,

Indonesia Gelar Penelitian Stok Ikan Terlengkap Sepanjang Sejarah

Akhir 2015 Indonesia dipastikan akan memilki data jumlah stok ikan terbaru, yang diprediksi akan lebih banyak jumlahnya dibandingkan 2014. Kepastian itu didapat karena Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menyelesaikan misi Kajian Stok Ikan Nasional terlengkap tahun ini.

 “Biasanya, kajian itu per tahun paling banyak dilakukan di  2 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) saja. Tapi tahun ini, dilakukan di 11 WPP dan itu menjadi yang terlengkap sejak Indonesia merdeka sebagai negara kesatuan,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan KKP Achmad Poernomo di sela pelepasan tim ekspedisi “Kajian Stok Ikan 2015” di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara.

Kajian dilakukan komprehensif menggunakan metode yang lengkap, yaitu metode holistik dan akustik dengan sapuan di perairan, dibanding kajian sebelumnya yang hanya menggunakan data statistika perikanan nasional.

“Jadi kita tracking di laut, kita tangkap (ikannya), kita hitung di setiap titik (WPP). Data statistika itu sah dan bisa dipertanggungjawabkan. Tapi data tersebut memiliki kelemahan. Jadi, dengan metode penelitian yang dilakukan tahun ini itu akan menutup kekurangan tersebut dan akan mendapatkan hasil jauh lebih lengkap dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Hasilnya, Achmad optimis pada akhir tahun akan ada perubahan data jumlah stok ikan nasional yang lebih lengkap dan dan lebih  banyak, dibanding data stok ikan nasional yang mencapai 7,3 juta ton pada 2014. Hasil kajian juga diprediksi mengubah kawasan perikanan di seluruh Indonesia.

Metode Holistik dan Akustik

Menurut Kepala Balai Penelitian Perikanan Laut, Ali Suman, metode holistik dilakukan dengan teknik sapuan di bawah air dan juga melakukan teknik trolling. Sementara metode akustik, dilakukan dengan meneliti ikan yang ada di permukaan laut.

‘Prinsipnya adalah bagaimana kita mengkaji struktur komunitas ikan dari mulai kedalaman 10 sampai kedalaman terdalam 60 meter. Kemudian kita juga akan eksplorasi dalam luasan-luasan tertentu. Jadi di setiap stasiun kita akan turun, towing, dan berjalan hanya boleh dengan kecepatan 3 knot saja,” papar Ali.

Tim kan meneliti setiap titik-titik yang dilewati, termasuk di sekitar laut China Selatan yang akan dilewati tim peneliti di Selat Malaka. Dalam proses tersebut, kata Ali, semua ikan yang ada di permukaan laut akan terdeteki oleh alat sonar yang terpasang di kapal.

“Setelah itu kita langsung data ikan yang ada di nelayan dari hasil tangkapan mereka. Dari situ kita akan bandingkan dengan hasil penelitian di laut. Jadi akan komprehensif dan bisa dipertanggungjawabkan,” tuturnya.

5 Kapal Riset, 260 Hari Layar

Agar penelitian bisa dilaksanakan dengan baik, KPP menerjunkan lima kapal riset untuk penelitian kajian stok ikan 2015 di 11 WPP. Kelima kapal yang digunakan itu adalah Kapal Riset Bawal Putih 3, Kapal Latih dan Riset Madidihang 2, Kapal Riset Baruna Jaya 7, Kapal Riset Baruna Jaya 8, dan Marine Vessel SEAFDEC.

Dengan kapal-kapal tersebut, tim peneliti dan anak buah kapal (ABK) akan melakukan ekspedisi ke seluruh wilayah perairan Nusantara selama 260 hari layar. Mereka semua akan didukung oleh dana sebesar Rp44,4 miliar yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Ekspedisi tahun ini dilakukan dalam dua musim, musim ikan dan musim tidak. Dengan demikian, kita bisa mengamati kondisi perairan, lingkungannya seperti apa dan kita lihat sumber daya ikannya lebih detil lagi. Kalau ada ikan yang baru juga kita akan teliti,”papar Ali.

Di dalam kapal, terdapat alat-alat canggih yang akan menunjang untuk awak kapal melakukan penelitian, seperti peralatan sonarr, echo sounder, alat tangkap dan juga laboratorium. Peralatan itu memungkinkan tim meneliti (1) Fisika oseanografi (suhu, sanitas, oksigen, dll), (2) Biologi perikanan (sampling hasil tangkapan dan biologi ikan demersal, klorofila, dll),  (3) Meteorologi (cuaca, arah kecepatan angin, hujan dan jumlah hari hujan, perawanan), (4) Sebaran populasi dan hasil tangkapan (CPUE-Catch per Unit Effort), (5) Teknis pengoperasian Pukat Ikan, dan (6) Membantu pengamatan sampel ikan pelagis kecil dan pelagis besar di sepanjang area penelitian.

Melalui tim yang komplit dan peralatan mutakhir, KKP berambisi ingin mengungkap potensi sektor perikanan dan kelautan di Indonesia. Dengan harapan, bisa ikut mengantarkan Indonesia yang kokoh perekonomiannya pada 2030 mendatang.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,