Susi Pudjiastuti Batasi Pertumbuhan Sektor Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjaga stabilitas pertumbuhan sub sektor perikanan secara nasional pada 2016, meskipun proyeksi pertumbuhannya bisa mencapai 19 persen. Untuk itu, KKP mengaku akan membatasi pertumbuhan sub sektor perikanan tahun depan maksimal di angka 12 persen saja.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, proyeksi pertumbuhan yang mencapai 19 persen, sebenarnya menjadi pertanda yang positif bahwa sub sektor perikanan saat ini terus menggeliat naik. Namun, dia menyadari bahwa kondisi perekonomian saat ini sedang mengalami kelesuan.

“Daripada terjadi kenapa-kenapa, lebih baik saya batasi saja. Saya maunya, tahun depan itu tidak sampai 19 persen. Cukup 12 persen saja maksimalnya,” ungkap Susi di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Salah satu yang menjadi faktor pertumbuhan sub sektor perikanan, menurut dia, karena kondisi perikanan dan kelautan sudah lebih baik. Selain itu, pemberantasan illegal, unreported, unregulated (IUU) Fishing juga sudah dilaksanakan dengan baik.

Salah satu bukti bahwa kondisi perikanan dan kelautan sudah jauh lebih baik, menurut Susi, bisa dilihat dari pertumbuhan sub sektor perikanan triwulan III yang mencapai angka 8,37 persen. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum yang mencapai 4,73 persen.

“Tidak hanya itu, pertumbuhan pada triwulan III ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan II yang mencapai 7,7 persen,” sebut dia.

Angka tersebut, merupakan hasil kajian dan penghitungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Karenanya, Susi melihat bahwa pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan merupakan hal positif, mengingat jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya seperti pertanian, dan kehutanan yang angkanya jauh di bawah perikanan.

Optimisme yang diungkapkan Susi tersebut, salah satunya karena sumbangsih dari sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya jumlahnya cukup besar. Dengan adanya kenaikan triwulan III ini, dia sangat yakin potensi di kedua sektor internal tersebut masih bisa digarap lebih baik lagi.

“Saya melihat juga, dengan kenaikan ekonomi sub sektor perikanan ini, menunjukkan adanya peningkatan daya beli dari para pelaku sub sektor kelautan dan perikanan dibandingkan dengan sub sektor lain pada sektor pertanian secara nasional,” papar dia.

Dampak El Nino

Walau tren positif terlihat muncul dalam pertumbuhan secara umum di sub sektor perikanan, namun secara rinci ada penurunan dalam sektor perikanan budidaya. Berdasarkan data yang dirilis KKP, dari lima komoditas utama yang menjadi andalan, hanya rumput laut saja yang mengalami peningkatan 10,83 persen hingga mencapai 7.427.527 ton.

Sementara, empat komoditas lainnya, dari data tersebut, terlihat jelas ada penurunan dibandingkan 2014. Untuk nila, terjadi penurunan hingga -8,04 persen, bandeng turun -12,78 persen, lele turun  -14,40 persen, dan udang turun -22,30 persen.

Sebagian nelayan masih melihat anak-anaknya sebagai tenaga kerja potensial membantu mereka menjadi buruh di pelabuhan. Kini sebagian besar mereka telah bersekolah melalui berbagai upaya penyadaran Nuraeni dan anggota kelompok Fatima Az-Zahra lain.Foto: Wahyu Chandra
Sebagian nelayan masih melihat anak-anaknya sebagai tenaga kerja potensial membantu mereka menjadi buruh di pelabuhan. Kini sebagian besar mereka telah bersekolah melalui berbagai upaya penyadaran Nuraeni dan anggota kelompok Fatima Az-Zahra lain.Foto: Wahyu Chandra

Menurutnya, produksi perikanan budidaya mengalami penurunan, karena dipengaruhi oleh fenomena alam El Nino yang mengakibatkan kekeringan. Sehingga, pasokan air untuk produksi komoditas-komoditas mengalami gangguan.

“Ini memang yang terjadi. Kita tidak bisa mencegahnya karena El Nino adalah fenomena alam. Ini kenapa produksinya mengalami penurunan. Ini juga berdampak pada pengiriman komoditas ekspor kita,” tutur Susi.

Salah satu komoditas yang terkena dampak signifikan, kata dia, adalah udang. Biasanya, setiap tahun udang selalu menjadi komoditas unggulan untuk diekspor dengan jumlah yang banyak. Tetapi, karena tahun ini ada El Nino, maka pasokan untuk ekspor mengalami penurunan..

“Selain El Nino, produksi udang juga mengalami penurunan karena ada penyakit. Sehingga, ada kegagalan produksi,” tambah dia.

Sementara itu, Kepala BPS Suryamin menjelaskan, sub sektor perikanan dalam setahun ini memang menjadi primadona di sektor pertanian nasional. Dibandingkan dengan sub sektor pertanian dan kehutanan, perikanan menjadi yang paling dominan karena selalu mencapai angka yang tinggi.

Salah satu contohnya, sub sektor kehutanan dan penebangan kayu selalu menyumbang angka negatif dalam pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada 2015. Termasuk, pada periode triwulan ke triwulan (Q to Q), tahun ke tahun (yoy), maupun triwulan III 2015 saja.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,