Pada Rabu (2/9/15), ada 663 titik panas terpantau diduga dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Riaupun diselimuti asap pekat hingga 11 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, terganggu. Sejumlah sekolahpun mulai diliburkan.
Data BMKG Riau menyebutkan pada Rabu pukul 16.00, dari ratusan titik api, didominasi Jambi, Sumatra Selatan dan Riau, masing-masing 229, 189 dan 178 titik. Dengan mengambil tingkat kepercayaan 70%, diyakini ada api, di Riau ada 107 titik.
Konsentrasi titik api di Riau di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir. Di kabupaten-kabupaten inilah sejak sebulan lalu titik api selalu terdeteksi. BMKG telah mengirimkan peringatan kepada posko penanggulangan kebakaran hutan Riau untuk mewaspadai kebakaran hutan makin meluas.
“Kita sudah warning ke posko sepekan lalu untuk pemadaman maupun penggiatan patroli karena khawatir muncul titik–titik api baru,” kata Slamet Riyadi, analis BMKG kepada Mongabay.
BMKG memperkirakan, makin banyak titik api di Riau karena potensi hujan sangat minim. Kalaupun ada, hujan sangat ringan. Pontensi itu terjadi di Dumai, Bengkalis dan Rokan Hilir. Di bagian selatan Riau yakni Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Pelalawan, justru kekeringansampai beberapa minggu ke depan.
Dia juga meminta warga mewaspadai kondisi udara pagi dan malam hari. Suhu rendah dan angin tidak banyak berembus pada pagi hari dan malam akan membuat partikel berbahaya dari kebakaran hutan turun ke permukaan bumi.
“Jarak pandang biasa buruk pagi hari muncul pukul 7.30, angin juga belum berembus karena perbedaan suhu daratan belum ada karena belum ada penyinaran matahari. Ini yang sebut hazy smoke yang berbahaya karena kandungan CO2 lebih tinggi,” ucap Slamet.
Hasnan, Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II mengatakan, penerbangan dari dan menuju Pekanbaru pagi tadi terganggu akibat jarak pandang di bawah normal. Ada 11 penerbangan terganggu pada pagi hari hingga pukul 10.30.
“Ada tiga penerbangan menjelang pukul 10.30 tapi ada delay. Sejak kemarin pekat, pagi ini parah karena jarak pandang hanya 400 meter sementara jarak normal 1.000 meter,” katanya..
Pada pukul 10.30 mulai normal, jarak pandang lebih 1.000 meter. Namun, kondisi kepekatan asap sangat tergantung arah angin, tidak bergantung pagi, siang atau sore hari.
Saat ini, angin bergerak dari tenggara dan selatan menuju barat. Pada ketinggian 5.000 meter ada arus angin bergerak dari timur ke barat. Dengan angin di ketinggian ini, asap kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera diperkirakan tidak menyeberang hingga Singapura dan Semenanjung Malaysia.
Namun, sejumlah daerah di Sumatera Barat kini diselimuti kabut asap. Di Solok, kabut asap tipis mulai tampak di jarak pandang 800 meter.“Padang juga berdampak. Masih 2.500 visibility. Jadi masih aman untuk take off dan landing,” ujar Slamet.
Sekolah libur
Sementara itu jarak pandang berkurang di sejumlah kota di Riau memaksa sekolah meliburkan siswa. Umul (32), warga Tenayan Raya, Pekanbaru mengatakan, dua anaknya hanya bermain di rumah karena mendadak diliburkan dari sekolah sejak awal pekan ini.
“Senin kemarin pas ke sekolah ternyata sudah ada pengumuman libur di pagar. Tadi tanya ke guru, katanya masih libur sampai Kamis.”
Anak dia yang sekolah di taman kanak-kanak di Jl Sepakat Pekanbaru libur mulai Rabu dan mungkin tetap libur sampai Jumat. “Biasa setengah enam buka jendela rumah baru terasa bau asap, kini jendela ditutup aja sudah menyengat.”