,

Bakteri Penghuni “Pintu Neraka”

Sekilas, bila melihat cuplikan video atau foto-foto mengenai kawah raksasa Derweze dengan api berkobar, mungkin Anda akan berpikir pemandangan tersebut hanyalah potongan dari sebuah film fiksi ilmiah. Jangan salah! kawah raksasa itu sungguh nyata adanya.

Fenomena alam ini berawal dari pengeboran minyak yang dilakukan oleh Uni Soviet, lebih 40 tahun lalu, di Desa Derweze, Turkmenistan.

Turkmenistan merupakan negara bekas Uni Soviet yang berada di perbatasan Iran dan tepi Laut Kaspia, dengan populasi penduduk sekitar 5 juta jiwa. Salah satu fitur geografis Turkmenistan adalah Gurun Karakum, yang merupakan salah satu deposit terbesar minyak dan gas alam dunia.

Ketika itu, 1971, para insinyur Uni Soviet melakukan pengeboran di Gurun Karakum untuk mengekstrak gas. Namun, tanah yang berada di atas pengeboran runtuh dan membentuk sebuah kawah besar. Meski tidak ada yang terluka namun, para ahli tersebut khawatir bila gas beracun tersebut akan tersebar keluar kawah. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membakarnya.

kawah Derweze yang dijuluki pintu neraka atau "Door to Hell". Sumber: Wikipedia
Kawah Derweze yang dijuluki pintu neraka atau “Door to Hell”. Sumber: Wikipedia

Mereka berpikir gas akan terbakar dalam hitungan pekan. Namun yang terjadi adalah gas tersebut tetap terbakar dan terus menyala hingga tahunan. Bahkan, kobaran api raksasa itu telah menginjak tahun ke-44. Sejak itu pula, kawah Derweze dikenal dengan julukan “Door to Hell” atau “pintu neraka”.

Lubang menganga berdiameter 70 meter itu begitu populer. Terlebih, setelah tersebar luas lewat media sosial dan telah menjadi tontonan wisatawan dari penjuru dunia.

Seperti yang dilansir dari Daily Mail, George Kourounis (44), seorang berkebangsaan Kanada,  menjadi orang pertama yang masuk ke kawah sedalam 110 kaki itu pada 2013. Ia memperkirakan temperatur kawah bisa mencapai 1.000 derajat Celcius.

Pria tersebut memutuskan masuk ke kawah setelah mendengar rumor pemerintah Turkmenistan akan memadamkan api yang berkobar. Tujuannya, selain bisa berjalan di dalam kawah, juga untuk mengoleksi sampel lumpur yang ada.

George Kourounis merupakan orang pertama yang masuk ke kawah super panas tersebut. Sumber: Akipress.com/George Kourounis
George Kourounis merupakan orang pertama yang masuk ke kawah super panas tersebut. Sumber: Akipress.com/George Kourounis

Foto yang dirilis itu menampilkan gambar Kourounis mengenakan pakaian yang memantulkan panas, peralatan bernapas, harness, dan pelindung lain.

Kourounis berada di dasar kawah lebih kurang 15 menit, sebelum diangkat naik oleh timnya. Ia menyelesaikan tantangan tersebut pada musim dingin 2013. Hasil penelitian dari sampel yang dibawanya menunjukkan, telah ditemukan  bakteri yang diduga sejenis bakteri bikrobial, di kawah super panas yang kaya metana itu.

Karena ini belum pernah dilakukan orang, ada banyak ketidakpastian dan pertanyaan. Berapa panas suhu di dasar? Apakah ada udara untuk bernafas? Apakah tali pengaman bisa bertahan? Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?  Itulah sejumlah pertanyaan yang menghantui Kourounis saat hendak terjun ke kawah.

Kawah Derweze yang sejak 1971 hingga saat ini terus mengeluarkan gas menyala. Sumber: Akipress.com/George Kourounis
Kawah Derweze yang sejak 1971 hingga saat ini terus mengeluarkan gas menyala. Sumber: Akipress.com/George Kourounis

Kourounis menuturkan, awalnya dia berharap akan menemukan kehidupan sekecil apapun di lingkungan tersebut. Dan ternyata, pria tersebut memang menemukan bakteri yang hidup di dasar kawah, yang sepertinya hidup dengan nyaman di lingkungan dengan suhu panas. Pastinya, jenis bakteri tersebut tidak ditemukan di manapun.

“Saya berada di tempat yang tak pernah ada manusia sebelumnya. Ini seperti berada di planet asing. Sangat menyenangkan, penuh petualangan, berbahaya, pertama kali di dunia, dan sebuah kontribusi mengagumkan untuk ilmu pengetahuan,” katanya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,