,

Spesies Burung Baru Ditemukan di Myanmar. Yuk Lihat!

Kabar baik datang dari Myanmar. Para ahli konservasi yang telah mengidentifikasi berbagai spesies burung di negara tersebut berhasil mendata sebanyak 1.114 spesies burung. Termasuk di dalamnya 20 jenis burung baru yang belum tercatat sebelumnya dari tahun 2010 hingga 2014.

Daw Thiri Dae We Ung dari Myanmar Bird and Nature Society mengatakan bahwa dari 20 jenis tersebut, tujuh di antaranya belum pernah ditemukan di tempat lain di Asia Tenggara.

Sementara, salah seorang peneliti, Thet Zaw Naing, mengatakan, burung Great Frigatebird dan Pied Falconet merupakan dua di antara 20 jenis burung yang sebelumnya belum terdokumentasi dalam survei lapangan yang dilakukan selama empat tahun oleh organisasi seperti Bird and Nature Society, Wildlife Conservation Society, Flora and Fauna International dan beberapa organisasi lainnya.

Myanmar merupakan salah satu bentengnya biodiversitas di Asia. Negara yang berada di bawah kekuasaan diktator militer yang ketat dan keras selama 50 tahun terakhir ini menganut kebijakan-kebijakan yang membuatnya terkucil dari dunia internasional. Sehingga, seretnya pembangunan di negara berpenduduk 50 juta jiwa ini, tentunya dari sergi konservasi memungkinkan tumbuh kembangnya keanekaragaman hayati secara lestari.

Namun, sejak 2011, saat Junta Militer mulai berbagi kekuasaan dengan oposisi dan pintu-pintu investasi mulai dibuka, keadaan dapat berubah dengan cepat. Para ahli lingkungan khawatir kondisi tersebut memicu pembangunan besar-besaran tanpa mengindahkan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Terutama, kelestarian satwa-satwa di negara tersebut.

Hal lain adalah terkait perburuan yang mengkhawatirkan. Banyak burung yang mati ditemukan di sekitar danau-danau di Taungthaman dan Paleik dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Tak ketinggalan pula penggunaan pestisida yang secara masif mengancam kelestarian burung, karena sektor pertanian sedang digalakkan Pemerintah Myanmar.

Kawanan burung Sarus Crane yang sedang terbang di bagian utara Myanmar. Foto: Bjorn Olsen/FFI

Terlebih, sejak 2012, orang asing diperbolehkan untuk menyewa tanah di Myanmar. Tanahnya yang subur dan status yang disebut sebagai “the Rice Bowl of Asia” (gudang beras Asia), membuat negara seperti India dan Tiongkok berebut untuk investasi di bidang pertanian.

Tak terbayangkan, berapa luas lahan yang akan dibuka untuk pertanian nantinya. Apalagi tak ada yang menjamin apakah pemerintah Myanmar memprioritaskan perlindungan alamnya atau tidak.

Referensi:

http://phys.org/news/2015-01-myanmar-tallies-bird-species-previously.html
https://www.audubon.org/news/20-new-bird-species-myanmar
http://phys.org/news/2014-06-large-group-rare-crane-species.html#inlRlv

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,