,

Urusan Cantik, Davina Pilih Produk Ramah Lingkungan

Model dan aktris Davina Veronica Hariadi makin getol mengkampanyekan perilaku ramah lingkungan. Dengan profesinya itu, dia dituntut untuk selalu tampil cantik dengan kosmetiknya. Setelah menjadi salah satu duta lingkungan di World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia, dia pun mengubah gaya hidup. Demikian pula untuk urusan kecantikan. Dia memilih kosmetik dari produsen yang ramah lingkungan.

“Untungnya, kulitku ini tidak sensitif dan butuh macam-macam. Aku beralih ke produk kosmetik yang ramah lingkungan,” ujarnya ditemui usai kampanye #BeliYangBaik dari WWF Indonesia, belum lama ini.

Davina menjelaskan kosmetik baginya tetap penting. Setiap keluar rumah dia memakai kosmetik meski hanya untuk dasar saja seperti pelindung matahari, pelembab, bedak, lipstick, dan eyeshadow.”Aku ingin cantik untuk diriku sendiri.”

Selain urusan kosmetik, Davina pun meninggalkan produk fashion yang tidak ramah lingkungan. Dia mengaku pernah membeli barang terbuat dari kulit binatang. ”Setelah aku tahu proses pembuatannya dan tahu tentang lingkungan, sudah tidak lagi.”

Dalam kesehariannya, pemain film Rumah Maida ini pun menerapkan diet plastik. Saat event Earth Hour lalu dia bersama beberapa pesohor lain ikut merazia kantung plastik di sebuah mal di Jakarta. Dia mengatakan kini merasa malu jika berbelanja dan membawanya dengan kantung plastik. “Mending nggak jadi belanja kalau mesti kantung plastik.”

Davina menjelaskan bila dia selalu sedia kantung belanja sendiri di mobil. Tetapi, bila hendak belanja dan mobilnya tak ada di tempat dia pun tetap konsisten tak berbelanja. “Paling, kalau cuma satu atau dua barang, ya aku masukin ke tas saja. Kalau banyak, mending tunda dulu.”

Davina yang memilih produk ramah lingkungan untuk urusan kecantikannya. Foto: Asti Dian
Davina yang memilih produk ramah lingkungan untuk urusan kecantikannya. Foto: Asti Dian

Davina juga menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke suatu daerah perbatasan di Kalimantan Barat. Di wilayah yang merupakan daerah ekowisata tersebut, rupanya pengelolaan lingkungannya belum baik. Dia melihat sampah ada di mana-mana.

“Saya tanya di mana tempat sampah, katanya di luar. Saya cari kok tidak ada juga. Baru tahu kalau disuruh buang di luar begitu saja,” ujar wanita kelahiran 20 Oktober ini.

Tak lama setelah itu dia menyebrang ke negara tetangga, tak jauh dari lokasi awal. Kondisinya jauh berbeda dari sisi kebersihan. “Di sana bersih, tidak ada sampah berserakan. Berbeda sekali, padahal cuma selangkah saja dari Indonesia.

Saya sampai mau nangis rasanya. ”Karena itulah, saya ingin mengajak masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan,” himbaunya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,