,

Mati Lagi! Dua Individu Gajah Ditemukan Membusuk di Perkebunan Kelapa Sawit Bumi Flora

Dua individu gajah sumatera betina, ditemukan mati di perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Bangkai gajah yang membusuk itu, tergeletak di lokasi terpisah dan ditemukan dalam rentang waktu empat hari.

Hamdani, warga Kecamatan Banda Alam, Selasa (8/9/15) mengatakan, bangkai gajah pertama ditemukan  warga pada 4 September. Sementara, gajah kedua dilihat pada 8 September 2015. “Kedua gajah tersebut  mati di kebun sawit milik PT Bumi Flora. Jarak bangkai gajah pertama dengan kedua sekitar satu kilometer.”

Hamdani tidak tahu persis penyebab matinya dua gajah itu. Namun, dirinya melihat dalam beberapa bulan terakhir, kawanan gajah liar memang sering masuk ke perkebunan PT. Bumi Flora. “Kalau warga, tidak akan yang berani membunuh gajah. Warga percaya, bila gajah dibunuh, kawannya akan turun untuk membalas.”

Hamdani juga menyakini dua gajah tersebut bukan dibunuh oleh pemburu gading, karena yang mati merupakan gajah betina. “Kalau gajah jantan yang mati, bisa saja dibunuh oleh pemburu gading. Tapi, kalau gajah betina tidak mungkin karena tidak ada gadingnya.”

Tim BKSDA Aceh yang melakukan otopsi, drh. Rosa Rika Wahyuni menyatakan, belum bisa memastikan penyebab kematian dua gajah betina itu. Hingga saat ini, tim BKSDA masih menunggu hasil pengujian laboratorium untuk memastikan penyebab kematiannya.

Rosa juga menjelaskan, saat proses otopsi dilakukan, tim BKSDA tidak menemukan  tanda-tanda kekerasan di tubuh gajah tersebut. “Kami mengambil sampel beberapa bagian tubuh gajah tersebut untuk diperiksa di laboratorium,” sebutnya.

Senada, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Hasibuan mengatakan, saat dilakukan otopsi, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh gajah tersebut. Untuk sementara, gajah tersebut mati diduga karena  racun. “Untuk saat ini, beberapa sampel organ gajah telah dibawa ke laboratorium. Kami lagi menunggu hasilnya untuk memastikan penyebab matinya gajah tersebut.”

Genman menyebutkan BKSDA telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan gajah sumatera agar tidak punah di alam liar. BKSDA juga bekerja sama dengan berbagai pihak agar satwa yang dilindungi tersebut dapat terus hidup berdampingan dengan masyarakat.

“Munculnya konflik antara gajah dengan manusia dikarenakan gajah dan manusia sama-sama membutuhkan lahan yang landai dan datar. Selama ini terkesan, gajah yang turun ke permukiman dan mengganggu masyarakat. Padahal, gajah dan manusia membutuhkan lahan yang sama, inilah yang memunculkan konflik.”

Gajah sumatera betina kedua yang ditemukan mati masih wilayah perkebunan kelapa sawit milik PT. Bumi Flora di Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Foto: Safwanto
Gajah sumatera betina kedua yang ditemukan mati masih wilayah perkebunan kelapa sawit milik PT. Bumi Flora di Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Foto: Safwanto

Genman juga mengatakan, saat ini, jumlah gajah di Aceh hanya tersisa antara 450 sampai 500 individu yang tersebar di 20 kabupaten/kota di Aceh. “Hanya di Kota Banda Aceh, Sabang, dan Kabupaten Simeulue yang tidak ada gajah.”

Kasat Reskrim Polres Aceh Timur, AKP Budi Nasuha mengatakan, Polres Aceh Timur masih melakukan penyelidikan terkait matinya gajah di lahan perkebunan tersebut. Selain itu, Polres Aceh Timur juga masih menunggu hasil pemeriksaan penyebab kematian itu dari BKSDA.

“Kalau BKSDA telah mengeluarkan hasil pemeriksaan penyebab kematian gajah itu, dan kita menemukan adanya unsur pidana, maka penyeledikan akan dilanjutkan untuk menjerat pelaku sesuai dengan aturan yang ada,” ujar Budi.

April lalu, dua ekor gajah sumatera juga ditemukan mati di Aceh. Kasus pertama berada di Kabupaten Aceh Barat pada 14 April, sementara yang kedua, terjadi di Kabupaten Aceh Timur pada 20 April 2015.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,