,

Inilah Cara Perempuan Kendeng Peringati Hari Kartini

Tepat pada Hari Kartini, Selasa (21/04/2015), sudah 310 hari perempuan Rembang, Jawa Tengah bertenda menolak pembangunan pabrik dan penambangan oleh PT. Semen Indonesia. Panas, kedinginan, kehujanan dan hembusan angin kencang mereka hadapi. Mereka juga diteror, diintimidasi, dipukul dan menjadi korban kekerasan.

Sukinah, warga Tegaldowo, Rembang, memilih untuk datang ke makan RA. Kartini. Di depan makam, ia menabur bunga dan berdoa seraya memohon agar perjuangan perempuan Kendeng yang terus mempertahankan kelestarian alam khususnya Pegunungan Kendeng dikabulkan. Warga Kendenga telah berjuang sesuai saran Gubernur Jateng yakni untuk menggugat ijin lingkungan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), namun gugatan kami tidak diterima.

“Sampai kapanpun kami tidak akan mundur dan lelah. Perjuangan kami untuk alam adalah suatu keharusan. Sumber air dari Pegunungan Kendeng kami gunakan untuk lahan pertanian, ternak dan kehidupan sehari-hari. Kami tidak ingin itu semua hilang karena pertambangan,” kata Sukinah.

Sementara itu di Kabupaten Pati, puluhan perempuan Pegunungan Kendeng punya cara tersendiri memperingati hari Kartini. Mereka memakai baju kebaya dan bercaping bertuliskan “Tolak Pabrik Semen” berbondong-bondong ke sawah,  mencabuti rumput-rumput liar sembari bernyanyi lagu Ibu Kita Kartini.

Tokoh perempuan Sedulur Sikep Gunarti mengatakan mereka berharap ingin hidup sejahtera yang tidak diukur dengan uang, yaitu hidup tentram dan tanpa ancaman.

Ia mengatakan negara kuat karena kedaulatan pangan dan tentu karena petani, sehingga pertanian harus tetap ada, dan para perempuan juga bertugas mendidik anak mereka untuk bertani secara merdeka.

Puluhan perempuan Pegunungan Kendeng, Pati, Jateng turun ke sawah memperingati Hari Kartini 2015. Foto : JMPPK
Puluhan perempuan Pegunungan Kendeng, Pati, Jateng turun ke sawah memperingati Hari Kartini 2015. Foto : JMPPK

Di sawah itu, para perempuan Pegunungan Kendeng juga membacakan surat yang mareka tulis :

Kami Kartini Pegunungan Kendeng tak ingin tunduk kepada pabrik semen yang akan merebut tanah leluhur kami, yang akan merusak persaudaraan kami.

Kami ingin bangun dan memperjuangkan kemerdekaan sejati sebagai rakyat Indonesia bebas dari rasa takut, bebas dari ancaman kelaparan dan kemiskinan.

Kami tidak sendiri dalam memperjuangkan apa yang kami yakini bahwa Petani, Buruh, Mahasiswa dan semua rakyat Indonesia yang mencintai Indonesia akan bersama kami. Dan juga seluruh isi alam semesta, hewan, tumbuhan, sungai, batu dan gua di seluruh dunia akan bersama kai, karena mereka juga ingin merdeka seperti kami.

Mari kita bersatu untuk kemerdekaan rakyat Indonesia yang sejati. Lestari Kendengku, Lestari Indonesiaku.

Sementara itu, Muhnur Satyaprabu,  kuasa hukum warga Kendenga dari Walhi mengatakan perjuangan perempuan adalah  mengambilalih kepemimpinan atas sumberdaya lingkungan yang semakin terancam.

Sedangkan aktivis perempuan dan pimpinan redaksi Jurnal Perempuan, Dewi Candraningrum mengatakan ada hubungan genetis Kartini dengan perempuan Kendeng yaitu kepemimpinan perempuan dan kepekaan yang dalam terhadap keadilan.

Ia menambahkan negara banyak melanggar hak selama perempuan itu bertenda menduduki tapak pabrik semen, antara lain hak pangan, air, hak kesehatan repoduksi,  hak atas perlindungan dan hak atas pertisipasi. Perempuan-perempuan adalah warga negara, mereka tidak boleh ditinggalkan, perempuan harus diajak bicara dan diajak memutuskan bersama.

Kawasan Pegunungan Kendeng di Kabupaten Blora, Grobogan, Pati dan Rembang  terancam rusak karena hadirnya pertambangan karst. Di Pati PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) sebagai anak perusahaan PT. Indocement akan melakukan penambangan di dua kecamatan yakni Kayen dan Tambakromo dengan luas lahan 2025 hektar. Di Grobogan sejak tahun 2013 dua pabrik semen yakni PT. Vanda Prima lIsti dan PT Semen Merah Putih (Thailand) akan melakukan penambangan dengan luas wilayah 5125 hektar.  Di Kabupaten Blora perusahaan semen akan memakai wilayah dan menambang karst seluas 5700 hektar yakni PT. Alam Blora Lestari dan PT. Artha Parama Indonesia yang merupakan bagian dari Tomy Winata Group. Sedangkan di Kabupetan Rembang PT Semen Indonesia akan melakukan penambangan karst seluas 900 hektar.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,