,

April Ini, Dua Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh

April 2015 ini, dua individu gajah sumatera ditemukan mati di Provinsi Aceh. Kasus pertama terjadi 13 April di Kabupaten Aceh Barat dan yang kedua pada 20 April di Kabupaten Aceh Timur.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan menjelaskan, gajah jantan dewasa yang ditemukan di Desa Kareung Hampa, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, kondisi memprihatinkan dengan gading hilang dan belalai terpisah dari kepala. Sementara, gajah jantan yang mati di Desa Seumah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, karena kaki kanannya terluka parah akibat terkena jerat. “Gajah ini tidak tertolong meski tim BKSDA telah berupaya mengobati,” ujarnya, Jumat (24/04/2015).

Genman menjelaskan, berdasarkan hasil autopsi, gajah yang mati di Aceh Barat itu akibat tembakan yang terlihat jelas pada bekas lubang peluru di kepalanya. Namun, proyektilnya tidak ditemukan karena menembus kepala. “Kuat dugaan, gajah malang ini ditembak oleh pemburu gading dan sempat berlari sekitar 100 meter sebelum roboh.”

Menurut Genman, konflik antara gajah dan manusia di Aceh telah dimanfaatkan para pemburu gading untuk menghabisi gajah jantan yang berada di sekitar hutan tak jauh dari permukiman warga. “Mereka membantai gajah yang seolah dilakukan masyarakat karena merusak kebun.”

Sedangkan kasus gajah di Aceh Timur, lanjut Genman, begitu mendapat laporan warga, pihaknya segera menurunkan dokter dari BKSDA bersama mahot untuk mengobati gajah yang terluka parah itu. Kami berencana mengevakuasinya ke Pusat Konservasi Gajah di Saree, Kabupaten Aceh Besar, untuk perawatan intensif. “Kaki kanannya yang infeksi mengakibatkan gajah jantan berumur 15 tahun itu kritis. Usaha maksimal telah dilakukan namun nyawanya tidak tertolong.”

Syahrul, Warga Seumah Jaya, mengatakan sebelum mati, gajah tersebut terlihat di sekitar kebun warga dengan kaki kanan pincang karena ada jerat kabel. “Masyarakat segera melapor ke BKSDA agar gajah itu diobati dan dievakuasi karena beberapa kali didatangi kawanannya,” jelasnya.

Koordinator Gerakan Indonesia Sahabat Gajah, Nurjannah Husein mengatakan, lemahnya penegakan hukum membuat perburuan dan pembunuhan gajah kerap terjadi. Nurjannah menyebutkan, pada 2014 saja beberapa gajah ditemukan mati, namun hingga kini belum satupun pelakunya tertangkap. “Kalau seperti ini, tidak tertutup kemungkinan gajah sumatera akan benar-benar punah.”

WWF Indonesia merilis, sejak tiga tahun terakhir, kematian gajah sumatera telah mendekati angka 200 individu yang jika tidak dilakukan upaya akan mengancam populasinya di alam. “Salah satu penyebabnya, lemahnya penegakkan hukum terhadap pelaku. Jika hukum tidak ditegakkan gajah sumatera bisa punah dalam waktu kurang dari sepuluh tahun,” ungkap Sunarto, Wildlife Species WWF Indonesia.

Aktivis lingkungan, TM Zulfikar, saat peringatan Hari Bumi di Banda Aceh (22/4/2015), mendesak pemerintah  segera melakukan langkah nyata guna penyelamatan satwa yang dilindungi ini. “Semua pihak menunggu tindakan nyata dari pemerintah, khususnya aparat penegak hukum, untuk menangkap dan mengadili pemburu satwa liar di Aceh. Ini harus dilakukan, jika tidak nantinya kita hanya akan mengenal namanya saja,” tegasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,