,

Inilah Para Penjaga Lingkungan dari Tambang

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) memberikan penghargaan kepada 23 orang yang dinilai menginspirasi dalam perjuangan menolak tambang. “Mereka sebenarnya tidak mewakili pejuang tambang, lingkungan dan HAM keseluruhan. Masih banyak yang lain. Hanya, mereka dipilih karena dianggap memberikan inspirasi kepada orang banyak,” kata Koordinator Jatam, Hendrik Siregar, di Jakarta Rabu (19/8/15), bersamaan dengan HUT Jatam ke-20.

Dia mengatakan, Jatam melihat konsistensi mereka dalam perjuangan menjaga lingkungan hidup. “Harapannya ini jadi inspirasi masyarakat lain yang sedang berjuang mempertahankan ruang hidup.”

Diana F Takumansang, warga Pulau Bangka, penerima penghargaan senang.  Tambang, katanya, membuat keselamatan warga hilang. Dia bersama-sama yang lain berjuang mempertahankan ruang hidup bersama warga melawan PT Mikgro Metal Perdana yang hendak ‘menghancurkan’ Pulau Bangka, Sulawesi Utara.

“Kami tak takut demi keselamatan desa. Segala macam cara dilakukan jangan sampai ada pertambangan tetapi pemerintah mengawal perusahaan,” katanya.

Warga Pulau Bangka, berkali-kali memenangkan gugatan di pengadilan. Terakhir gugatan permohonan cabut izin MMP dikabulkan PTUN Jakarta timur. MMP, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengajukan banding. “Kami tak akan pernah berhenti. Akan terus berjuang.”

Cak irsyad, warga terdampak lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jatim, juga punya cerita. Sejak sekolah banyak tenggelam, rumahnya disulap menjadi Sanggar Al-Faz. Di sana, anak-anak korban lumpur Lapindo belajar membaca, bernyanyi dan menari. Tak heran jika Jatam memberikan penghargaan kepadanya.

“Dulu Sidoarjo nyaman, aman, jauh dari tsunami dan gempa. Tiba-tiba ada lumpur.”

Ada juga Umbu Janji, pejuang penolak pertambangan emas PT Fathi Resources di Sumba. Bersama dua rekan, Umbu Mehang dan Umbu Pendingara, divonis sembilan bulan penjara di Pengadilan Tinggi Waikabubak, 3 Mei 2012. Mereka dituduh merusak peralatan perusahaan.

“Tahun 2011 pertambangan emas masuk. Kami menolak. Saya orang pertama menolak hingga ada 100 orang lebih menandatangani penolakan. Pemerintah mulai bupati hingga gubernur tak menggubris. Tak ada jawaban,” katanya.

Aleta Kornellia Baun atau Mama Aleta juga mendapatkan penghargaan. Dia perempuan yang memimpin masyarakat adat Molo, Amanatun dan Amanuban melawan tambang marmer. Perjuangan berhasil. Pada 2013, dia mendapatkan penghargaan Goldman Environmental Prize. 

“Dulu kami diganggu dengan reboisasi, HTI, HKM dan pertambangan. Mulai lima tahun belakangam, sudah tak ada gangguan. Hanya ada isu berkembang bahwa Jokowi akan mendatangkan investor masuk. Kami masyarakat adat akan terus berjuang. Wilayah itu milik kami,” kata Petrus Almet, datang mewakili Mama Aleta.

Tokoh lain, almarhum Werima Masi Mananta. Dia memperjuangkan tanah warga yang dirampas PT. Valley, dulu PT Inco, perusahaan tambang nikel di Sulawesi Selatan. Surtini Paputungan, pejuang Teluk Buyat, Sulawesi Utara yang berhadapan dengan PT Newmont Minahasa Raya. Juga Sukinah, perempuan melawan  PT Semen Indonesia, di Rembang.

Juga Abdul Madjid, Kepala Desa Tangkeno, Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Dia menolak tambang dengan menjadikan pulau seluas 873 km sebagai ekowisata. Lalu, Sania, aktivis  Gerakan Samarinda Menggugat (GSM), Yani Sagaroa, Direktur Yayasan LOH, pada 2007 vonis empat bulan atas kasus pencemaran Teluk Buyat PT Newmont. Bambang Bin Nail, penjara empat bulan karena bersana masyarakat adat Pelaik Keruap di Kalbar menolak pertambangan PT Mekanika Utama Grup (MUG).

Ada Meli Melda dan Andi Jaya, berjuang melawan pertambangan PT Famiaterdio Nagara di Bengkulu. Anwar Stirman, penggugat Newmont Minahasa atas pencemaran Teluk Buyat. Harwati, warga terdampak lumpur Lapindo, St. Saudur br. Sitorus (Opung Gideon), penolak tambang PT Dairi Prima Mineral di Dairi, Sumut. Pastur Kopong, penggerak GSM.

Kemudian Romo Agustinus Ubin CM, tokoh agama penolak tambang PT MUG, Kalbar. Baharudin Demu, Koordinator Jatam Kaltim 2002-2004 serta Rosdi Bachtiar Martadi, pengajar yang menggalang anak-anak muda menolak tambang emas di Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi.

Sebagian para penerima penghargaan Jatam, sebagai tokoh-tokoh inspirasi penolak tambang. Foto: Indra Nugraha
Sebagian para penerima penghargaan Jatam, sebagai tokoh-tokoh inspiratif penolak tambang. Foto: Indra Nugraha
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,