,

Kebakaran Hutan di Jawa Timur, Pertanda Terancamnya Kawasan Lindung

Bencana kebakaran hutan yang terjadi di beberapa kawasan pegunungan Jawa Timur, merupakan ancaman serius terhadap tatanan ekosistem hutan yang ada. Dalam seminggu terakhir, api telah membakar Gunung Lawu, Gunung Semeru, Gunung Penanggungan di Mojokerto, hingga hutan di Lumajang dan Banyuwangi.

Kepala Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Wododo mengungkapkan, mayoritas kebakaran hutan yang terjadi disebabkan aktivitas manusia yang lalai menjaga hutan. “Kebakaran itu, 90 persen ulah manusia, faktor alam sangat kecil.”

Amien menegaskan, kebakaran hutan yang gampang terjadi belakangan ini disebabkan habisnya cadangan air tanah di atas gunung. Akibatnya, tanaman atau pohon mudah mengering saat kemarau datang.

“Selama kemarau panjang, kondisi hutan kering- kerontang. Ini dikarenakan, kawasan hutan dan daerah pegunungan diubah menjadi permukiman sehingga air tidak meresap ke tanah. Otomatis, pepohonan tidak bisa menyerap air.”

Selain itu, daerah pegunungan yang berubah fungsi menjadi kawasan pariwisata menambah subur berdirinya bangunan baru. “Sebagian besar gunung, sudah dimanfaatkan untuk wisata, termasuk permukiman moderen seperti villa dan penginapan, selain permukiman warga. Potensi untuk terbakar menjadi besar, karena banyak manusia beraktivitas,” ujar ahli geologi ini, Kamis (29/10/15).

Amien menambahkan, terkait penganan kebakaran, pemerintah masih cenderung responsif, atau baru ada tindakan setelah bencana terjadi. Antisipasi untuk pencegahan minim, karena kurangnya pemahaman kawasan rawan bencana.

“Untuk jangka pendek, harus ada larangan menyalakan api di hutan. Termasuk, warga atau pengendara yang melintas dilarang merokok. Reboisasi harus dilakukan agar fungsi hutan untuk menampung air dapat dikembalikan. Pemerintah juga harus membatasi dan bahkan melarang pembangunan permukiman di kawasan lindung khususnya di puncak gunung, sesuai tata ruang wilayah tersebut.”

Gerbang selamat datang TNBTS. Sumber: Facebook Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Penanganan                                                                                                             

Terpisah, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, kepada Mongabay-Indonesia menyatakan telah mengarahkan setiap kepala daerah yang memiliki gunung dan hutan untuk mengambil langkah antisipasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten/Kota telah disiagakan. “Saya sudah minta Kepala BPBD Provinsi untuk menyiapkan bantuan yang bisa direalisasikan. Bupati Lumajang sudah saya hubungi untuk mengatasi kebakaran di Semeru.”

Untuk mengatasi kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru, Soekarwo menyatakan, telah menyiapkan 150 relawan untuk membantu memadamkan api yang membakar lebih dari 20 hektar itu. Untuk pemadaman di Gunung Lawu, pemerintah telah meminta bantuan TNI AD. “Ada Sekolah Tamtama di Magetan, kita minta bantuan TNI AD untuk melakukan upaya pemadaman. Kebakaran dipastikan tidak merembet ke permukiman warga.”

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun telah meminta seluruh daerah dan Perhutani untuk siaga mengantisipasi potensi kebakaran di wilayah masing-masing. “Semua petugas di Perhutani dan BPBD harus melakukan patroli. Polisi kehutanan harus memperketat pengawasan terhadap para pendaki,” tegas Soekarwo.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,