Walik kembang, Si Kepala Mohawk

Bulunya yang didominasi warna hijau daun membuat walik kembang sulit terlihat. Namun, ada ciri unik yang membuat anggota suku merpati-merpatian ini gampang dikenali. Walik kembang jantan memiliki kepala putih dengan garis hitam di bagian tengkuk, layaknya potongan rambut bergaya mohawk. Selain itu, tunggirnya berbalut bulu kuning dan merah menyala.

Sementara itu, walik kembang betina cenderung hijau daun polos dengan sedikit corak merah pada penutup ekor dan sisi bulu sayapnya. Meskipun demikian, walik kembang merupakan jenis burung pemalu yang hidup berpasangan. Walik kembang betina kerap dijumpai bersama-sama sang pejantan sehingga cukup mudah dikenali.

Burung bernama latin Ptilinopus melanospilus  ini dapat diketahui keberadaannya melalui suaranya yang kerap terdengar di antara rimbun pepohonan. Suara walik kembang keras dengan bunyi “uwu-wu…uwu-wu” monoton.

Walik kembang jantan remaja (Ptilinopus melanospilus). Foto: Burung Indonesia/Tri Susanti
Walik kembang jantan remaja (Ptilinopus melanospilus). Foto: Burung Indonesia/Tri Susanti

Walik kembang hanya dapat dijumpai di kepulauan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, sebagian Maluku, Filipina bagian selatan, dan pulau-pulau kecil di lepas pantai Kalimantan. Di Jawa dan Bali, walik kembang umum ditemukan di dataran rendah dan hutan-hutan bukit sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Populasi ini menurut IUCN dikategorikan stabil.

“Sementara di Wallacea, burung ini umum di pulau-pulau yang relatif besar,” ujar Jihad, Bird Conservation Officer Burung Indonesia. Mereka menghuni hutan primer, hutan yang ditebang pilih, hutan sekunder tinggi, tepi hutan, hingga lahan budidaya yang pohonnya jarang. Di Pulau besar seperti Sulawesi, walik kembang dapat dijumpai hingga di ketinggian 1.600 mdpl. Sementara di pulau yang lebih kecil misalnya Flores, burung ini tersebar hingga ketinggian 700 mdpl.

“Di Jawa, burung pemakan buah ini masih dapat dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bogor,” tutur Jihad. Namun, walik kembang memilih habitat yang masih memiliki banyak tegakan pohon besar seperti di Taman Margasatwa Ragunan dan Kebun Raya Bogor.

Walik kembang betina (Ptilinopus melanospilus). Foto: Burung Indonesia/Tri Susanti
Walik kembang betina (Ptilinopus melanospilus). Foto: Burung Indonesia/Tri Susanti

Saat musim beringin berbuah (ficus), burung ini kerap berkumpul di pohon tersebut bersama jenis-jenis burung lain. Burung tersebut antara lain punai penganten Treron griseicauda, Punai gading Treron vernans, kutilang Pycnonotus aurigaster dan kacamata biasa Zosterops palpebrosus.

Dalam artikel kerjasama antara Mongabay-Indonesia dan Burung Indonesia bulan Februari 2015 ini, Anda bisa mengunduh kalender digital untuk gadget atau komputer anda. Silakan klik tautan ini dan simpan dalam perangkat anda.

Artikel yang diterbitkan oleh
,