, ,

Inilah Kebun Raya Baru di Bali

Kabupaten Jembrana memiliki Kebun Raya Daerah menyusul penandatangan MOU antara Kepala  LIPI, Prof. Iskandar Zulkarnain dengan Bupati Jembrana, Putu Artha, pada Senin  (2/11) di Kebun Raya  Eka Karya Bali, Bedugul.  Dengan penandatangan tersebut, dari master plan yang ada di LIPI sejak tahun 2012  –  hingga Oktober 2015, ada 13 usulan Kebun Raya Daerah yang masuk ke LIPI, 7 diantaranya disetujui.

‘’Tiap tahun kita programkan 2 kebun raya daerah yang dilaunching, termasuk salah satunya adalah Kebun Raya Jagat Natha Jembrana,’’demikian ujar Prof. Iskandar Zulkarnain disela-sela acara penandatanganan MOU.

Iskandar menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi maksud dan tujuan Pemkab Jembrana membuat kebun raya, dengan telah menyetujui segala persyaratan yang dikeluarkan. ‘’Seperti penyediaan sumberdaya manusia, pengelolaan kebun raya, status lahan  dan banyak lagi persyaratanya yang harus dipenuhi. Karena Kebun Raya tidak hanya fungsinya sebagai konservasi, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pusat pengembangan dan penelitian, pusat rekreasi atau wisata,  dan juga peningkatan ekonomi,’’tegasnya.

Kebun raya Jagat Natha yang baru disetujui diperkirakan akan launching tahun 2016 mendatang. Diharapkan koleksi kebun raya Jagat Natha akan terus bertambah sekaligus persayaratan terus dilengkapi sebagai kebun raya daerah yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah setempat.

Masih menurut Prof. Zulkarnain, dengan adanya Kebun Raya Jagat Natha tersebut pusat konservasi, penelitian dan pendidikan terhadap tumbuh-tumbuhan tersebut bertambah. Dimana nantinya Kebun raya Jagat Natha ini akan diprioritaskan sebagai Kebun Raya khusus tanaman dataran rendah.

‘’Nantinya antara Kebun Raya Eka Karya Bedugul dan Kebun Raya Jagat Natha bisa bekerjasama saling melengkapi. Mungkin ada jenis tanaman yang sulit tumbuh di dataran tinggi  nantinya bisa ditanam atau dikembangkan di dataran rendah, atau sebaliknya. ‘’katanya.

Sementara Putu Artha, Bupati Jembrana mengungkapkan keseriusannya terhadap fungsi kebun raya itu sendiri. ‘’Kami pernah mengalami  kesulitan mencari bahan obat tradisional. Dari para pakar untuk mencari tanaman obat tradisional tersebut –  lengkap dengan bahas latin. Sarannya adalah mengunjungi satu per satu kebun raya yang ada di Indonesia. Tapi bersyukur obat tradisional yang dimaksud akhirnya kami temui di pekarangan rumah. Pada saat itu saya berfikir bagaimana melestarikan tanaman-tanaman obat yang semakin langka ini. Mudah-mudahan dengan adanya kebun raya Jagat natha ini bisa dikembangkan terus sebagaimana fungsinya, disamping sabagai pusat konservasi, pendidikan dan penelitian,’’ jelas Artha.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,