Setelah 14 tahun sejak ide pembangunan Kebun Raya Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) muncul, akhirnya pada Sabtu (19/12) diresmikan. Peresmian dilakukan oleh Ketua Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri. Uniknya, ide pembangunan kebun raya tersebut juga berasal dari Megawati pada tahun 2001 saat menjabat sebagai Wakil Presiden.
Dalam launching tersebut, Megawati menandatangani prasasti dan pemukulan kentongan. Selain itu, mantan presiden ke-5 juga melepasliarkan burung serta penanaman bibit pohon. Turut hadir dalam peresmian adalah Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wakil Kepala LIPI Akhmadi Abbas.
Megawati dalam sambutannya berharap masyarakat menjaga ekosistem baik flora maupun fauna di Indonesia, karena merupakan titipan dari anak cucu masa depan. Umumnya di seluruh negara mengedepankan kebun raya, meski jumlah keaneragaman hayati sedikit. Tetapi di Indonesia, walaupun memiliki banyak, namun belum dimanfaatkan secara baik, bahkan dicuri orang.
Ia mencontohkan, di Belanda kantong semar atau Nephentes sudah dikecilkan dan dihargai mahal. Bahkan, ada yang mengklaim bahwa kantong semar hanya berada di Belanda. “Mari kita jaga ekosistem hutan kita yang di dalamnya terdapat berbagai macam flora, tanpa harus memikirkan keuntungan pribadi dengan merusak ekosistem,”ujarnya.
Pada saat menjabat Wakil Presiden pada 2001 silam, kondisi kebun raya di Indonesia masih buruk. Kemudian, tercetus pembentukan Yayasan Kebun Raya Indonesia. Saat itu, lanjut Megawati, ia menyarankan kepada Gubernur Jateng untuk membangun Kebun Raya Baturraden. “Saya merasa lega, ketika mendengar kabar dari Gubernur Jateng kalau kebun raya akan dibuka,” ungkap Megawati.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan dengan peresmian Kebun Raya Baturraden tersebut, maka secara resmi kebun raya dibuka untuk umum. “Saya berterima kasih kepada Ibu Megawati Soekarnoputri yang telah mencetuskan ide kebun raya tersebut. Keberadaan kebun raya tidak hanya sebagai tempat wisata melainkan juga merupakan sarana edukasi bagi para pelajar dan mahasiswa,” kata Ganjar.
Menurutnya, kebun raya difungsikan sebagai bagian dari konservasi, sehingga seluruh koleksi tanaman yang ada di kebun raya diindentifikasi dan telah diregistrasi. “Ada beragam jenis tanaman, di antaranya adalah paku-pakuan, flora khas Jawa, tanaman obat dan lainnya. Tanaman yang ada di sini telah diregistrasi,” jelasnya.
Ganjar menambahkan kalau jumlah sumber daya manusia yang memantau pengelolaan Kebun Raya Baturraden baru sebanyak 22 orang. Selain itu, lanjutnya, dari 143,5 hektare (ha) areal kebun raya, baru sekitar 11,5% atau sekitar 16,5 ha yang dikelola secara intensif. “Saya mengajak semua pihak untuk terlibat dalam pengelolaan Kebun Raya Baturraden,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala LIPI Akhmad Abbas mengatakan bahwa Indonesia seharusnya memiliki 47 kebun raya untuk merepresentasikan ekoregion yang ada. Sebab, Indonesia memiliki 47 ekoregion. “Saat ini, di Indonesia telah ada 27 kebun raya, lima di antaranya dikelola LIPI dan 22 kebun raya dikelola pemerintah daerah. Saya mengapresiasi Gubernur Jateng sehingga Kebun Raya Baturraden bisa terwujud sebagai sarana konservasi,” kata dia.
Generasi muda, kata Akhmad, harus belajar untuk menjaga tumbuhan dan lingkungan karena membangun kebun raya sama saja dengan membangun masa depan. Kebun raya yang diinisiasi tahun 2001 dan mulai dibangun sejak 2004 silam telah mengoleksi 2.637 spesimen atau contoh tanaman, utamanya jenis tanaman langka dengan jumlah 571 spesies. Kebun Raya Baturraden akan dikembangkan menjadi beberapa zona yakni zona utama, zona alternatif, zona koleksi, zona hutan dan zona kantor. Zona koleksi akan dibuat paling luas dengan menghabiskan 54%, kemudian 25% hutan dan sisanya zona yang lain.