Limbah pembuangan PLTU Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali menuai protes tidak hanya dari warga setempat, tetapi juga dari Komisi II DPRD Buleleng. Pasalnya, limbah cair saat ini masih ditampung secara darurat.
Ironisnya, PLTU berkapasitas 426 Megawatt tersebut bakal diresmikan secara penuh dalam waktu dekat ini . ‘’Apapun alasannya pihak perushaan harus menyelesaikan persoalan limbah. Saat ini penampungan limbahnya masih darurat, bagaimana diresmikan,” kata Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa, pada Senin (10/08/2015) saat melakukan sidak ke lokasi.
Budiasa mengatakan pihaknya sudah beberapa kali melakukan sidak menanggapi keluhan warga yang terganggu kesehatannya karena limbah cair dan debu tersebut. ‘’Pembuangan limbah sangat penting sekali. Sebelum ada solusi tentang pembuangan limbah tersebut, sebaiknya jangan dulu diresmikan, karena masih perlu dibenahi,’’tambahnya.
Bahkan kondisi aktual PLTU itu masih jauh dari Analisis Dampak lingkungan (Amdal) yang dipaparkan sebelumnya. ‘’Kami tegaskan sekali lagi tidak ada peresmian, karena mereka harus menuntaskan persoalan-persoalan yang masih perlu diperbaiki,’’imbuhnya.
Sedangkan Kepala Humas PT General Energy Bali (GEB), Putu Singyen, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak, alasannya semuanya ditangani pemegang saham terbesar yaitu China Huadian. ‘’Kami tidsak tahu, bahkan besok katanya ada peresmian selesainya proyek ini, malah kami tidak tahu,’’ujarnya.
PLTU Celukan bawang merupakan proyek pembangkit terbesar di Bali. Proyek yang sebagian besar sahamnya dimiliki China Huadian Engineering Co.Ltd – dari China Huadian Group Company, nantinya mampu mensuplai sumber energi untuk pertumbuhan ekonomi di Bali, khususnya di Buleleng.