,

Kabut Asap Kiriman yang Sampai ke Aceh, Mulai Ganggu Aktivitas Masyarakat

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah Provinsi di Pulau Sumatera menyelimuti juga sebagian besar Provinsi Aceh sepekan terakhir. Masyarakat Aceh mulai mengeluh dengan kabut asap kiriman tersebut, karena bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan.

Asnawi, masyarakat Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Jumat (4/9) mengatakan, sejak pekan lalu, kabut asap telah sampai ke Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, Aceh Timur, dan Aceh Utara. “Kabut asap kiriman ini cukup mengganggu. Kami tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa akibat jarang pandang yang terganggu dan juga ancaman kesehatan.”

Asnawi mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe cukup tebal, jarak pandang sangat terbatas sehingga sangat mengganggu pengguna transportasi. “Perjalanan saya ke Sumatera Utara melalui Bandara Malikussaleh, Kota Lhokseumawe, terpaksa dibatalkan karena pesawat tidak bisa mendarat atau berangkat akibat kabut asap itu. Bahkan, bandara hampir sepekan ditutup.”

Nurjannah, Warga Aceh Timur lainnya mengatakan, sebagian besar warga Idi Rayeuk, saat ini telah mendapat pembagian masker yang diberikan oleh aparat kepolisian untuk menghindari gangguan pernapasan. “Asapnya memang tebal, kami mulai khawatir akan banyak masyarakat yang sakit,” ujarnya.

Kepala Seksi Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Zakaria mengatakan, dampak dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Sumatera memang telah terasa hingga ke Provinsi Aceh dalam sepekan terakhir. “Asap yang berasal dari Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan beberapa daerah lain, yang menyelimuti Aceh saat ini karena angin memang bergerak ke wilaya Serambi Mekah ini.”

Zakaria mengatakan, kabut asap tersebut hampir menyelimuti seluruh Aceh, termasuk Banda Aceh. Namun, yang paling parah adalah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Kota Lhokseumawe. Di daerah tersebut jarak pandang hanya 200 meter. “Kabut asap baru akan hilang dari Aceh jika angin bertiup ke daerah lain yang disertai hujan deras selama beberapa hari. Serta, kebakaran hutan tidak lagi terjadi.”

Menanggapi gempuran kabut asap yang terjadi hampir di seluruh pulau Sumatera tersebut, Presiden RI Joko Widodo telah menggelar rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan di Istana Presiden, Jumat (4/9/15).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, rapat tersebut dihadiri Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri, Mendagri, Sekjen Kemen LHK, dan pihak terkait lainnya. “Presiden sangat serius menanggapi masalah kebakaran hutan dan lahan. Menurut Presiden Jokowi, perlu dicarikan solusi permanen agar tidak berulang terus.”

Sutopo mengatakan, hampir 80 persen wilayah Sumatera terdampak langsung oleh asap. Jarak pandang di Bandara SSK II Pekanbaru 500 meter, Kota Pekanbaru 500 meter, Rengat dan Pelalawan 800 meter, Bandara Sultan Thaha Jambi 600 meter. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Pekanbaru, Rumbai, Siak, Bangko, Rohul, Kampar, Jambi lebih dari 300. Artinya sudah level berbahaya.

“Arahan Presiden, penanganan agar diteruskan dengan operasi darurat asap. Kementerian LHK sebagai koordinator dalam penanganan karhutla, didukung penuh oleh BNPB, TNI dan Polri. BNPB diminta terus menggelar hujan buatan dan pemadaman api dari udara.”

Sutopo mengatakan, Presiden juga meminta TNI mengerahkan personil untuk membantu pemadaman dan menjaga daerah agar tidak dibakar, sedangkan Polri meningkatkan penegakan hukum bersama penyidik pegawai negeri sipil (PPNS). “Pemadaman di darat oleh BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, MPA dilakukan terus. Kepala Daerah tetap bertanggung jawab mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di daerahnya. Targetnya, September 2015 kebakaran teratasi.”

Kabut asap yang terlihat di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah
Kabut asap yang terlihat di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,