,

Mulok Konservasi yang Membanggakan Manggarai Barat

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, merupakan kabupaten yang memiliki sekitar lima daerah penting untuk keragaman hayati. Kawasan hutan Mbeliling, misalnya, merupakan habitat bagi tumbuhan endemis maupun empat jenis burung endemis seperti serindit flores (Loriculus flosculus), kehicap flores (Monarcha sacerdotum), gagak flores (Corvus florensis), dan celepuk flores (Otus alfredi).

Sebut saja serindit flores. Burung serindit berukuran 12 centimeter ini memang tidak umum dilihat. Ia menghuni hutan primer di ketinggian 400 – 1.035 meter di atas permukaan laut (m dpl). Atau kehicap flores yang persebarannya memang terbatas. Ia hanya menghuni hutan primer basah terutama pada ketinggian 700 – 900 m dpl.

Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) juga merupakan habitat bagi reptil purba terancam punah yaitu komodo. Satwa dilindungi ini tidak hanya hidup di Taman Nasional Komodo dan Cagar Alam Wae Wuul, yang keduanya berada di wilayah Mabar, tetapi juga di kawasan yang tidak dilindungi di pesisir barat dan selatan Mabar.

Tiburtius Hani, Team Leader Burung Indonesia Program Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, menuturkan bahwa di kabupaten ini terdapat lebih dari 264 kilometer persegi kawasan hutan yang sebagian besar rentan terhadap kerusakan akibat ulah manusia. Penebangan kayu secara ilegal merupakan salah satu ancaman terhadap kelestarian hutan di Manggarai Barat. Yang tentunya akan berimbas pada kelestarian keragaman hayati yang ada.

Untuk itu, upaya pelestarian yang melibatkan banyak pihak, termasuk anak-anak yang merupakan masa depan konservasi, harus dilakukan. Caranya, dengan memasukkan ilmu mengenai keragaman hayati dalam muatan lokal (mulok) konservasi. “Dengan begitu, generasi muda akan peduli terhadap kelestarian alam,” tuturnya belum lama ini.

Melalui mulok konservasi, siswa-siswi akan dikenalkan mengenai kekayaan alam, layanan ekosistem, dan habitat penting flora dan fauna di Manggarai Barat. “Mereka juga diharapkan terlibat aktif dalam upaya konservasi dan turut mempengaruhi orang tuanya agar peduli pada pelestarian alam,” ujar Tibur.

Buku muatan lokal yang berisikan perihal konservasi di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Foto: Ricky Grenggor
Buku muatan lokal yang berisikan perihal konservasi di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Foto: Ricky Grenggor

Strategi jangka panjang

Kurikulum yang diinisiasi Burung Indonesia ini merupakan strategi jangka panjang dalam hal pelestarian lingkungan hidup, khususnya Manggarai Barat. Strategi ini dipandang efektif untuk membangun kesadaran generasi muda melalui penyadartahuan dan pendidikan sejak dini. Peluang tersebut memang dimungkinkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan ruang untuk pemberlakuan kurikulum muatan lokal.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Manggarai Barat Marten Magol mengatakan, inisiatif ini merupakan sejarah baru bagi dunia pendidikan di Manggarai Barat. Selama ini, Manggarai Barat belum memiliki materi kurikulum muatan lokal yang relevan dengan kondisi lokal.

Menurut Marten, partisipasi siswa Sekolah Dasar dalam upaya pelestarian alam masih kurang. Padahal, mereka adalah penerima manfaat dan pelaku konservasi masa depan. “Penyusunan materi ini menjawab kebutuhan masyarakat, baik dari aspek pendidikan maupun pelestarian burung dan hutan,” sebutnya.

Senada, Bupati Manggarai Barat, yang diwakili oleh Asisten I, Benediktus Banu dalam peluncuran modul muatan lokal “Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup Manggarai Barat” pada 29 Juni 2015, di SDN Rangga Watu, Desa Golo Desat, Mbeliling, Mabar, mengharapkan para siswa bangga dan terlibat dalam upaya pelestarian keragaman hayatinya.

Menurut Banu, Pemerintah Kabupaten Mabar memberi dukungan penuh terhadap penyusunan mulok konservasi. “Peraturan Bupati No. 13 Tahun 2015 tentang pemberlakukan kurikulum muatan lokal konservasi lingkungan pada satuan pendidikan dasar di Kabupaten Manggarai Barat adalah buktinya,” tuturnya.

Buku mulok konservasi yang membanggakan Manggarai Barat, NTT. Foto: Burung Indonesia
Buku mulok konservasi yang membanggakan Manggarai Barat, NTT. Foto: Burung Indonesia

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,