, ,

Asap Pekat Masih Selimuti Jambi

Sumatera dilanda kebakaran hutan dan lahan serta diselimuti kabut asap. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, merupakan tiga provinsi terparah. Di Jambi, asap pekat masih menyelimuti wilayah itu. Dari Satelit Nassa Aqua Terra tercatat ada 923 total titik api, selama lima hari terakhir.  Titik api terbanyak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur 190, dan Muaro Jambi 177 titik api. Kualitas udara tak sehat hingga sekolah diliburkan sejak pekan lalu.

Hasil pantauan Indeks Status Pencemaran Udara (ISPU) di Jambi pekan ini menunjukkan angka 183, kategori tidak sehat. “Ini dari pengecekan mobil pengukur ISPU ditempatkan di Kotabaru, Jambi,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Jambi, Rosmeli.

Data KKI Warsi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tahun ini lebih parah dibandingkan tiga tahun terakhir. Manajer Komunikasi KKI Warsi Rudi Syaf menyebutkan, pemerintah lambat mengantisipasi kebakaran hingga meluas. “El-Nino sudah diwanti-wanti BMKG akan terjadi mulai Juli. Jika antisipasi lebih awal tentu saja kebakaran tidak separah ini,” katanya.

Berdasarkan pantauan dan analisa Warsi, kebakaran hutan lahan seluas 9.149 hektar dan terus meningkat, karena ada beberapa sebaran titik api merambat dari Batangahari dan Tebo.

“Angka ini terus meningkat 30% sampai akhir pekan ini. Pantauan kita di lapangan terjadi kebakaran konsesi perusahaan di Batanghari dan Tebo.”

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Arif Munandar menyebutkan, sudah mulai pemadaman. “Sudah water bombing atau pemadaman dari udara. BNPB juga siap teknik modifikasi cuaca atau hujan buatan.”

Dia mengatakan, para personil Manggala Agni, TNI, Polri, Dinas Kehutanan, pemadam kebakaran maupun masyarakat peduli api, terus bekerja keras untuk pemadaman. Namun, titik api banyak dan luas yang terbakar membuat kewalahan. Belum lagi, akses beberapa lokasi kebakaran seperti di Tanjung Jabung Timur, sulit dilalui jalur darat, dan tidak tersedia sumber air memadai untuk pemadaman api di hutan dan lahan. “Kalau dibilang makin parah, tidak juga, karena ada beberapa titik api mulai berkurang. Kita terus pemadaman baik langsung maupun dari udara.  Hanya arah angin yang membuat asap pekat hari ini,” katanya.

Sedangkan, kalangan pegiat lingkungan menilai, kebakaran hutan terus terjadi karena penegakan hukum lemah, tidak memberi efek jera bagi pelaku kejahatan. Musri Nauli, Direktur Eksekutif Walhi Jambi mengatakan, kebakaran dan bencana asap merupakan derita rakyat.

“Ini bencana tahunan. Paling dirugikan masyarakat Jambi. Pemerintah harus menegakkan hukum, karena data-data titik-titik api sudah jelas terlihat di HTI dan perkebunan sawit. Jika perusahaan tidak mampu mengawasi wilayah, sebaiknya cabut saja izinnya.”

Revisi perizinan khusus di gambut menjadi poin penting harus dilakukan pemerintah Jambi jika tidak ingin kebakaran tak berulang. “Pemulihan gambut harus segera. Hampir separuh sebaran titik api di kawasan gambut. Pemerintah tidak boleh bermain-main di gambut.”

SD masih libur

Setelah satu minggu, menyusul penetapan siaga darurat karhutla oleh Pemprov Jambi, sekolah-sekolah dasar di Jambi diliburkan. SD masih meliburkan murid kelas I-III hingga ada instruksi lebih lanjut.

“Besok, murid I-III masih terus diliburkan. Kelas IV-VI mulai masuk seperti biasa,”  kata Ermitati, Guru SDN 216, Kota Jambi.

Meskipun ada imbauan mengunakan masker kepada murid-murid, kata Ermitati, belum ada pembagian masker gratis.

Sebelumnya, tiga daerah di Jambi, yakni Muarojambi, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat, lebih dulu menetapkan status siaga darurat karhutla. Disusul Batanghari juga menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan.

Forum Jambi Melawan Asap terdiri dari gabungan organisasi masyarakat sipil, mahasiswa dan masyarakat Jambi peduli asap. Foto: Warsi
Forum Jambi Melawan Asap terdiri dari gabungan organisasi masyarakat sipil, mahasiswa dan masyarakat Jambi peduli asap, aksi protes atas bencana yang terus berulang dan merugikan warga Jambi. Foto: Warsi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,