Penemuan Bersejarah, Katak Baru dari Sulawesi Yang Melahirkan

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah menemukan spesies katak yang melahirkan berudu hidup,  bukan bertelur. Dan spesies katak ini bahkan memiliki taring!

Dalam hal reproduksi,  umumnya katak terbagi dalam dua kategori : kategori pertama, katak yang bertelur, sedangkan kategori yang kedua, dan jumlahnya kelompok yang sangat kecil, yang melahirkan bayi katak.

Tetapi, dalam penemuan pertama di dunia baru baru ini, para ilmuwan menemukan spesies katak bertaring yang melahirkan berudu hidup.

Katak spesies baru ini ditemukan di kawasan Sulawesi Tengah oleh ahli herpetologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Djoko Tjahjono Iskandar, serta rekannya, Ben J Evans dari McMaster University di Kanada dan Jimmy A McGuire dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Spesies katak baru itu dinamai Limnonectes larvaepartus, sesuai dengan sifatnya, yakni mampu melahirkan larva (larvae: larva atau berudu, partus: melahirkan).

Sebagian terbesar spesies katak di dunia melakukan proses reproduksi secara fertilisasi eksternal atau pembuahan diluar (sel sperma dan sel telur bertemu di luar badan induknya). Namun ada sekelompok kecil yang telah berevolusi melalui pembuahan internal, yang berarti mereka bisa menelurkan telur-telur yang telah dibuahi, atau kadang-kadang melahirkan bayi katak. Tapi katak bertaring dari Sulawesi yang baru ditemukan ini melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda.

“Hampir semua katak di dunia – lebih dari 6.000 spesies berproses fertilisasi secara eksternal, di mana katak jantan melepaskan sperma dan betina melepaskan sel telur. Namun katak baru ini adalah salah satu dari hanya 10 atau 12 spesies yang telah mengembangkan fertilisasi internal.  Dan dari semuanya, katak dari Sulawesi ini adalah satu-satunya yang melahirkan berudu, bukan bayi katak, dan bukan bertelur,” kata Jimmy McGuire.

Para ilmuwan masih belum mengetahui secara persis bagaimana katak jantan membuahi  sel telur, karena katak tidak memiliki organ seksual yang dapat mereka gunakan untuk mentransfer sperma. Untuk mengatasi hal ini, beberapa spesies katak (tidak banyak) berevolusi dan berfertilisasi internal dengan “ekor” yang berfungsi seperti organ jantan untuk melakukan pembuahan.  Tetapi spesies baru ini tampaknya memiliki struktur yang tidak biasa.

Seekor katak jantan Limnonectes larvaepartus, di sebelahnya adalah berudu (lingkaran kuning) yang baru saja dilahirkan. Foto: Jim McGuire, UC Berkeley
Seekor katak jantan Limnonectes larvaepartus, di sebelahnya adalah berudu (lingkaran kuning) yang baru saja dilahirkan. Foto: Jim McGuire, UC Berkeley

Spesies ini pertama kali dilihat pada tahun 90-an. Tapi waktu itu para ilmuwan berpikir bahwa katak tersebut hanya merupakan subspesies dari spesies katak bertaring, yang termasuk genus Limnonectes. Taring mereka bukanlah benar-benar gigi taring, melainkan dua benjolan daging di bibir bawahnya yang mereka gunakan untuk memperebutkan pasangannya..

Namun, setelah mempelajari katak ini secara lebih teliti, barulah diketahui bahwa bahwa mereka memiliki strategi reproduksi yang benar-benar unik, dan merupakan spesies baru yang sama sekali berbeda.

Diyakini ada 25 spesies katak bertaring yang ada di Sulawesi. Namun sejauh ini hanya empat dari mereka telah dideskripsikan. Dan sayangnya pulau ini menghadapi ancaman deforestasi yang cukup tinggi, sehingga para ilmuwan berpacu dengn waktu untuk meneliti spesies-spesies lain sebelum terlambat.

Referensi:

http://www.sciencealert.com/a-frog-has-been-discovered-that-gives-birth-to-live-tadpoles

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,