KKP Bakal Kerja Keras Genjot Perikanan Budidaya Indonesia Timur

Perkembangan sektor perikanan budidaya di Kawasan Indonesia Timur (KTI) hingga saat ini dinilai masih belum cukup bagus. Meskipun, di sektor perikanan tangkap, KTI hingga saat ini memiliki reputasi yang sangat baik karena dominasinya dibandingkan kawasan Indonesia Barat.

Hal itu diakui oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Subijakto saat bertemu Mongabay, akhir pekan lalu di Jakarta. Menurut dia, apa yang berkembang saat ini di Indonesia timur, berbeda jauh dengan sektor perikanan budidaya yang ada di Indonesia barat.

“Persoalan yang ada di Indonesia timur itu adalah masalah administrasi saja. Kalau soal SDM (sumber daya manusia), saya pikir sudah cukup bagus. Tapi memang harus terus ditingkatkan,” ungkap Slamet sesuai memberikan penghargaan Adi Bakti Minabahari Perikanan Budidaya di Hotel Grand Cemara, Jakarta.

Slamet mengatakan, meski sudah bagus, namun dibandingkan dengan pembudidaya di kawasan Indonesia barat, pembudidaya di Indonesia timur masih harus terus meningkatkan kemampuannya. Karena itu, untuk di timur, harus terus dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada pembudidaya lokal.

“Itu tantangan yang sedang dihadapi oleh kita. SDM di luar Jawa memang harus terus mendapatkan pembinaan secara kontinu,” tutur dia.

Akan tetapi, meski dari SDM masih harus terus ditingkatkan, Slamet memastikan, potensi perikanan budidaya di Indonesia timur sama besarnya dengan yang ada di Indonesia barat. Salah satu komoditas unggulan yang saat ini sudah berkembang, adalah rumput laut. Di luar itu, komoditas perikanan budidaya masih belum berkembang.

“Sekarang sudah mulai di NTT dan Ambon, pengembangan komoditas lele. Selain itu, di NTB juga sudah berkembang Nila. Jika patin, nila, mas, dan gurame dikembangkan, ini bisa membantu penguatan ketahanan pangan,” tandas dia.

Penyebaran Benih

Sementara itu Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Sarifin, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, pengembangan perikanan budidaya di Indonesia timur akan terus dilakukan meski kondisinya belum sebaik di Indonesia barat.

“Kita akan terus dukung dari perbenihan. Kita akan suplai benih untuk pembudidaya di sana,” ucap Sarifin.

Satu-satunya kendala yang hingga kini masih ada di Indonesia timur, menurut dia, adalah belum adanya pengaturan strategi yang baik di antara pembudidaya. Padahal, pengaturan strategis menjadi salah satu kunci keberhasilan membudidayakan komoditas perikanan.

“Sering saya dorong pelaksana di balai-balai (benih) yang ada di seluruh Indonesia. Di Papua sudah ada balai benih. Di setiap provinsi juga sudah ada, bahkan di kabupaten,” sebut Sarifin.

“Saya punya keinginan keras, (Indonesia)timur memang kondisinya terkendala dengan SDM. Tapi, saya ingin kawasan tersebut bisa sama berkembang bagusnya seperti di (Indonesia) barat. Saya ingin kawasan UPT (unit pelaksana teknis) seminggu atau dua minggu,” tambah dia.

Penghargaan untuk Pembudidaya

Sementara itu, walau perikanan budidaya pada tahun ini produksinya tidak sebaik tahun lalu, namun KKP tetap mengapresiasi apa yang sudah dilakukan para pembudidaya. Salah satunya, dengan memberi penghargaan kepada mereka.

Slamet Subijakto menjelaskan, penghargaan diberikan kepada pembudidaya yang dinilai berprestasi di udang, rumput laut, ikan hias, lele, dan nila/mas/gurame. Namun, seperti sudah ditebak, dari peraih penghargaan tersebut, tidak ada yang berasal dari Indonesia timur.

Namun, Slamet mengatakan, pihaknya tidak membedakan mana yang berasal dari Indonesia timur dan bukan. Semuanya, disamakan dalam penilaian.

“Kita tidak pilih-pilih pemenang karena sudah ada SOP-nya. Tidak ada kekhususan untuk Indonesia timur. Mereka harus mencontoh standar yang sudah ada,” jelas dia.

1.000 Ekor Benih di Teluk Ambon

Di Ambon, 1.000 ekor benih ikan konsumsi jenis kerapu catan dan kakap putih, ikan hias jenis clown fish atau nemo, dan banggai atau cardinal fish disebarkan ke Teluk Ambon dari Dermaga Bicing, Pangkalan Utama TNI AL IX, Minggu (13/12/2015), bertepatan dengan perayaan Hari Nusantara.

Ikan-ikan yang ditebar itu, merupakan hasil pengembangan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Maluku Said Assagaf mengungkapkan bahwa pelepasan 1.000 ekor benih ikan hasil budidaya itu menjadi bagian dari upaya mempertahankan biota laut. Kata dia, menjaga stok ikan tidak tidak hanya dilakukan dengan mengurangi jumlah tangkapan, tapi juga dengan menanam kembali.

“Pengolahan ikan harus dimulai dari pengembangan bibit-bibit yang kecil, saya berharap di semua kabupaten/kota bisa melakukan hal yang sama, menyebarkan benih-benih ikan, terutama yang sudah langka, sehingga apa yang kita inginkan untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional juga bisa tercapai,” katanya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , ,