Pasukan TNI siaga menjaga pulau terluar Indonesia, yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Namanya Pulau Berhala. Ternyata, mereka juga menangkar penyu. Pada pertengahan November 2014, para TNI ini melepasliarkan 23 tukik ke laut.
Serda Adi Sentrasa Putra Sinaga, Komandan Regu Yonif 126 Pulau Berhala, mengatakan, perburuan penyu tinggi untuk dijual dan diselundupkan ke luar negeri. Predator pemakan telur dan tukik juga banyak. Merekapun terpanggil menyelamatkan hidup satwa terancam ini.
Proses penangkaran, katanya, dengan mengawasi penyu dewasa yang datang malam hari buat bertelur. Setelah itu, telur diambil dan ditempatkan agar terhindar predator laut.
“Kalau usia satu bulan, kami belum berani melepaskan. Rentan diburu predator, salah satu biawak. Jika sudah sudah tiga bulan, wajib lepasliar ke laut.”
Menurut dia, penangkaran penyu sejak 2006, saat satgas pertama wilayah timur bertugas menjaga Pulau Berhala. Setelah serah terima delapan tahun lalu, penangkaran terus berjalan. Hasilnya, ribuan tukik berhasil diselamatkan dan dilepasliarkan.
Pada September 2014, sebanyak 140 telur penyu berhasil ditangkarkan. Pada November, 23 tukik berusia tiga bulan dilepasliarkan.
Putra mengatakan, ada juga pemburu penyu yang berpura-pura menjadi nelayan.“Sejauh saya ditugaskan menjaga pulau, belum ada orang berani memburu penyu, tukik, maupun telur. Berani mereka, kami gibal sampai jera.”
Mereka bergantian mengawasi penyu yang datang ke daratan untuk bertelur. Begitu bertelur, langsung dibawa ke penangkaran.
Indah Dwi Kumala, Kepala Bagian Humas Kabupaten Serdang Bedagai, mengatakan, pemerintah konsen pelestarian penyu ini. Pulau ini pilihan karena tak berpenghuni dan jauh dari daratan dan dijaga TNI.
“Jarak dari Sergai dan Batubara, empat sampai enam jam naik kapal nelayan. Jadi sangat kecil kemungkinan buat diburu, atas dasar itulah kita menangkarkan di Pulau Berhala, ” kata Indah.