,

Harapan Baru Kelestarian Orangutan di Masa Depan

Penelitian terbaru menunjukkan, sekitar 74% habitat orangutan di Kalimantan saat ini, dapat menjadi kawasan yang tidak cocok untuk tempat tinggal mereka di masa mendatang, akibat perubahan iklim yang terjadi.

Namun, penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi sekitar 42.000 kilometer persegi kawasan yang bisa berfungsi sebagai tempat perlindungan potensial orangutan. Serta, menjadi habitat baru yang relatif aman bagi kera besar yang ada di Asia ini untuk tinggal.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Global Change Biology edisi Januari 2015 ini berjudul “Anticipated climate and land-cover changes reveal refuge areas for Borneo’s orang-utans” . Penelitian tersebut dilakukan oleh Dr. Matthew Struebig dari University of Kent’s Durrell Institute of Conservation and Ecology (DICE) bersama rekannya dari Liverpool John Moores University dan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (IZW), juga ilmuwan konservasi dari Indonesia  yang tergabung dalam Centre for International Forestry Research (CIFOR).

Penelitian ini menggunakan citra satelit untuk memetakan daerah deforestasi dan proyeksi perubahan hutan di masa depan. Para peneliti juga memetakan kawasan-kawasan yang tidak cocok untuk perkebunan kelapa sawit, salah satu ancaman utama terhadap eksistensi orangutan. Penelitian tersebut dilengkapi informasi tentang ekologi orangutan dan perubahan iklim yang dapat mengidentifikasi habitat alami yang stabil untuk ditinggali orangutan di masa mendatang.

Hasil penelitian ini pun menunjukkan, upaya untuk menghentikan deforestasi dapat mencegah hilangnya beberapa habitat orangutan. Kawasan gambut di Kalimantan, yang merupakan rumah bagi sebagian besar orangutan dan sangat penting bagi mitigasi perubahan iklim, harus dijaga kelestariannya melalui kegiatan konservasi. Dengan begitu, akan sangat membantu dan meminimalkan kepunahan orangutan di masa depan.

Orangutan Sumatera, tak hanya terancam akibat deforestasi, namun juga pertumbuhan jenis penyakit baru di sekitar mereka. Foto: Rhett A. Butler

Menurut data WWF, sekitar satu abad lalu, terdapat  lebih dari 230.000 orangutan di seluruh dunia. Namun sekarang,  jumlah orangutan borneo (Pongo pygmaeus) diperkirakan tidak lebih dari 41.000 individu sementara orangutan sumatera (Pongo abelii) sekitar 7.500 individu.

“Studi ini juga menyoroti pentingnya rawa gambut Kalimantan, yang merupakan rumah bagi sejumlah besar orangutan dan sangat vital untuk mitigasi perubahan iklim” kata Serge Wich, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Melalui proyeksi ini – yang dibuat untuk tahun 2020-an, 2050-an dan 2080-an – ilmuwan telah memberikan gambaran yang lebih baik untuk mengindentifikasi cara yang efektif guna menyelamatkan spesies ikonik yang terancam punah ini.

Referensi:

http://www.natureworldnews.com/articles/11728/20150107/endangered-orangutans-may-have-hope-yet-study.htm
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/gcb.12814/abstract;jsessionid=0A2139CCD884C4BE3089D1C6A8717E3A.f04t04
http://www.azocleantech.com/news.aspx?newsID=21267
http://www.sciencedaily.com/releases/2015/01/150105081814.htm

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,