,

Bersih-bersih Sampah Plastik Biar Sungai di Bali Cantik

Sampah plastik menjadi masalah di mana-mana, tak terkecuali di Bali. Data Badan Lingkungan Hidup Bali, tiap hari, sampah rata-rata 4.695 meter kubik. Data lain menyebut hingga 6.000 keter kubik. Dari jumlah itu, sampah plastik sekitar 516,45 meter kubik per hari atau 11%. 

Untuk mencegah sampah-sampah plastik tidak sampai ke laut, Pemerintah Denpasar melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) membuat upaya khusus. Salah satu membersihkan sungai-sungai besar di ibukota Bali ini rutin tiap hari.

Petugas Dinas PU Kota Denpasar memasang jaring-jaring di beberapa sungai besar seperti Tukad Badung, Tukad Mati, dan Tukad Rangda. Ada petugas memeriksa sampah-sampah plastik kemudian menghanyutkan ke jaring.

Salah satu petugas pembersih adalah Imam Zarkoni. Laki-laki 65 tahun dari Cilacap, Jawa Tengah ini sudah bekerja tiap pagi. Seperti Selasa pekan lalu di Tukad Badung, dia menyusuri sekitar satu km bagian sungai antara jembatan Jalan Pulau Biak dan Jalan Bukit Tunggal, Denpasar Barat.

Dia membawa pengungkit dari bambu dan mengambil satu per satu sampah di antara aliran sungai. Sampah, organik maupun anorganik itu terhanyut dan ditahan jaring di bagian hulu.

Pagi itu, Imam bekerja bersama Alit Sukarata, menyusuri sungai dari bagian hilir ke hulu, membersihkan sampah, menghanyutkan agar terbawa air sungai, dan terhenti di jaring.

Mereka bekerja tiap hari dari pukul 7.00-14.00. Mereka jalan bolak-balik menyusuri sungai dan membersihkan sampah. “Kalau banjir, kami hanya membersihkan di pinggir karena air sungai penuh,” kata Imam.

Berjarak sekitar 100 meter dari Alit dan Imam, lima petugas Dinas PU mengambil sampah yang terjaring. Biasa, jaring berada di bagian lebih dalam setinggi kira-kira sampai satu meter.

Lokasi Imam dan Alit bekerja hanya salah satu dari tempat serupa di Denpasar. Pada jam sama di Buagan, Denpasar Barat, enam petugas membersihkan sungai. Tiga orang masuk sungai mengumpulkan sampah ke jaring, enam yang lain mengangkat ke truk pengangkut. Semua sampah dibawa ke tempat pembuangan sampah di Suwung, Denpasar Selatan.

Selain mereka, ada pula petugas lain yang menggunakan perahu. Mereka memungut satu per satu sampah di sepanjang sungai persis di samping jalan penghubung Denpasar dan Kuta.

Aliran sungai jadi terlihat bersih. Pohon-pohon perindang di pinggir sungai membuat suasana lebih teduh. “Sebagai warga, kami senang kalau sungai bersih begini,” kata Adi Pratama, warga Buagan. Pagi itu,  dia duduk di balebengong di pinggir sungai sambil menikmati segelas kopi.

Bersih-bersih sampah di sungai terutama plastik agar tak melaju memenuhi laut. Foto: Anton Muhajir
Bersih-bersih sampah di sungai terutama plastik agar tak melaju memenuhi laut. Foto: Anton Muhajir

Menurut Catur Yudha Hariani, Koordinator Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, upaya Dinas PU Denpasar membersihkan sampah plastik di sungai itu layak diapresiasi. “Pemerintah Denpasar mulai bergerak membersihkan lingkungan meskipun motivasi masih untuk mendapat penghargaan Adipura.”

Selain membersihkan sungai, katanya, Pemkot Denpasar aktif mendukung warga yang mengolah sampah plastik. Pemkot memfasilitasi beberapa bank sampah.

“Penghargaan Adipura hanya salah satu cara memotivasi warga. Tujuan akhirnya tetap membersihkan lingkungan, terutama dari sampah plastik,” kata Catur.

Meskipun demikian,  katanya, sebaiknya Pemkot Denpasar lebih aktif melibatkan warga dalam menangani sampah di sungai. “Untuk menangani lingkungan tetap perlu memberdayakan warga.”

Usaha mencegah warga tidak membuang sampah plastik justru mengolah lebih efektif mengurangi pembuangan sampah ke sungai dan ke laut.

Keterlibatan warga memang masih jadi tantangan. Menurut para petugas penjaring, sampah plastik masih ada saja meskipun sudah berkali-kali mengingatkan warga agar tidak membuang ke sungai.

“Susah. Warga masih bengkung (ndableg, red) suka buang sampah plastik ke sungai,” kata Wayan Ariana, petugas pembersih di Tukad Rangda, di Sidakarya, Denpasar Selatan.

Tak heran di beberapa tempat terutama di pantai, sampah-sampah plastik ini mudah ditemukan. Mereka yang menyumbang “prestasi” untuk Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.

Laporan terbaru Science Magazine pada 13 Februari 2015, menyatakan Indonesia negara kedua paling banyak membuang sampah plastik ke laut setelah China.

Pada 2010 sekitar 245 juta metrik ton (MT) sampah plastik tersebar di 192 negara yang memiliki pesisir. Dari jumlah ini, antara 4,8 hingga 12,7 juta MT masuk laut.

Pada 2010, China menyumbang 8,82 juta MT sampah plastik, antara 1,32-3,53 juta MT berakhir di laut. Jumlah itu setara 27,7% total sampah plastik dunia. Tahun sama, Indonesia membuang 3,2 juta MT sampah plastik dengan 0,48 juta-1,29 MT ke laut.

Asiknya.... kalau sungai bisa terus bersih seperti ini. Foto: Anton Muhajir
Asiknya…. kalau sungai bisa terus bersih seperti ini. Foto: Anton Muhajir
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,