,

Air Danau Buyan Mulai Menyusut, Warga Keluarkan Uang Ekstra. Kenapa?

Musim kemarau panjang yang terjadi tahun ini membuat petani  di kawasan Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali ‘resah’. Pasalnya memasuki musim kemarau kawasan danau yang merupakan resapan air terus mengalami penyusutan sejak akhir Agustus 2015 lalu. Untuk  mengairi tanaman mereka, para petani harus mengeluarkan uang ekstra cukup tinggi.

Nyoman Lantur, petani stroberi di Desa Pancasari menjelaskan menyusutnya volume air danau sangat berdampak langsung kepada petani disekitarnya. Dampak yang sangat terlihat adalah penambahan pembiayaan atau modal membeli berupa mesin pompa dan pipa panjang untuk mempermudah penyedotan air dari danau ke areal perkebunan. Jika dihitung modal tambahan yang dikeluarkan mencapai Rp4 Juta hingga lebih.

“Ini mau bagaimana lagi, air danau sudah menyusut lama pak. Jadi biar tanaman stroberi tidak mati, saya beli mesin air agar tanaman tetap hidup,” ujarnya.

TIdak itu saja, kekeringan itu juga  mengakibatkan sumur warga mengalami penyusutan dan juga air berubah warna menjadi keruh. Jika dilihat  jarak antara danau dan pemukiman warga tidak terlalu jauh, berkisar mencapai satu sampai dua kilometer. Mereka menilai jika mencari air bersih sangat sulit, dan harus mencari ke beberapa rumah warga lainnya. Warga berharap hujan segera turun dan air kembali normal baik di sumur dan di danau Buyan.

“Ini air di sumur malah ikut surut. Ya kami tetap gunakan saja, karena tidak ada pilihan lain. Mudah-mudahan sumur tidak sampai mengering, kalau kering saya mesti beli air galon di warung,” ucap Ni Putu Merta.

Penyusutan air danau ini, konon bukan kali pertama terjadi melainkan setiap memasuki musim kemarau. Kondisi berkurangnya air hampir mencapai seperempat danau, dan praktis hanya meninggalkan lumpur tersisa.

Sejumlah penelitian menunjukan air Danau Buyan, bukan hanya sebatas sebagai sumber penghidupan melainkan digunakan sebagai kawasan daerah resapan air di Bali. Petani di sekitar danau tidak ketinggalan ikut menjaga kelestarian air, baik dari sampah dan pencemaran pihak tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, Dosen Pertanian Universitas Udayana, Dr. Kartini kepada wartawan,  menuturkan kejadian penyusutan air danau Buyan telah diprediksi sejak jauh-jauh hari. Fenomena alam tersebut diakibatkan kondisi kekeringan yang belakangan menerpa sejumlah wilayah di Bali. “Penurunan air diperkirakan terjadi akhir Agustus lalu. Diduga karena kekeringan dan fenomena alam ini akibat sedimen sangat tinggi. Selain itu gulma mulai banyak, apalagi tanah di sekitar danau sudah sangat kering. Ini harus menjadi perhatian berbagai pihak,” tandasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,