, , ,

Foto-foto Kabut Asap dari Jakarta hingga Negeri Tetangga

Kebakaran hutan dan lahan hebat melanda Sumatera dan Kalimantan, hampir tiga bulan ini. Belakangan mulai meluas ke Sulawesi, Maluku dan Papua. Kabut asap pekat terdampak tak kurang 43 juta jiwa. Asap menyelimuti tak hanya Kalimantan dan Sumatera, tetapi sampai ke negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam maupun Filipina. Tahun ini, asap juga sampai ke Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Beruntung hujan mulai mengguyur beberapa wilayah, hingga kebakaran berkurang , begitu juga kabut asap.

Sejak Jumat (23/10/15), asap dari Sumatera dan Kalimantan menutupi Jakarta bagian utara. Hal serupa terjadi pada Sabtu dan Minggu.

Kabut asap di Kota Padang, Rabu (28/10/15) pagi. Sumber, salah satu provinsi yang terbilang paling kecil titik api, tetapi kabut asap pekat karena asap kiriman tetangga. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap di Kota Padang, Rabu (28/10/15) pagi. Sumbar, salah satu provinsi yang terbilang paling kecil titik api, tetapi kabut asap pekat karena asap kiriman tetangga. Foto: Sapariah Saturi

Tak hanya Jakarta. Pada Senin (26/10/15), asap juga sampai ke Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat berdasarkan pantauan satelit Himawari BMKG.

“Asap tipis ini berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter. Sebagian besar dari Kalimantan terbawa angin ke arah barat daya dan sebagian ada ke selatan,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, awal pekan lalu.

Meskipun kabut asap pekat di perairan Sumbar, nelayan masih melaut. Foto: Sapariah Saturi
Meskipun kabut asap pekat di perairan Sumbar, nelayan masih melaut. Foto: Sapariah Saturi

Namun, katanya, asap yang menyelimuti Jakarta dan sekitar masih tipis. Konsentrasi dan ukuran partikel sangat kecil hingga tidak memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan. “Asap kendaraan bermotor dan polusi udara di Jakarta lebih berbahaya.”

Guyuran hujan

Dalam pekan ini, beberapa daerah sudah diguyur hujan. Seperti sebagian Sumatera dan Kalimantan pada Selasa (27/10/15) dan Rabu (28/10/15) di Riau (Pelalawan, Kampar, Rokan Hulu, Siak, Tembilahan, Dumai). Di Jambi (Kota Jambi, Kuala Tungkal, Berbak, Telanai, Tanjung Jabung Timur), lalu Kalsel (Tanah Bumbu, Banjar, Kotabaru), Kalteng (Palangkaraya) dan Kaltim ( Samarinda, dan Berau).

Kabut asap di Jakarta, Kamis pagi (29/10/15) masih cukup pekat. Informasi dari BNPB menyebutkan, kabut asap di Jakarta bukan dari Kalimantan atau Sumatera--yang sudah mulai berkurang sejak turun hujan. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap di Jakarta, Kamis pagi (29/10/15) masih cukup pekat. Informasi dari BNPB menyebutkan, kabut asap di Jakarta bukan dari Kalimantan atau Sumatera–yang sudah mulai berkurang sejak turun hujan. Foto: Sapariah Saturi

“Hujan buatan dengan menebarkan garam ke dalam awan-awan potensial berhasil menjatuhkan hujan. Kombinasi antara hujan buatan dan hujan alami banyak yang turun hingga api padam signifikan,” kata Sutopo.

Dia mengatakan, hujan menyebabkan kepekatan asap berkurang, udara segar, dan jarak pandang menjauh.

Kabut asap menyelimuti Jakarta, Kamis pagi (29/10/15). Belum jelas kabut asap cukup pekat ini, apakah dari Jawa. Namun, BNPB menyatakan, asap dari Kalimantan dan Sumatera sudah berkurang hingga tak sampai ke Jakarta dan sekitar. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap menyelimuti Jakarta, Kamis pagi (29/10/15). Belum jelas kabut asap cukup pekat ini. Namun, BNPB menyatakan, asap dari Kalimantan dan Sumatera sudah berkurang hingga tak sampai ke Jakarta dan sekitar. BMKG juga bilang begitu, termasuk asap dari kebakaran di Jawa Tengah dan Timur, tak sampai ke Jakarta. Foto: Sapariah Saturi

Berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua pada Rabu (28/10/15) pukul 16.00, hotspot di Sumatera (9), Lampung (3), Sumsel (6). Di Kalimantan ada 282 titik api, yakni di Kalteng (169), Kaltim (86), dan Kalsel (27).

“Jakarta dan sekitar sudah tak ada asap kiriman lagi. Asap tumbuh di Sumatera dan Kalimantan,” katanya, Kamis (29/10/15).

Yunus Subagyo Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Kamis (29/10/15) juga mengatakan, dari pantauan satelit BMKG, tampak sejak Rabu sore, asap yang sebelumnya di atas Jakarta, bergerak ke arah barat, mengikuti angin. Asap tipis—yang terlihat sebagai garis putus-putus di grafis—masih mengena atas Jawa, tetapi di lapisan tiga sampai lima kilometer. “Di lapisan bawah tak terditeksi.”

Untuk kebakaran lahan dan hutan di Pulau Jawa, katanya, tak berpengaruh signifikan hingga asap tak sampai Jakarta.

Kabut asap di Jakarta, Kamis pagi (10/29/15). Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap di Jakarta, Kamis pagi (10/29/15). Foto: Sapariah Saturi

Jarak pandang dan cuaca pun membaik. Di Padang, jarak pandang 1.000 meter berasap, Pekanbaru 1.200 meter berasap, Jambi 1.700 meter, Palembang 2.000 meter.

Untuk Kalimantan, di Pontianak 10.000 meter, Ketapang 500 meter, Palangkaraya 600 meter berasap, Banjarmasin 8.000 meter.

Anak-anak mulai masuk sekolah di Palangkaraya. Kabut asap mulai berkurang karena sudah turun hujan. Meskipun begitu, data terakhir, kualitas udara masih berbahaya. Foto: Jenito
Anak-anak mulai masuk sekolah di Palangkaraya. Kabut asap mulai berkurang karena sudah turun hujan. Meskipun begitu, data terakhir, kualitas udara masih berbahaya. Foto: Jenito

Sejalan dengan itu, indeks kualitas udara (PM10) juga membaik. Di Pekanbaru 184 ugr/m3 (tidak sehat), sebelumnya berbahaya, Jambi sangat tidak sehat (252), Pontianak baik (44), Banjarbaru baik (33), Samarinda baik (30), Palangkaraya masih berbahaya (416), tetapi terjadi penurunan besar dari beberapa hari lalu lebih dari 1.000.

Sumber: BMKG
Sumber: BMKG
Kabut asap di Pekanbaru, Riau, beberapa hari lalu. Kini, hujan mulai mengguyur Pekanbaru, titik api dari laporan Rabu (28/10/15), sudah nol meskipun kabut asap masih ada. Foto: Nurul Fitria
Kabut asap di Pekanbaru, Riau, beberapa hari lalu. Kini, hujan mulai mengguyur Pekanbaru, titik api dari laporan Rabu (28/10/15), sudah nol meskipun kabut asap masih ada. Foto: Nurul Fitria
Kabut asap di Penang, Malaysia, 21 Oktober lalu kiriman dari Sumatera. Kini, asap di Sumatera mulai berkurang karena hujan mulai turun sejalan dengan pemadaman terus berlanjut. Dari satelit, sebaran asap tebal ada di sekitar Sumatera. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap di Penang, Malaysia, 21 Oktober lalu kiriman dari Sumatera. Kini, asap di Sumatera mulai berkurang karena hujan mulai turun sejalan dengan pemadaman terus berlanjut. Dari satelit, sebaran asap tebal ada di sekitar Sumatera. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap dari Sumatera, menyelimuti Penang, Malaysia, pada 21 Oktober 2015. Tak hanya Malaysia, kabut asap kali ini sampai ke Vietnam dan Filipina. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap dari Sumatera, menyelimuti Penang, Malaysia, pada 21 Oktober 2015. Tak hanya Malaysia, kabut asap kali ini sampai ke Vietnam dan Filipina. Foto: Sapariah Saturi
Asap tebal di Penang, Malaysia, 21 Oktober 2015. Kebakaran lahan dan hutan mulai mereda. Hujan mengguyur beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Asap tebal masih ada masih menyelimuti wilayah terdampak. Namun, ke wilayah jauh, seperti negara tetangga sudah tak ada. Foto: Sapariah Saturi
Asap tebal di Penang, Malaysia, 21 Oktober 2015. Kebakaran lahan dan hutan mulai mereda. Hujan mengguyur beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Asap tebal masih ada masih menyelimuti wilayah terdampak. Namun, ke wilayah jauh, seperti negara tetangga sudah tak ada. Foto: Sapariah Saturi
Kabut asap tebal ada di sebagian Kalimantan dan Sumatera. Di atas Jawa, asap tipis masih ada tetapi pada ketinggian 3-5 km. Sumber: BMKG
Kabut asap tebal ada di sebagian Kalimantan dan Sumatera. Di atas Jawa, asap tipis masih ada tetapi pada ketinggian 3-5 km. Sumber: BMKG
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,