,

PJB Siapkan Evakuasi Hiu Paus Yang Terperangkap Di Kanal PLTU Paiton

PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) selaku penanggungjawab Unit Pembangkitan (UP) Paiton membenarkan adanya seekor hiu paus (Rhincodon typus) yang terperangkap di saluran air atau kanal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, yang terletak di Jl. Raya Surabaya – Situbondo km 142 Paiton, Probolinggo.

Devi Rahmawati selaku Manajer Humas PT. PJB mengatakan, hingga kini pihaknya sedang mengupayakan mengembalikan satwa seberat 6 ton ke lautan lepas.“Kami telah membentuk tim dan saat ini sedang berusaha untuk mengembalikan hiu itu ke laut,” kata Devi, yang dihubungi pada Minggu (08/02/2015).

Hiu paus di merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia, sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 tahun 2013 mengenai Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus. Selain hiu paus, jenis hiu lain yang juga dilindungi secara terbatas adalah hiu martil (Sphyrna lewini, S mokarran, dan S zygaena), hiu sentani (Pritis microdon), hiu koboi (Carcharhinus longimanus), juga hiu tikus (Alopias superciliosus dan A pelagicus).

Manajemen PLTU Paiton masih melakukan koordinasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan dan masyarakat jaringan penyelamat hiu paus, untuk mengeluarkan hiu paus itu, serta merencanakan peralatan yang akan digunakan untuk mengevakuasi hiu paus itu, seperti menggunakan jaring dan crane.

“Besok Senin (9/2) kami ada rapat koordinasi di Paiton untuk membahas hal ini secara lebih lengkap,” lanjut Devi.

Pembahasan rencana penyelamatan menurut Devi sangat diperlukan, agar satwa maupun  tim penyelamat dapat berjalan dengan baik mengingat derasnya arus di kanal PLTU Paiton.

Devi menambahkan, dengan kejadian terjebaknya hiu paus ini di area PLTU Paiton yang merupakan obyek vital negara, operasional PLTU Paiton dipastikan tidak mengalami gangguan.

“Tidak mengganggu sama sekali. Semua operasional di PLTU Paiton masih berjalan normal, juga tidak mengganggu distribusi listrik,” imbuhnya.

Laut Jawa atau di perairan utara Probolinggo itu dikenal sebagai kawasan sebaran hiu paus, yang bergerak dari kawasan Indonesia timur yang lebih hangat menuju ke barat atau wilayah Surabaya. Hiu paus sepanjang sekitar 6 meter ini diperkirakan terperangkap di kanal sejak 2 Februari lalu, yang diduga sedang dalam perjalanan mencari makanan.

“Dugaan kami sementara mungkin karena mengejar makanannya. Harusnya bisa dikembalikan ke lautan,” ujar Amang Raga, aktivis Jakarta Animal Aid Network.

Amang mengatakan, pencegahan dapat dilakukan agar kejadian hiu terperangkap tidak terjadi lagi, yaitu dengan memasang filter pada jalur saluran air di PLTU Paiton.

“Mungkin bisa dengan memasang penyaring atau filter di jalur keluar masuk sanitasi. Biasanya dia masuk karena menemukan aliran air hangat di kanal sanitasi pendingin PLTU itu,” pungkas Amang.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,