,

Pambadi Guntur, si Guntur Menggelegar

Dari bawah, corak tubuhnya mirip kembang gula lollipop. Paruhnya tebal dengan bagian atas biru muda cerah dan bagian bawah kuning cerah. Sementara tenggorokan, dada dan perutnya merah darah dengan kalung hitam pada leher. Dari sisi atas, burung sempur-hujan sungai justru tampak hitam legam dengan sedikit corak merah pada tunggir dan garis putih pada sayapnya.

Keunikan lain dari burung ini adalah warnanya yang beraneka dan mencolok yang teramat kontras dengan suaranya yang parau, menyerupai suara tonggeret. Meskipun bertubuh kecil namun suara kepakan sayapnya terdengar laksana guntur. Cocok dengan sebutan masyarakat Dayak untuk burung yang ini, yaitu Pambadi Guntur atau sempur-hujan sungai.

Burung penghuni hutan dataran rendah ini tersebar luar dari Myanmar, Kamboja, Thailand, Malaysia, hingga Indonesia. Namun, di Indonesia sempur-hujan sungai hanya dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Sama dengan kerabatnya, sempur-hujan darat. Bedanya, sempur-hujan sungai memiliki paruh lebih besar dibanding kerabat-kerabatnya yang lain, serta tunggir merah yang menjadi ciri khas burung bernama Inggris Black and Red Broadbill ini.

“Burung ini lebih sering berada di pinggiran hutan di sepanjang sungai, aliran air atau jalan,” ujar Jihad, Bird Conservation Officer Burung Indonesia.

Di sekitar sungai itulah burung bernama latin Cymbirhynchus macrorhynchos ini berburu pakan favoritnya. Biasanya sempur-hujan sungai bertengger di tajuk atas maupun bawah yang terbuka untuk memburu serangga, kepiting, siput maupun ikan kecil.

Sebagai contoh saat melakukan perjalanan di aliran Sungai Sekonyer hingga Sekonyer Kanan menuju Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, jenis burung ini mudah dijumpai beterbangan menyusup di sela-sela pandan dan vegetasi pinggir sungai.

Karena habitatnya di dekat aliran air, sempur-hujan sungai bersarang di pepohonan di sekitar aliran sungai. Bentuk sarangnya pun unik, memanjang dan menggantung di cabang pohon. Biasanya sarang tersebut memiliki lubang di bagian tengah, tempat sempur-hujan sungai keluar-masuk.

Menurut laporan dari Birdlife International, meski terlepas dari kenyataan bahwa tren populasi jenis burung ini tampaknya menurun, namun penurunan tersebut tidak diyakini cukup cepat untuk mendekati ambang batas rentan dalam struktur populasinya.

Dalam artikel kerjasama antara Mongabay-Indonesia dan Burung Indonesia bulan September 2015 ini, Anda bisa mengunduh kalender digital untuk gadget atau komputer anda. Silakan klik tautan ini dan simpan dalam perangkat anda.

Sempur Hujan Sungai Burung Indonesia

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,