,

Inilah Kemilau Mutiara Khatulistiwa di Kepulauan Karimata

Menyongsong Sail Selat Karimata 2016, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, menyiapkan sejumlah “jurus” untuk membuka jalan bagi terlaksananya even akbar itu. Salah satunya dengan menghelat Festival Karimata 2015 pada 17-20 Oktober 2015.

Kepastian penyelenggaraan festival ini disampaikan Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid, Jumat (9/10/15). Beberapa lokasi di sejumlah titik di Kepulauan Karimata, akan menjadi lokasi utama kegiatan. ”Ini semacam tryout bagi kami, pemerintah kabupaten maupun masyarakat Kayong Utara menyambut Sail Selat Karimata 2016 mendatang,” katanya di Sukadana.

Festival yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Pemerintah Kayong Utara ini, menjadi sesuatu yang spesial lantaran bertepatan dengan momentum kedatangan 40-an yacht (kapal layar ringan) dari 15 negara peserta Wonderful Sail2Indonesia 2015 di perairan Karimata.

“Tahun ini, Pulau Karimata untuk kali pertama menjadi titik singgah para yachter. Nantinya mereka tidak hanya lewat seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi akan berinteraksi dan bergabung dalam rangkaian kegiatan Festival Karimata 2015,” tambahnya.

Para pengelana samudera itu, sejak dilepas dari titik star di Darwin, Australia pada Juli lalu, berkeliling perairan Indonesia selama tiga bulan dan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan di setiap titik singgah. Beberapa titik sudah mereka singgahi, seperti Pulau Alor, Timor, Banda, Lembata, Wakatobi, Flores, Bali, juga di beberapa lokasi di Pulau Sulawesi dan Karimun Jawa.

Pada Oktober ini akan berada di Kumai, Kalimantan Tengah, Ketapang, dan Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat. “Rute terakhir pelayaran kami di Indonesia adalah Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau, sebelum akhirnya kami akan berlayar kembali ke Singapura dan Malaysia,” ujar Executive Director Yayasan Cinta Bahari Antar Nusa, Raymond Lesman, selaku operator Wonderful Sail2Indonesia 2015.

Kepulauan Karimata, kata Raymond Lesman, memiliki pesona yang lebih dari cukup untuk menggelar kegiatan berskala nasional bahkan internasional. Apalagi, 77 ribu hektar luas perairannya berstatus Suaka Alam Laut (SAL).

Keindahan bawah lautnya belum banyak dikenal para pehobi underwater di Indonesia. Di samping eksotisme taman lautnya, potensi lansekap kepulauan yang dihuni lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan.

Kekayaan alam bawah laut Karimata ibarat surga bahari yang masih tersembunyi di “rahim” Kayong Utara. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Kekayaan alam bawah laut Karimata ibarat surga bahari yang masih tersembunyi di “rahim” Kayong Utara. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Ini salah satu sumber air bersih bagi warga Kepulauan Karimata. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Ini salah satu sumber air bersih bagi warga Kepulauan Karimata. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015

Minim akses dan mahal

Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil nan memesona, di antaranya Pulau Kelumpang, Buluh, Belian, Busung, Segunung, Genting, Serungganing dan Pulau Kera.

Karimata, dan mungkin juga tempat wisata indah lain di tanah air, masih terbalut kesulitan klasik, yakni sulit dijangkau dan mahal. “Akses yang terbatas dan minimnya informasi mengenai potensi pariwisata menjadi salah satu kendala kami selama ini,” kata Mas Yuliandi, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kayong Utara.

Karenanya, festival ini diharapkan menjadi promosi wisata Kepulauan Karimata sebagai “Mutiara Khatulistiwa” sekaligus sebagai ajang uji coba kesiapan pemerintah daerah menatap pelaksanaan Sail Selat Karimata yang akan dihelat tahun 2016 di wilayah tersebut.

“Beberapa sarana sedang kami persiapkan seperti menyiapkan kapal perintis sebagai sarana transportasi reguler dan pembangunan dermaga di beberapa lokasi,” paparnya.

Untuk memunculkan pesona mutiara yang tersembunyi ini agar berkilau di dunia luar, diperlukan strategi penyebaran informasi melalui berbagai media. “Salah satunya kami mengajak masyarakat luas untuk ikut dalam kegiatan ini. Tetapi sarana dan prasarana yang ada untuk menjangkau Pulau Karimata sangat terbatas, kami membatasi jumlah peserta,” tambah Mas Yuliandi.

Menurutnya, bisa saja masyarakat luar sebenarnya pernah mendengar Karimata, tetapi masih sangat sedikit ketertarikan masyarakat luar terhadap kawasan ini. “Dengan mengajak langsung melihat ragam destinasi di sana, kami berharap mereka bisa menceritakan apa yang dilihat dan dirasakan di sana,” harapnya.

Beragam kegiatan seperti atraksi seni dan budaya khas masyarakat Negeri Bertuah akan ditampilkan dalam kegiatan ini. Selain itu, pesona bawah air maupun lansekap dan ragam aktivitas khas masyarakat kepulauan pun akan dipertontonkan.

Untuk memanjakan peserta, panitia menggelar berbagai kegiatan seperti memancing di laut lepas, menyelam atau sekadar snorkling, lomba jukong (semacam sampan khas Karimata), hingga beragam kudapan khas pulau akan dihadirkan.

”Kami berharap, kegiatan ini menumbuhkan kebanggaan masyarakat Kayong Utara, khususnya masyarakat di sekitar pulau terhadap potensi wisata yang ada di wilayahnya, agar mereka siap apabila suatu saat kawasannya menjadi destinasi ekowisata andalan,” kata Mas Yuliandi.

Ibu-ibu dan anak-anak di Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat sedang memilah ikan hasil tangkapan di laut. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Ibu-ibu dan anak-anak di Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat sedang memilah ikan hasil tangkapan di laut. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Nelayan di Kepulauan Karimata sedang membersihkan sampan sebelum mereka kembali ke laut. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Nelayan di Kepulauan Karimata sedang membersihkan sampan sebelum mereka kembali ke laut. Foto: Dok. Panitia Festival Karimata 2015
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,