis kerusakan yang ditemukan dapat dituangkan dalam bentuk Form Survey yang akan digunakan oleh tim di hari-hari berikutnya.

Tim inventarisasi dan identifikasi mendengarkan penjelasan masyarakat tentang kerusakan rumah akibat dampak debu semen dari pabrik PT Semen Indonesia Foto: Riko Coubut

Tim inventarisasi dan identifikasi mendengarkan penjelasan masyarakat tentang kerusakan rumah akibat dampak debu semen dari pabrik PT Semen Indonesia Foto: Riko Coubut

Kegiatan ini akan dilangsungkan setiap hari Rabu dan Kamis di setiap minggunya dengan target sebanyak 25 rumah per-hari. Sebagaimana yang telah disepakati bersama, bahwa kegiatan ini dilakukan terfokus untuk rumah warga sebanyak 659 rumah di RW V, VI dan VII sebagaimana yang telah diserahkan oleh masyarakat kepada pihak perusahaan. Untuk rumah lainnya yang juga terkena dampak, maka akan dilakukan kegiatan yang sama setelah dilakukan pendataan dan perbaikan terhadap rumah-rumah ini.

Camat Lubuk Kilangan, Syafwan yang turut dalam pendataan, berharap masyarakat dan PT. Semen Padang dapat bekerjasama menyelesaikan masalah yang menjadi keluhan warga. Dia juga meminta agar perusahaan selalu menjaga dan memelihara lingkungan yang berada disekitar perusahaan. Pihaknya akan turut serta dalam mengawasi proses inventarisasi dan identifikasi kerusakan serta perbaikan rumah warga yang sedang dilakukan. Jika masih ditemukan permasalahan dikemudian hari, pihaknya siap memfasilitasi pertemuan antara warga dan perusahaan untuk mencarikan solusi dari permasalahan tersebut.

Sesuai kesepakatan, PT. Semen Padang bersedia melakukan penggantian dan perbaikan atas kerusakan rumah warga yang terkena dampak debu pabrik.

“Kami telah melakukan inventarisasi dan identifikasi kerusakan rumah masyarakat secara teknis dan hanya fokus terhadap kerusakan yang ditimbulkan, temuan-temuan lapangan itu akan menjadi telaahan bagi kami dalam merancang anggaran untuk perbaikan nantinya,” ujar Refrizon, selaku kepala Biro PU PT. Semen padang.

Ia menambahkan bahwa terhadap permasalahan kuda-kuda rumah sebagaimana juga menjadi keluhan masyarakat, dari temuan Tim umumnya kuda-kuda rumah tersebut masih dalam kondisi baik dan layak pakai. Sementara kerusakan yang banyak ditemukan adalah kerusakan pada atap dan mengalami kebocoran, rusaknya plafon rumah, dan kerusakan pada dinding rumah akibat rembesan air hujan.

Kesehatan Warga Mengkhawatirkan

Selain berdampak pada kerusakan pada perumahan masyarakat, debu semen tersebut juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Dari sepuluh rumah yang didatangi oleh Tim, umumnya pemilik rumah mengeluhkan mengenai kesehatan.

Dalam keterangan masyarakat, debu semen telah menyebabkan kesehatan mereka terganggu dan mengakibatkan mereka terserang penyakit seperti; sesak nafas atau asma, mengalami batuk-batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, mata merah dan perih dan hidung berair beserta influenza. Gangguan kesehatan itu juga terjadi pada anak-anak, orang dewasa dan orang lanjut usia, umumnya bagi masyarakat yang tinggal di komplek tersebut.

Seperti yang dialami Zanibar (57), salah seorang warga komplek HO, mengaku telah lama menderita batuk dan sesak nafas. Diduga hal itu diakibatkan oleh debu semen yang setiap hari dihirupnya. Dia menyadari bahwa letak rumahnya tidak terlalu jauh dengan lokasi pabrik dan tempat penumpukan batubara (stockpile).

Intensitas debu sangat tinggi dirasakannya terutama pada saat musim panas, debu-debu pabrik berterbangan hingga masuk kedalam rumah melalui ventilasi. Jika hujan turun debu pabrik dilingkungan komplek perumahan HO Ranah cubadak dapat hilang, disiram oleh air hujan.

“Saya harus mengkonsumsi obat selama enam bulan tidak henti-henti untuk mengobatinya sakit sesak nafas yang saya derita, dan setiap satu bulan sekali berobat ke rumah sakit khusus paru yang ada di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman,” kata Zanibar yang telah 30 tahun hidup di kompleks perumahan HO.

Atap rumah masyarakat yang dipenuhi oleh debu semen yang muncul akibat aktifitas pabrik PT. Semen Padang. Foto: Riko Coubut
Atap rumah masyarakat yang dipenuhi oleh debu semen yang muncul akibat aktifitas pabrik PT. Semen Padang. Foto: Riko Coubut

Dia juga memperlihatkan kondisi atap rumahnya yang bocor, plafon rumahnya yang rusak serta atap dapur rumahnya yang sudah tidak layak pakai.  Di usianya yang sudah tua, ia pasrah dengan kondisi rumahnya, serta berharap PT Semen Padang bisa memperbaiki rumahnya, karena suaminya hanya berprofesi sebagai pedagang sate keliling dan tidak memiliki cukup uang untuk melakukan perbaikan atap rumah mereka.

Perbaikan Fisik dan Non Fisik

Desriko Malayu Putra, Deputi Direktur WALHI Sumbar yang terlibat dalam kegiatan inventarisasi dan identifikasi kerusakan rumah masyarakat tersebut berharap pihak perusahaan jangan gegabah dalam memberikan penjelasan mengenai waktu perbaikan rumah-rumah yang rusak tersebut. Agar tidak memunculkan persolan baru ditengah-tengah masyarakat.

“Turunnya Tim ke lokasi hanya sebatas mengumpulkan data dan temuan lapangan atas keluhan-keluhan yang dirasakan oleh warga. Setelah itu selesai Tim akan segera melaporkan hasil temuan tersebut kepada kedua belah pihak agar ditindaklanjuti,” jelasnya.

Walau pun kegiatan ini hanya terfokus kepada perbaikan fisik atau perbaikan rumah, ia berharap pihak perusahaan juga mempertimbangkan keluhan masyarakat mengenai penyakit-penyakit yang mereka derita. Untuk itu harus dilakukan upaya pemulihan kesehatan masyarakat dikawasan komplek perumahan HO Ranah Cubadak dan masyarakat sekitar lokasi itu, tambahnya.

Sementara itu, Hari Utama, selaku Kepala Departemen Jaminan kualitas dan Inovasi sekaligus ketua Tim Penyelesaian Dampak Debu dari PT. Semen Padang, mengaku merasa lega dengan terlaksananya proses identifikasi dan verifikasi kerusakan rumah warga akibat dampak debu ini.

Alhamdulillah, kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan lancar, sehingga keluhan masyarakat selama ini akan akan segera teratasi. Jika data dilapangan secara keseluruhan sudah diterima, pihak perusahaan akan segera membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk perbaikan rumah-rumah warga tersebut,” katanya.

Pihaknya telah melaporkan kegiatan inventarisasi dan identifikasi kerusakan rumah warga hari ini kepada Direktur Utama dan Direktur Produksi PT. Semen Padang, agar rencana perbaikan rumah tersebut dapat terealisasi dengan segera.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,