,

Inilah Daftar Penemuan Spesies Penting di Tahun 2014 (bagian-2)

Bagian sebelumnya artikel ini dapat dilihat pada tautan ini

Para ahli biologi mendeskripsikan lebih dari 15.000 spesies baru setiap tahun.  Beberapa spesies baru yang ditemukan benar-benar merupakan penemuan yang mengejutkan, bahkan kadang-kadang mewakili genus baru.  Sebaliknya, sebagian spesies diidentifikasi setelah melalui analisis genetik yang membedakan mereka dari spesies lain yang berhubungan erat dengannya.

Beberapa temuan spesies baru yang lain, -terutama burung dan mamalia,- sudah lama diketahui oleh masyarakat setempat, namun belum dideskripsikan secara resmi oleh para ilmuwan. Di bawah ini adalah beberapa spesies baru yang penting sepanjang tahun 2014. Termasuk yang spesies yang pertama kali secara resmi dijelaskan dalam satu tahun terakhir.

Spesies tawon betina dewasa“tawon rumah-tulang”. Foto: Staab et al.

Tawon Horor” Membangun Rumah Dari Tumpukan Mayat Semut (penulis: Hance)

Jika semut bisa membuat film horror,  mungkin filmnya akan seperti ini: tumpukan mayat-mayat semut yang ditempatkan dalam sebuah sarang.  Inilah tawon yang membuat sarangnya dari ‘mayat-mayat’ semut; dan para ilmuwan menjulukinya tawon “rumah-tulang” (Deuteragenia ossarium) yang dipublikasikan dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Juli dalam jurnal PLoS ONE.

Berikut cara kerjanya: tawon ini membangun sarang besar dari sisa-sisa tanaman, tanah, dan resin. Setiap sarang berisi beberapa ruangan kecil di mana sang tawon induk bertelur. Setelah sarang dibangun dan telur diletakkan, dia meninggalkan mereka, sehingga mereka rentan terhadap predator dan parasit, seperti tawon parasit.

Foto close-up dari ruangan untuk semut mati. Setelah membunuh semut, tawon kemudian menempelkannya di dalam sarang. Foto: Staab et al.

Namun, tawon rumah-tulang dari Tiongkok Tenggara ini telah melakukan sesuatu yang sama sekali baru, yang digambarkan oleh penulis sebagai “perilaku bersarang yang mengejutkan yang sebelumnya tidak dikenal di kerajaan hewan manapun”.

Tawon ini membangun lapisan luar sarangnya dengan tumpukan semut mati, dengan cara menempelkannya satu persatu.  Namun tawon tersebut tidak melakukan hal tersebut sebagai bentuk dendam, melainkan murni untuk menjaga sarangnya dengan lebih baik.

Spesies tikus gajah (sengi) yang baru ditemukan yang memiliki telinga bundar di dataran Etendeka, Namibia. Foto: Jack Dumbacher/California Academy of Sciences.

Tikus Gajah Kecil Namibia (penulis: Hance)

Pada bulan Juni 2014, para, ilmuwan mengumumkan penemuan terbaru, sengi bertelinga bundar (Macroscelides micus). Dijelaskan dalam Journal of Mammology, hewan ini ditemukan di Etendeka, wilayah barat laut Namibia. Hal ini membedakannya dari sengi yang lain adalah dari segi ukuran: spesies baru ini adalah Sengi terkecil yang sebelumnya belum terdokumentasikan.

Panjangnya hanya 19 cm, beratnya hanya 28 gram. Selain itu, spesies ini juga berbeda pada bagian ekornya yang tak berbulu, kulitnya berwana merah muda, dan bulu yang berwarna menyatu dengan warna tanah di dataran tinggi Etendeka. “Cukup luar biasa bahwa Macroscelides micus bisa lolos dari deteksi para ilmuwan selama lebih dari 100 tahun sejak spesies sengi pertama dideskripsikan.

Satwa ini ditemukan di area kecil yang gersang dan terpencil yang sulit diakses dan baru dieksplorasi ahli biologi mamalia baru-baru ini,” jelas penulis jurnal tersebut.

Cyrtodactylus vilaphongi, spesies reptil ke-10.000 dunia yang teridentifikasi. Foto: Truong Nguyen.

Spesies Reptil Kesepuluhribu di Dunia (penulis: Hance)

Pada bulan Juli 2014, Cyrtodactylus vilaphongi, tokek dari hutan yang ada di Laos, menjadi spesies reptil  kesepuluhribu yang masuk kedalam data Reptile Database, sebuah katalog online yang mencatat semua reptil yang ada di dunia.

Spesimen pertama Waiomys mamasae yang pernah dilihat oleh para ilmuwan. Foto oleh Kevin C. Rowe.

Tikus Air Karnivora Asal Sulawesi (penulis: Erickson-Davis)

Para peneliti telah menemukan tikus air karnivora baru di pulau Sulawesi yang sangat unik. Spesies ini masuk dalam genus yang sama sekali baru. Mereka percaya banyak spesies hewan pengerat lainnya menunggu untuk ditemukan di kawasan yang relatif tidak begitu terganggu di Indonesia, seperti wilayah wallacea, namun pertambangan dan pembangunan di area tersebut dapat mengancam habitat penting mereka sebelum sempat dipelajari oleh para ilmuwan untuk spesies-spesies lainnya yang belum ditemukan.

Dinamakan Waiomys mamasae dan dideskripsikan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Zootaxa, spesies ini ditangkap dengan tangan di sebuah sungai kecil di pedalaman pegunungan Sulawesi Barat. Para ilmuwan diberitahu mengenai keberadaan spesies ini oleh warga lokal yang menggunakannya sebagai jimat untuk melindungi rumah mereka dari kebakaran.

Spesies baru: kukri kamboja (Lycodon zoosvictoriae). Foto: Neang Thy/FFI.

Ular Serigala Asal Kamboja yang Diberi Nama Kebun binatang di Australia (penulis: Butler)

Spesies baru ular serigala ditemukan di hutan pegunungan Cardamom di Kamboja Tenggara. Spesies ini dideskripsikan di dalam jurnal Zootaxa. Spesies ini kemudian dinamai Lycodon zoosvictoriae, diambil dari nama salah satu kebun binatang di Australia, yakni Kebun Binatang Victoria.

Spesies ini adalah spesies samar yang dianggap arboreal sekaligus terestrial. Seperti ular serigala lainnya, spesies ini dikenali dari gigi yang panjang dan besar di bagian depan mulut mereka.  Panjang ular ini hanya 40 cm dan kemungkinan memburu kadal kecil dan katak sebagai makanan mereka.

Kadal berwarna Alopoglossus viridiveps sepanjang 2 inchi. Foto: Torres-Carvajal.

Reptil Wajah Jamrud Ekuador 

Pada bulan Mei 2014, peneliti mendeskripsikan spesies kadal warna-warni di hutan dataran tinggi di barat laut Ekuador. Spesies kadal berwarna ini kemudian diberi nama Alopoglossus viridiceps.  Seperti kadal berwarna lain, Alopoglossus viridiceps hidup di bawah serasah daun di hutan dataran tinggi Ekuador, yang telah berkurang secara drastis dalam beberapa dekade terakhir.  Saat ini, ada tujuh spesies Alopoglossus yang sudah diketahui, enam di antaranya ditemukan di Ekuador.

Micrixalus nelliyampathi. Katak “menari” oleh ilmuwan dipercaya karena tinggal di dekat sungai yang berair deras, sehingga suaranya tidak cukup kuat untuk menarik perhatian betinanya. Foto: Biju Das

Empatbelas Spesies Baru ‘Katak Menari ‘ Dari India (penulis: Erickson-Davis)

Para ilmuwan telah menemukan 14 spesies baru katak di hutan tropis pegunungan The Western Ghats, India, yang semuanya telah dideskripsikan dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Science Ceylon. Spesies-spesies baru tersebut berasal dari genus tunggal, dan secara kolektif disebut sebagai “katak menari” karena perilaku jantannya yang tidak biasa saat mendekati betina.

The Western Ghats (WG) adalah jalur pegunungan yang membentang paralel di pantai barat bagian selatan daratan India. Terkenal sebagai salah satu hotspot keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, hutan yang subur di WG adalah rumah bagi sejumlah spesies, termasuk 139 jenis mamalia dan 508 spesies burung, banyak yang endemik dan kini terancam oleh desakan manusia.

Micrixalus sali. Foto: Biju Das
Micrixalus sairandhri. Foto: Biju Das
Seekor katak Micrixalus kottigeharensis yang sedang “menari”. Foto: Biju Das

Dalam 15 tahun terakhir saja, para ilmuwan telah menemukan 75 spesies amfibi baru di WG. Daerah ini sangat kondusif untuk pembentukan spesies amfibi baru karena secara umum iklimnya hangat dan lembab serta terisolasir dari area jenis amfibi yang lain. Empatbelas spesies katak baru yang dideskripsikan baru ini dikumpulkan atas kerja keras selama 12 tahun Dr. Biju Das dari Universitas Delhi bersama peneliti lain dari berbagai lembaga di India.

Katak-katak tersebut semua berasal dari genus Micrixalus, kelompok yang menyimpang dari genera katak lain sekitar 85 juta tahun yang lalu, dan diketahui hanya ada di WG. Katak-katak mendapatkan warna-warni monikernya saat si jantan menggerak-gerakkan kaki untuk menarik perhatian betinanya. Sementara sebagian besar katak jantan hanya mengeluarkan suara paraunya untuk menarik perhatian betina, katak ini melakukan gerakan seperti tarian dengan memutar badan, merentangkan kaki dan bahkan melambai. Para ahli percaya bahwa mereka melakukannya karena mereka tinggal di dekat sungai mengalir yang berisik, sehingga bersuara saja tidak cukup untuk menarik perhatian betina.

Ampulex Dementor betina. Foto: Ohl et al.

Tawon “Harry Potter” (penulis: Dasgupta)

Bagi anda penggemar Harry Potter,  mungkin anda masih ingat makhluk mengerikan yang disebut Dementor. Mereka adalah para pengawal penjara Azkaban yang berkerudung gelap, yang kerjanya mengisap jiwa dari korban-korban mereka, dan membiarkan para korban mereka tetap hidup namun tanpa tujuan, seperti zombie.

Makhluk-makhluk fiksi tersebut kini digunakan untuk menamai spesies baru tawon kecoa, serangga yang mengubah kecoa menjadi zombie, seperti Dementor! Karena inilah satwa baru yang ditemukan di Taman Nasional Khao Kho di Thailand, yang awalnya belum mempunyai nama ini ini kemudian diberi nama Ampulex Dementor oleh Natural History Museum Berlin, Jerman. Michael Sharkey, seorang entomologi di University of Kentucky, yang timnya mengumpulkan spesimen untuk museum tawon tersebut mengatakan “Penamaan ini sangat menarik. Ini mengingatkan kita bahwa apa yang dianggap sebagai fantasi di dunia manusia, ternyata adalah realitas dalam dunia serangga.”

Kura-kura penggertak. Foto: Garry Tucker/USFWS.

Kura-Kura Penggertak Asal Amerika (penulis : Hance)

Inilah salah satu kura-kura buas, Macrochelys atau Alligator Snapping Turtle (AST), satu dari beberapa spesies kura-kura penggertak yang ditemukan di dunia. Penelitian terbaru menemukan bahwa reptil Amerika ini, dideskripsikan sebagai spesies tunggal sejak 1853, dan ternyata kini diketahui bahwa ada tiga spesies yang berbeda, yang dipisahkan oleh proses evolusi selama jutaan tahun.

Menggunakan sampel genetik, para ilmuwan menyimpulkan bahwa sistem sungai yang berbeda menjadi rumah bagi spesies kura-kura penggertak yang berbeda pula. Mereka menamai dua spesies baru di samping kura-kura penggertak biasa (Macrochelys temminckii):  kura-kura penggertak suwanne (Macrochelys suwanniensis), yang hanya ditemukan di Sungai Suwanne di Florida dan Georgia, dan kura-kura penggertak apalachicola (Macrochelys apalachicolae) yang menghuni Sungai Apalachicola dan daerah aliran sungai di Florida, Georgia dan Alabama.

Katak pohon berduri (Gracixalus lumarius). Foto: Jodi Rowley/Australian Museum Research Institute.

Katak Pohon Berduri Asal Vietnam (penulis: Moll-Rocek)

Spesies baru ini dideskripsikan di dalam Zootaxa. Makluk 4 cm ini mempunyai perut berwarna merah muda yang cerah, dan mata yang seolah memakai kacamata emas yang menyilaukan. Katak jantan memiliki punggung yang  kasar seperti hamparan duri. Duri-duri ini semakin terlihat selama musim kawin dan diperkirakan untuk membantu sang betina mengidentifikasi kecocokan seksual dengan calon pasangannya.

Katak ini telah beradaptasi dengan sempurna di lereng curam di pegunungan tinggi di Vietnam, dan meletakkan telurnya dalam cekungan-cekungan yang terisi air di pohon-pohon.

Kepala spesies baru: Ichthyophis yang berwarna-warni. Foto: Harry Taylor (The Natural History Museum, London) dari Wilkinson et al.

Amfibi Caecilian Asal Myanmar (penulis: Butler)

Para ilmuwan telah menemukan spesies baru amfibi tanpa kaki, yang dikenal sebagai caecilian di Myanmar bagian selatan. Ichthyophis warna-warni ini (Ichthyophis multicolor) dideskripsikan di makalah yang diterbitkan baru-baru ini di dalam Zootaxa. Caecilian paling terkenal di dunia adalah ular penis (Atretochoana eiselti) yang ditemukan kembali di Brazil pada tahun 2011.

Caecilian adalah amfibi yanganeh yang menyerupai ular dan cacing tanah, bahkan bantalan cincin pada tubuh mereka benar-benar mirip cacing. Banyak caecilian menghabiskan hidup mereka di bawah tanah, membuatnya sedikit dipelajari oleh para peneliti, namun mereka sangat beragam: lebih dari 10 keluarga yang terpisah telah diidentifikasi di seluruh daerah tropis.

Hiu ini menggunakan moncong bergeriginya untuk menyetrum mangsanya, mendeteksi sinyal-sinyal listrik dan untuk pertahanan.

Hiu Gergaji Spesies Baru Asal Samudra Filipina (penulis: Samoray)

Spesies hiu baru ini mempunyai moncong panjang dengan gigi menonjol dari kedua sisi kiri dan kanan, juga sepasang sungut seperi sungut lele yang menggantung dari dagunya, juga  insang di kedua sisi tubuhnya. Hal-hal di atas adalah karakteristik dari kelompok hiu aneh yang dikenal sebagai hiu gergaji (keluarga Pristiophoriforidae).

Hingga tahun lalu, ilmuwan baru baru mendeskripsikan tujuh spesies hiu gergaji, namun setelah pemeriksaan spesimen hiu yang tertangkap di Pasifik Barat Laut, peneliti menemukan bahwa jumlah spesies hiu bertambah menjadi delapan. Saat ini, spesies hiu gergaji baru ini (Pristiophorus Lanae) hanya diketahui menghuni perairan di dekat Kepulauan Filipina. Spesimen hiu gergaji ini memiliki beberapa fitur morfologi yang khas yang memisahkan mereka dari spesies lain yang sudah dikenal.

Sebuah spesimen baru belalang sembah bernama dinamai seusai nama mantan Wakil Presiden AS Al Gore, Liturgusa algorei- karena aktivitasnya di bidang advokasi perubahan iklim. Foto: Svenson et al.

Temuan 19 spesies baru Belalang Sembah (penulis: Hance)

Belalang sembah (congcorang) adalah predator puncak dengan cengkeraman lengan depan yang ganas dan kuat; kaki berduri; dan rahang mekanis. Namun, hanya sedikit spesies belalang sembah yang dipelajari oleh para ilmuwan. Belum lama ini, para peneliti berhasil mengindentifikasi 19 spesies baru belalang sembah dari hutan tropis di Amerika Tengah dan Selatan.

Spesies baru ditemukan dan dideskripsikan oleh Gavin Svenson bersama Cleveland Museum of Natural History. Tidak seperti banyak spesies belalang lain, belalang sembah liturgusa ini tidak mempraktekkan kanibalisme. Svenson menamakan salah satu belalang tersebut dengan nama yang diambil dari nama Wakil Presiden Al Gore – Liturgusa algorei – untuk memberi apresiasi kepada Gore atas aktivis advokasi di bidang perubahan iklimnya.

Katak pohon ini difoto di Los Amigos Biological Field Station di tenggara Peru, pada awalnya dianggap katak pohon Ghunter, atau Hypsiboas fasciatus. KIni, para ilmuwan perlu meninjau kembali penampakan spesies seperti ini untuk mengidentifikasi yang mana dari sebelas spesies baru yang ditemukan. Foto: Patrick Campbell.

Katak Pohon Dari Amazon (penulis: Watsa)

Baru-baru ini, Marcel Caminar dan Ron Santiago, dari Museum Zoologi Universitas Katolik Ekuador menggunakan kombinasi genetika, morfologi, dan akustik untuk memeriksa spesies katak pohon (keluarga Hylidae) yang selama ini dikenal ilmu pengetahuan.

Dalam laporannya di jurnal ZooKeys, mereka menyelidiki berbagai kompleksitas spesies yang sebelumnya berisi dua spesies yang terkait erat satu sama lain: katak pohon narapidana (Hypsiboas calcaratus) dan katak pohon ghunter (Hypsiboas fasciatus). Penelitian mereka menunjukkan bahwa kesamaan morfologi, atau fisik, dalam setiap individu di spesies telah menutupi perbedaan genetik antara beberapa sub-kelompok yang sebenarnya bisa dianggap spesies penuh yang baru.

Secara total, Caminar dan Santiago mengungkap 11 spesies baru yang potensioal dalam genus Hypsiboas.

Kadal Potamites erythrocularis jantan. Foto: Alessandro Catenazzi.

Kadal Mata Merah Oranye Asal Hutan Dataran Tinggi Peru (penulis: Butler)

Sebuah spesies ‘baru’ kadal telah dideskripsikan dari hutan berawan di Taman Nasional Manu, Peru. Potamites erythrocularis, kadal air yang hidup di sungai dingin pada ketinggian 900-2000 meter, ditemukan selama studi herpetologis di lembah Kosñipata oleh Alessandro Catenazzi dan German Chavez. Kadal ini berbeda dari Potamites lain dari pola skalanya. Kadal ini dibedakan oleh warna merah-oranye yang hampir mengelilingi matanya.

Tokek jantan terbaru dari genus Cnemaspis di Sri Lanka. Foto: Vidanapathirana.

Tokek Misterius Asal Sri Lanka (penulis : Watsa)

Para ilmuwan telah mengidentifikasi spesies baru “tokek siang hari” yang merupakan spesies yang terbesar di genusnya (Cnemaspis) yang ditemukan di Sri Lanka. Sampai saat ini, baru 1700 hektar area habitatnya yang telah diamati di dalam Cagar Alam Rammalakanda,Sri Lanka Selatan.

Hal ini lalu memunculkan pertanyaan tentang kelangsungan hidup spesies ini dan prospek jangka panjang nya. Tokek dari genus misterius Cnemaspis, pada tahun 2003 hanya diwakili empat spesies saja dari Sri Lanka. Sejak itu, para ilmuwan telah menemukan 18 spesies lagi di negara tersebut, tetapi ukurannya tidak sebesar penemuan terbaru ini.

Dikenal secara lokal sebagai “tokek siang hari Rammale” (Pahalpalli Rammale dalam Bahasa Tamil, dan Rammale diva huna dalam Bahasa Sinhala), tokek baru ini berukuran hanya sekitar 53 milimeter, cukup kecil untuk seekor reptil, namun cukup besar untuk ukuran tokek lainnya di daerah tersebut.

Para peneliti telah mendeskripsikan spesies paus berparuh baru. Keluarga paus berparuh adalah salah satu mamalia paling tidak terkenal di dunia. Foto ini menunjukkan paus berparuh blainville (Mesoplodon densirostris). Foto: NOAA.

Spesies Paus Baru: Paus Berparuh Tajam (penulis: Hance)

Jenis-jenis paus berparuh merupakan spesies yang sangat sulit dipahami dan langka, dan amat sedikit dikenal oleh oleh para ilmuwan dan masyarakat -meskipun beberapa spesies tersebut berukuran tiga kali ukuran gajah.  Paus ini adalah satwa penyelam ekstrim,  menukik 1.800 meter ke dalam lautan selama lebih dari satu jam.

Sedikitya 20 spesies telah dikenali oleh para peneliti, dan kini para ilmuwan telah menemukan spesies ikan paus berparuh baru: paus berparuh tajam (Mesoplodon hotaula). “Paus berparuh jarang terlihat di laut karena kebiasaan yang sulit dipahami, kapasitas menyelam dalam waktu panjang dan yang jelas populasi yang rendah untuk beberapa spesies,” jelas penulis utama studi tersebut, Merel Dalebout, dari University of New South Wales. “Jadi wajar, kebanyakan orang tidak pernah mendengar tentang mereka.”

Spesies baru inipun tidak didasarkan pada penemuan hewan yang hidup, melainkan dari serangkaian bangkai-bangkau paus yang  terdampar selama 50 tahun terakhir.  Paus berparuh tajam sebenarnya diusulkan pada tahun 1963 sebagai spesies baru, namun dua tahun berikutnya spesies ini disatukan degnan spesies paus berparuh gigi tumpul (Mesoplodon ginkgodens).

Inia araguaiaensis, spesies baru lumba-lumba sungai air tawar dari wilayah Amazon. Foto: Nicole Dutra

Lumba-Lumba Air Tawar Baru di Dekat Amazon (penulis: Butler)

Ilmuwan yang dipimpin oleh Tomas Hrbek dari Universitas Federal Brazil Amazonas secara resmi mendeskripsikan Inia araguaiaensis, lumba-lumba air tawar yang mendiami DAS Araguaia. Ini adalah pertama kali lumba-lumba sungai benar-benar ditemukan sejak 1918.

Penemuan ini terjadi setelah Hrbek dan rekannya melihat sekelompok lumba-lumba sungai di Araguaia yang terpisah dari lumba-lumba amazon lainnya karena adanya serangkaian jeram. Setelah melakukan analisis genetik, para peneliti menemukan spesies boto araguaian (Inia araguaiaensis) menjadi cukup berbeda dari lumba-lumba amazon lainnya, dan menyimpulkan bahwa lumba-lumna ini diklasifikasikan sebagai spesies yang berbeda.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa spesies lumba-lumba ini menyimpang dari spesies lainnya sekitar dua juta tahun yang lalu, sejalan dengan waktu saat terjadi pemisahan cekungan Araguaia-Tocantins dari cekungan utama Amazon. Perbedaan utama antara boto araguaian dan kerabat terdekat mereka, Inia geoffrensis dan Inia boliviensis, tak hanya dari sisi genetika. Boto araguaian lebih kecil, memiliki jumlah gigi yang berbeda, dan memiliki tengkorak yang lebih lebar.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,