, , ,

Penyelamatan Air, Delapan Kementerian Tandatangani Kesepakatan

Delapan menteri dan perwakilan menandatangani kesepakatan bersama revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) di Taman Kota Waduk Pluit Jakarta, Sabtu (9/5/15). Ada empat fokus revitalisasi. Pertama, meningkatkan ketahanan pangan, air dan energi. Kedua, mempersiapkan diri menghadapi risiko daya rusak air khusus banjir. Ketiga, meningkatkan keberlanjutan sumber air dan infrastruktur. Keempat, meningkatkan kualitas tata kelola sumber daya air..

“Berharap program ini mengantarkan Indonesia mencapai sustainable development goal khusus ketersediaan dan pengelolaan air,” kata Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Taufik Widjoyono. Kesepakatan dibuat pada pembukaan Pameran Hari Air Sedunia pada 9-10 Mei 2015.

Delapan menteri atau mewakili yang tandatangan kesepakatan bersama dari Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, PUPR, Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BUMN, Agraria dan Tata Ruang, serta Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

“Keterlibatan sejumlah kementerian dalam revitalisasi GN-KPPA sebagai upaya bersama memanfaatkan sumber daya masing-masing kementerian secara terpadu didasarkan saling membantu, saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan,” kata Tjahyo Kumolo, Menteri Dalam Negeri.

Revitalisasi GN-KPPA, bertujuan mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada daerah aliran sungai (DAS). Dengan  begitu, diharapkan sumber-sumber air baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitas terjaga. Untuk itu, katanya, perlu upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, LSM serta masyarakat.

Obyek yang menjadi sasaran revitalisasi GN-KPA ini,  meliputi 108 DAS prioritas, 15 danau prioritas, 29 bendungan prioritas, dan 13 provinsi sentra padi,  yang keseluruhan tersebar pada 352 kabupaten/kota di 34 provinsi.

“Tujuan utama revitalisasi GN-KPA mendorong pencapaian pembangunan daerah. Ini sejalan UU Pemerintahan Daerah yang menitikberatkan pembagian urusan antara pemerintah pusat dan daerah.”

Tjahyo berharap, masing-masing kementerian bisa ikut berkontribusi aktif sesuai tugas dan fungsi. Dia mengimbau, semua pihak terlibat menyediakan sarana dan prasarana mendukung pencapaian revitalisasi ini.”Pemerintah akan menjadikan gerakan ini program prioritas lima tahunan yang masuk RPJMN sebagai penjabaran Nawacita,” katanya.

Ada enam kelompok kegiatan GN-KPA. Pertama, penataan ruang, pembangunan fisik dan penatagunaan sumber daya air. Kedua, konservasi tanah dan sumber daya air. Ketiga, pengendalian daya rusak air. Keempat, pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air. Kelima, efisiensi dalam pengelolaan pemanfaatan air. Keenam, pendayagunaan sumber daya air.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, persoalan air penting diatasi semua pihak. “Air sangat erat dengan perilaku manusia. Tahun 70-an satu orang Indonesia memakai air 60-90 liter per hari. Orang Eropa dan Amerika,  pakai 250-300 liter per hari per orang. Sekarang di Indonesia, gaya hidup mengikuti Eropa dan Amerika. Mandi pakai shower, di hotel-hotel juga air boros. Bagaimana dengan penyeleamatan sumber air?  Kita harus mulai menghemat air.”

Selang-selang di pasang untuk mengambil air yang bersumber dari Goa untuk kebutuhan rumah tangga dari kawasan Pegunungan Kendeng. Kini, pasokan air ini terancam dengan masuknya tambang ke wilayah karst. Kala, pemerintah bikin kesepakatan penyelamatan air, sebaiknya jangan hanya memperbaiki yang rusak, tetapi bagaimana menyelamatkan yang masih bagus dari ancaman, seperti melindungi sumber air di karst Kendeng ini. Foto: Tommy Apriando

Dia mengatakan, gerakan ini bagus dan penting. Bagi Siti, mempersoalkan kehutanan dan perencanaan pembangunan nasional sama penting dengan membahas air. “Kolaborasi semua pihak baik lintas kementerian, swasta, LSM dan masyarakat sangat penting.”

KLHK, katanya,  akan menjaga semua bendungan yang dibangun Kementerian PUPR. Dia berharap, kerjasama lintas kementerian berjalan lancar. “Tidak mungkin bendungan dibangun dan berfungsi baik kalau erosi dari atas tidak ditahan. Hutan atas harus dijaga baik.”

Revitalisasi 15 danau

KLHK,  berencana memperbaiki kualitas 15 danau di Indonesia. Danau-danau itu, yakni, Danau Toba (Sumatera Utara), Manijau dan Singkarak (Sumatera Barat), Kelinci (Jambi), Rawa Danau (Banten), dan Rawapening (Jawa Tengah). Lalu, Danau Batur (Bali), Tempe dan Limboto (Gorontalo), Sentarum (Kalimantan Barat), Cascade Mahakam (Semayang, Melintang, Jempang) di Kalimantan Timur, dan Sentani (Papua).

“Diidentifikasi utuh. Perilaku danau, pemanfaatan, kerusakan seperi apa, sampai di-design dengan benar. Sudah ditetapkan RPJMN ada 15 danau. Tahun ini satu didahulukan yaitu Rawapening. Yang lain menyusul,” ucap Siti.

Deputi III bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLHK Arief Yuwono mengatakan, revitalisasi 15 danau kelanjutan dari komitmen sembilan kementerian pada 2009. Yakni, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek, Pertanian, ESDM, Pariwisata, Kementerian Dalam negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum.

“Setelah disepakati, dibuat grand design. Setelah itu, rencana aksi sekitar dua atau tiga tahun lalu. Sekarang, implementasi.”

Saat ini, revitalisasi Rawapening masuk rencana Pemerintah Jateng dan Semarang. KLHK, katanya, bekerjasama dengan akademisi Universitas  dari Satyawacana dan Dipenogoro.

Target utama revitalisasi danau, katanya, perbaikan  kerusakan baik hulu, tengah maupun hilir dan perbaikan pencemaran. Juga tata ruang, pemberdayaan masyarakat dan penegakan hukum.

Target penyelesaian revitalisasi, kata Arief,  akhir periode pemerintahan Presiden Jokowi. “Semangatnya bagaimana membangun kemitraan agar tumbuh tanggungjawab bersama. Danau dijaga bersama. Kita bangun dari bawah, masyarakat dilibatkan aktif.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,