Hari bumi yang diperingati secara internasional setiap tanggal 22 April merupakan momen untuk mengapresiasi dan membangun kesadaran terhadap planet bumi, rumah tempat jutaan spesies mahluk hidup tinggal.
Dalam tiga ratus tahun terakhir, bumi mengalami eksploitasi yang sangat luar biasa oleh spesies yang bernama manusia. Populasi manusia yang berjumlah lebih tujuh miliar merupakan preseden yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah planet. Eksploitasi atas sumberdaya alam untuk memenuhi konsumsi manusia semakin melemahkan daya dukung bumi dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Ke arah mana proses ini semua akan berujung?
Mengutip dari laman The Guardian, Global Development Development Professionals Network yang mengambil kutipan dari berbagai pihak, berikut adalah rilis foto-foto dari seluruh dunia, yang akan menunjukkan pada kita betapa gentingnya bahaya yang mengintai di depan mata.
Saatnya merenung dan membangun kesadaran terhadap bumi, planet kita yang satu.
1. Lautan Pemukiman
“Jika spesies manusia hanya dimulai dari dua manusia saja sekitar 10.000 tahun yang lalu, dan meningkat satu persen per tahun, saat ini manusia akan menjadi bola daging padat dengan diameter ribuan tahun cahaya, dan terus membesar dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya,” Gobar Zovanyi, penulis “The No-growth Imperative”.
2. Neraka di Lautan
“Manusia harus menyadari bahwa tak hanya bumi kita mempunyai daya dukung yang terbatas, tetapi juga bahwa daya dukung tersebut terus menyusut sedangkan permintaan terus membesar. Hingga pemahaman akan hal ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pemikiran kita dan berpengaruh kuat pada kebijakan nasional dan internasional, maka hampir tidak mungkin untuk melihat nasib manusia di masa depan,” William Vogt, penulis “Road to Survival”.
3. Ladang Daging
“Ribuan petani dan peternak mengintegrasikan produksi tanaman, padang rumput, atau hijauan dengan ternak dan unggas untuk menyeimbangkan nutrisi dalam kegiatan mereka dan untuk meminimalkan polusi di luar area pertanian dan peternakan melalui praktik konservasi dan pengelolaan lahan yang baik. Namun praktik manajemen yang sangat baik dan sustainable ini, yang harus bersaing dengan industri besar untuk memenuhi kebutuhan permintan pasar, hanya menerima sedikit bantuan dana dari pemerintah atau bahkan tidak sama sekali,” Martha Noble, peneliti di National Sustainable Agriculture Coalition, AS.
4. Over Populasi
“Perdebatan mengenai populasi bumi bukan hanya tentang jumlah maksimum manusia yang bisa didukung oleh bumi. Pertanyaan pentingnya adalah: berapa banyak populasi yang dapat hidup di Bumi, dengan standar hidup yang layak, dan di saat yang sama memberi ruang untuk keanekaragaman hayati untuk lestari? Tidak ada jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini, tetapi fakta-fakta yang ada mengarah pada satu kesimpulan; kita tak bisa terus berdiam diri. Jika bumi sudah kesulitan ‘menghidupi’ 7,2 miliar orang, bagaimana dengan miliaran manusia yang akan hadir di akhir abad ini?” William Reyrson, editor Earth Island Journal
5. Rumah Kaca Menumbuhkan Rumah Kaca
“Kita adalah budak, dalam artian terus menggantungkan cara bertahan hidup dengan terus mengeruk bumi tanpa henti, yang pada akhirnya, melahap semua sumber daya bumi dengan kecepatan eksponensial. Sesuatu yang tak bisa dipahami oleh siapapun,” Edward Abbey, penulis “Dessert Solitaire”.
6. Firdaus yang Hilang
Dominasi manusia atas alam sesungguhnya hanyalah sebuah ilusi, mimpi di siang bolong oleh spesies naif. Ini adalah ilusi yang telah membuat bumi kita menderita begitu parah, menjerat kita dalam sistem yang kita bangun sendiri,” Donald Worster, penulis “Dust Bowl”
7. Gulungan Ombak Sampah
“Air dan udara, dua elemen paling utama di bumi yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan, telah menjadi kaleng sampah global,” Jacques Yves Cousteau, penulis dan sutradara “World Without Sun”
8. Padang Luas yang Telah Terkotak
“Globalisasi, yang mencoba mencampur dan menyatukan semua jenis sistem ekonomi baik lokal, regional, maupun negara, kedalam satu sistem ekonomi global yang tunggal, memaksa meniadakan bentuk-bentuk pertanian lokal yang unik, dan menggantinya dengan sistem industrial; yakni sistem yang dikelola secara terpusat, penggunaan pestisida yang berlebih, satu jenis tanaman pangan untuk ekspor, dan menyediakan hasil pangan yang terbatas jenisnya yang mudah diekspor ke berbagai tempat di dunia,” Helena Norberg Hodge, penulis “Bringing the Food Economy Home: Local Alternatives to Global Agribusiness.”
9. Sapi dan Asap
“Sepanjang sejarah, eksploitasi alam yang dilakukan oleh manusia telah menghasilkan satu pola tetap: ‘kuasai-hancurkan-pindah,” Garrett Hardin, penulis Living Within Limits: Ecology, Economics and Population Taboos.
10. Sumur-Sumur Minyak
“Saya tidak mengerti mengapa ketika kita menghancurkan apa yang kita bangun sendiri disebut “vandalism”, tapi saat kita menghancurkan apa yang dibangun dan disediakan oleh alam disebut “kemajuan,” Ed Begley Jr., pengarang Ed Begley Jr.’s Guide to Sustainable Living: Learning to Conserve Resources and Manage and Eco-Conscious Life.
11. Albatros dengan Perut Penuh Sampah
“Jika manusia tidak mulai belajar bagaimana memperlakukan lautan dan hutan dengan penuh kasih sayang, maka manusia akan punah,” Peter Benchley, penulis “Jaws”.
12. Pemukiman Kumuh yang Menutup Bukit
“Para pemukim liar tak menghiraukan keselamatan dan kesehatan, hanya demi beberapa meter persegi tanah untuk tempat tinggal. Rawa, DAS, lereng bukit, gunung sampah, pinggiran gurun, tepian rel KA, tempat pembuangan bahan kimia, telah menjadi kantong-kantong pemukiman yang dihuni oleh orang-orang yang sangat miskin yang tak punya banyak pilihan selain selalu hidup dalam bahaya,” Mike Davis, penulis Planet of Slums
13. Pembangunan Waduk Penampungan Air
“Ironis sekali bagaimana pohon-pohon yang keteduhannya membuat kita nyaman, buahnya kita makan, batangnya kita panjat, yang akar-akarnya kita siram, sangat sedikit difahami oleh kebanyakan manusia. Kita harus memulai dari sekarang untuk memulai memahami arti pentingnya pohon dan hutan, menghargai setinggi-tingginya peran penting mereka dalam menjaga keberlangsungan kehidupan bumi. Pohon dan hutan adalah kawan utama manusia dalam menghadapi masa depan yang mungkin tidak kita fahami,” Jim Robbins, penulis The Man who Planted Trees.