,

Uniknya Reproduksi Si Ikan Badut

Anda pasti pernah mendengar tentang clownfish alias ikan badut bukan ? Atau mungkin, anda lebih mengenalnya sebagai tokoh kartun film produksi Disney, yaitu nemo? Penampilan si ikan yang menarik dan lucu, ditambah warna tubuhnya yang sangat bervariasi, tentunya sangat melekat di dalam hati setiap penontonnya.

Tetapi selain itu semua, tahukah anda bahwa si ikan “nemo” itu juga mempunyai sistem reproduksi dan pola mengasuh anak yang cukup unik ?

Dalam kelompok ikan badut, atau juga lebih dikenal sebagi ikan giru atau anemonefish, ada hirarki dominasi yang ketat. Ikan badut yang bertubuh paling besar dan agresif dan berkelamin betina berada di tempat yang paling  atas.

Dan di dalam satu kelompok, perkawinan hanya dilakukan oleh dua anemonefish, jantan dan betina, melalui fertilisasi eksternal. Anemonefish juga diketahui sebagai hermaprodit berurutan, yang artinya, di awal perkembangannya  mereka akan berkelamin jantan, dan ketika mereka dewasa, ikan badut jantan terbesar, secara otomatis akan berubah menjadi betina,  Jika sang betina mati atau terbawa arus. Dan kemudian jantan yang tersisa akan naik level dalam hirarki.

telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda

Anemonefish bertelur pada permukaan datar dekat dengan si anemon induk semang  mereka. Di alam liar, biasanya bibit anemonefish ada pada sekitar waktu bulan purnama. Anemonefish dapat meletakkan ratusan atau ribuan telur.  Dan Induk jantan menjaga telur sampai menetas sekitar enam sampai sepuluh hari kemudian, biasanya dua jam setelah senja.

Dalam hal pengasuhan, biasanya anemonefish jantan sering menjadi pengasuh telur. Fekunditas, atau tingkat reproduksi, betina biasanya berkisar 600-1.500 telur tergantung pada ukuran si betina.

telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda
telur ikan badut di perairan Sulawesi Utara. Foto : Wisuda

Cara si indukan jantan ikan badut dalam merawat telur mereka adalah  dengan cara mengipasi dan menjaga mereka selama 6 sampai 10 hari,  sampai menetas. Penelitian telah menunjukkan bahwa, secara umum, telur berkembang lebih cepat ,  ketika si jantan mengipasinya dengan  benar. Ini karena mengipasi telur,  mewakili mekanisme penting dari pengembangan telur. Hal ini menunjukkan bahwa si jantan memiliki kemampuan untuk mengontrol keberhasilan penetasan telur .

Sepasang ikan badut sedang menjaga telur-telurnya di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto : Wisuda
Sepasang ikan badut sedang menjaga telur-telurnya di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto : Wisuda

Banyak dari para pehobi ikan hias air laut yang menggemari si ikan yang lucu ini. Pengambilan dari alam pun mulai banyak dilakukan. Dan untuk mencegah kepunahan si ikan badut dari eksplorasi yang berlebihan, pemerintah melakukan riset dan percobaan untuk membudidayakan si ikan badut. Lebih dari 5 jenis ikan badut sudah berhasil dibudidayakan di beberapa balai budidaya air laut, yang tersebar di seluruh Indonesia.  Dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengurangi pencarian alam dan mulai melakukan budidaya juga sudah tahap demi tahap dilakukan. Dengan harapan, nantinya ikan badut akan terus lestari keberadaannya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,