,

Menko Kemaritiman Kini Dijabat Rizal Ramli

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan pergantian sejumlah menteri dalam kabinet yang dipimpinnya. Dalam pengumuman yang dilaksanakan pada Rabu (12/08/2015) itu, Jokowi menyebutkan ada enam nama yang diganti. Salah satunya, adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Susilo yang posisinya digantikan Rizal Ramli.

Pelantikan keenam menteri baru tersebut dilaksanakan di Istana Negara dan tanpa dihadiri Indroyono yang posisinya sedang berada di luar Jakarta. Selain Indroyono, lima menteri lain yang ikut dilantik adalah:

1. Darmin Nasution menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil.

3. Luhut Binsar Panjaitan menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

4. Thomas Lembong menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Rahmat Gobel.

5. Politikus senior PDI Perjuangan Pramono Anung menjadi Menteri Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto.

6. Sofyan Djalil menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menggantikan Andrinof Chaniago.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Mongabay di lapangan, Indroyono saat pelantikan berlangsung posisinya sedang berada di Denpasar, Bali, dalam  perjalanan pulang dari Timika, Papua Barat.

“Saya sedang transit di Denpasar, on the way from Timika  to Jakarta,” ucap Indroyono dalam pesan singkat yang dikirimkan kepada wartawan.

Karena mengaku sedang ada di luar Jakarta, Indroyono berpamitan kepada wartawan melalui pesan singkat. Lengkapnya: “Yth Bapak dan Ibu, dengan berakhirnya tugas kami sebagai Menko Kemaritiman, maka kami mohon pamit, sekiranya ada khilaf, baik disengaja maupun tidak sengaja, mohon kiranya dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya,” papar Indroyono.

Sebelum mendapatkan kabar singkat tersebut, Mongabay sempat mendatangi kantor Kemenko Kemaritiman dan menjumpai sejumlah pegawai di gedung tersebut. Namun, dari beberapa orang yang ditanyai, tak satupun mengaku tahu ada pergantian menteri tersebut.

“Saya tidak tahu. Saya belum dengar kabarnya,” ucap salah satu pegawai Biro Humas kementerian tersebut yang enggan disebutkan namanya.

Menurut dia, Menteri Indroyono sedang berada di Papua untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Namun, dia tak berani menyebut pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan terakhir sebagai menteri.

“Semoga tidak ya. Pulang dari Papua Pak Menteri tetap berkantor disini. Orangnya baik dan ramah,” ungkap dia.

Serah Terima Jabatan

Setelah kabar pergantian jabatan menteri di lingkungan Kementerian Koordinator Kemaritiman menyebar dan dipastikan itu benar, para pegawai akhirnya mulai mengakuinya. Bahkan, di antara mereka ada yang menyebut bahwa Kamis (13/8/2015) pagi akan dilaksanakan upacara serah terima jabatan (Sertijab).

“Iya, sertijabnya besok pagi jam 8 pagi disini,” ucap staf tim medis Kemenko Kemaritiman Adhi Ferdya kepada wartawan di gedung BPPT.

Akan tetapi, Adhi enggan merinci lebih jauh seperti apa sertijab yang akan digelar tersebut. Menurutnya, itu masih dibicarakan di internal dan dia sendiri belum mengetahuinya dengan pasti.

Sementara itu, terkait pergantian jabatan tersebut, belum ada tanggapan resmi dari kementerian yang ada di bawah Kemenko Kemaritiman. Termasuk, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selama ini menjadi lembaga sentral dibawah Kemenko Kemaritiman.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga belum memberikan tanggapan resmi, walaupun Mongabay sudah mengirimkan pesan singkat kepadanya. Saat dihubungi lewat sambungan telepon pun, Susi tidak mengangkatnya.

Keputusan Tepat

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Abdul Halim, berpendapat bahwa keputusan Jokowi untuk mengganti menterinya di Kementerian Koordinator Kemaritiman merupakan langkah yang tepat dan bijak.

Pasalnya, Indroyono selama 10 bulan menjabat, belum ada pekerjaan yang menjanjikan dan.”Beliau belum memberikan hasil kinerja terbaik selama di kabinet,” ungkap Abdul Halim kepada Mongabay.

Karena kinerja yang tidak meyakinkan itu, menurut dia, Jokowi terpaksa harus mengambil keputusan dengan melakukan pergantian jabatan. Dengan cara tersebut, diharapkan posisi Menko Kemaritiman bisa melaksanakan akselerasi cita-cita poros maritim dunia.

Parameter ketidakberhasilan Indroyono melaksanakn kinerja, kata Abdul Halim karena tiga faktor di bawah ini:

  1. Roadmap bersama di bidang kemaritiman, dipimpin oleh Menko Maritim dan dirumuskan bersama-sama dengan 4 (empat) kementerian sektoral di bawahnya;
  2. Penyusunan kebijakan sebagai payung hukum untuk memaksimalkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI); dan
  3. Implementasi di lapangan.

Tentang sosok pengganti Indroyono, Rizal Ramil, Halim menilainya sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi. Rizal Ramli, dalam pandangan dia, adalah ekonom yang selama ini memiliki pendirian teguh dan dikenal bersih.

“Serta memiliki pengalaman duduk di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian di era (Presiden) Gus Dur,” jelasnya.

Namun, sosok Rizal Ramli di mata dia tetap memiliki kelemahan karena tidak memilki latar belakang bidang kemaritiman yang harusnya itu menjadi faktor penting untuk menjabat Menko Kemaritiman. Tapi, lagi-lagi Rizal Ramli dinilai sebagai sosok yang tepat karena punya indra yang sangat tajam.

“Setidaknya beliau mengetahui tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Kesediaan beliau patut diuji selama tiga bulan ke depan,” tandas Abdul Halim.

Artikel yang diterbitkan oleh