,

Tidak Hanya Menyuarakan Lingkungan, Hutan Tropis Band juga Upayakan Penghijauan Berbasis Ekonomi dan Pendidikan

Meski usianya relatif muda, Hutan Tropis Band, kelompok musik asal Palembang, tidak hanya berkampanye lingkungan hidup melalui musik, yang telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah Sumatera Selatan. Hutan Tropis juga melakukan upaya penghijauan berbasis ekonomi masyarakat dan pendidikan. Langkah ini diwujudkan melalui penanaman pohon gaharu di Desa Bintuhan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

“Langkah awal, kita melakukan penanaman seribu pohon gaharu. Jika tumbuh subur, penanaman berikutnya akan dilakukan di sejumlah lahan milik masyarakat yang belum tergarap,” kata Jemi Delvian, Vokalis Hutan Tropis, Minggu (08/03/2015).

Pohon gaharu ini, kata Jemi, selain menjadi penghijuan, juga ke depannya menjadi sumber ekonomi masyarakat dan sebuah pondok pesantren yang tengah dibangun di Desa Bintuhan. Pondok Pesantren (ponpes) Hidayatullah.

Pohon gaharu yang ditanam ini merupakan sumbangan dari pegiat pemberdayaan ekonomi masyarakat Armaizal dan Bastoni dari Balai Penelitian Kehutanan Palembang. “Selain penanaman pohon gaharu akan dilakukan juga pengembangan pertanian berbasis pangan dan sayuran, terutama di pondok pesantren,” ujar alumni Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini.

Penanaman pohon garahu dilakukan tidak hanya sebagai penghijauan tetapi juga sebagai sumber ekonomi masyarakat Bintuhan, Kota Agung Lahat, Sumatera Selatan. Foto: Taufik Wijaya
Penanaman pohon garahu dilakukan tidak hanya sebagai penghijauan tetapi juga sebagai sumber ekonomi masyarakat Bintuhan, Kota Agung Lahat, Sumatera Selatan. Foto: Taufik Wijaya

Konser amal

Pondok Pesantren Hidayatullah akan dibangun di atas lahan seluas dua hektar, wakaf dari warga Bintuhan. Rencananya, selain dibangun ruang belajar, asrama santri, masjid, perpustakaan, juga dijadikan perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Pondok pesantren ini akan tumbuh menjadi pondok pesantren yang mandiri, yang dihidupi dari hasil pertanian, perikanan, dan peternakan. “Para santrinya tidak akan dipungut biaya. Justru, mereka selain mendapatkan ilmu, juga akan menghasilkan uang, sebagai persiapan hidup setelah lulus,” ujar Jemi.

“Gotong-royong masyarakat Desa Bintuhan telah menghasilkan masjid, perkebunan cabai dan kedelai. Ini upaya luar biasa. Kita pantas mendukungnya,” kata Jemi.

“Untuk itu, Hutan Tropis akan melalukan konser amal, yang tujuannya berupa penggalangan dana atau bentuk dukungan lainnya. Kami percaya, banyak pihak yang akan peduli,” kata Jemi.

Kapan konser amal tersebut dilakukan? “Ya, secepatnya, mungkin April atau Mei 2015 ini. Dalam melaksanakan program ini kita juga akan merangkul berbagai pihak, sehingga mampu membangun kesadaran lingkungan bersama,” ujarnya.

Kebun cabai sebagai penyokong kemandirian ekonomi. Foto: Taufik Wijaya
Kebun cabai sebagai penyokong kemandirian ekonomi. Foto: Taufik Wijaya

Harus bangga

Rencana Hutan Tropis ini didukung Syamy Syamsul Huda, pegiat lingkungan hidup dari PINUS Sumatera Selatan.

“Saya yakin, upaya Hutan Tropis akan mendapat dukungan. Baik dari kalangan pegiat lingkungan hidup, masyarakat, pemerintah, maupun pelaku usaha. Ini upaya positif,” katanya.

Sementara pegiat pemberdayaan ekonomi masyarakat Armaizal menilai Hutan Tropis merupakan wujud baru dari gerakan lingkungan hidup di Indonesia. “Mereka tidak hanya punya karya musik yang bagus, tetapi juga memiliki visi dan agenda kerja yang sangat baik dalam membangun dan memberdayakan masyarakat. Hutan Tropis melihat persoalan lingkungan hidup bukan hanya dari kacamata konservasi, namun melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

“Saya pikir, Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) harus mendukung langkah ini. Sehingga, ke depan Sumsel bukan hanya bebas dari kebakaran, tapi juga masyarakat desanya berpendidikan dan sejahtera,” ujarnya.

Tanaman kedelai yang juga dipersiapkan sebagai penyokong kemandirian ekonomi. Foto: Taufik Wijaya
Tanaman kedelai yang juga dipersiapkan sebagai penyokong kemandirian ekonomi. Foto: Taufik Wijaya

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,