,

Kurangi Ketergantungan Impor, Indonesia Produksi Pakan Ikan Murah Berkualitas

Dominasi produk pakan ikan impor di pasaran Indonesia yang harganya cukup terjangkau, diharapkan bisa segera berkurang. Hal itu, karena pakan ikan murah dengan kualitas bagus siap diluncurkan ke pasaran Indonesia. Produk tersebut diharapkan bisa memecah dominasi produk impor.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan, pembuatan pakan ikan murah dimaksudkan untuk memasok kebutuhan pakan ikan yang dibutuhkan pembudidaya ikan air tawar yang ada. Selama ini, kebutuhan tersebut harus dipenuhi oleh produk impor, karena tidak ada produk lokal yang memenuhi standar nasional indonesia (SNI).

“Sekarang akan segera hadir produk pakan ikan murah dengan kualitas bagus. Kualitasnya sudah SNI ya. Produk tersebut dikhususkan untuk ikan lele dan mujair,” ucap Susi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Diungkapkan dia, produk pakan ikan murah tersebut akan dijual di pasaran dengan harga Rp5.000 dan produksinya dilakukan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Harga tersebut, dinilainya sangat terjangkau karena harga di pasaran saat ini untuk pakan ikan berkisar antara Rp9.500 hingga Rp10.000.

“Dari hasil (penelitian) laboratorium juga, pakan ikan yang akan diluncurkan itu sudah sesuai SNI. Makanya, itu terobosan yang bagus dari Jafpa. Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Jafpa ini yang bekerjasama dengan Asosiasi Gabungan Pakan Ternak,” cetus dia.

Untuk mendukung kelancaran produk tersebut, Susi mengaku akan membantu proses analisa pakan hingga tetap dalam standar SNI dan sekaligus memberikan nomor pendaftaran produk tersebut tanpa dikenaka biaya alias gratis.

‘’KKP mendukung produksi pakan murah melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI), yang memanfaatkan bahan baku lokal,’’ kata Susi.

Dia menyebutkan, dengan kondisi harga pakan ikan saat ini cukup mahal, sebenarnya para pembudidaya diuntungkan dengan kenaikan harga ikan. Tetapi, kenaikan tersebut nyatanya tetap tidak mampu menutupi ongkos produksi yang besarnya bisa mencapai 70 persen dari keseluruhan.

Turun Rp1.000

Saat harga di pasaran sedang tinggi, para pengusaha pakan ternak ikan sepakat untuk menurunkan harga sebesar Rp1.000. Kesepakatan tersebut dilakukan bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, penurunan harga pakan ternak ikan menjadi kabar bagus untuk pelaku usaha di industri perikanan budidaya. Adapun, pakan yang mengalami penurunan itu bervariasi, tapi total penurunannya mencapai Rp1.000.

Menurut dia, dengan penurunan harga tersebut, diharapkan bisa memberi angin segar untuk semua pembudidaya ikan. Pasalnya, selama ini margin pakan ternak ikan selalu diambil oleh pasar dan itu tidak berdampak baik untuk harga di pasaran.

“Jadi sekarang ini harganya yang rata-rata Rp9.500 akan turun jadi Rp8.500 dan begitu pula dengan harga di atas atau dibawahnya,” tutur dia.

Terkait dengan ketergantungan pada produk impor, Slamet mengungkapkan bahwa itu karena produksi dalam negeri masih belum bisa memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya, produk untuk pakan ikan dan bahan baku pakan terpaksa harus diimpor dari negara lain.

“Pakan kita kebanyakan masih impor memang. Untuk pakan benih saja 80 persen masih impor. Pakan ikan hias juga 50 persen impor. Begitu juga dengan bahan baku seperti tepung ikan, kedelai dan jagung masih harus diimpor,” tandas dia.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, Slamet mendorong industri pakan dan bahan baku dalam negeri untuk meningkatkan produktivitasnya hingga bisa memenuhi kebutuhan pasar nasional.

“Dengan menambah produksi dalam negeri, ini bisa menambah suplai kebutuhan nasional. Dengan demikian, nantinya secara bertahap kuota untuk impor akan dikurangi,” tambah dia.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, kehadiran produk pakan ikan murah yang diproduksi PT Jafpa Comfeed Indonesia Tbk diharapkan bisa memicu daya saing produk dalam negeri.

“Bagaimanapun, sudah selayaknya jika produk dalam negeri bisa berjaya. Sehingga, ketergantungan pada produk impor bisa berkurang,” tutur dia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , , ,