Sinabung. Terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, gunungapi ini terus erupsi sejak 2013. Banyak korban harta dan nyawa. Setidaknya, 17 orang meninggal dunia.
Tak sedikit warga Karo kehilangan harta benda dan rumah. Lebih 9.319 jiwa mengungsi di sembilan posko penampungan pengungsi. Data tim pengamat Gunungapi Sinabung, hingga Senin (8/1/16), erupsi dengan mengeluarkan debu vulkanik.
Deri, Pengamat Sinabung, dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kepada Mongabay, mengatakan Senin terpantau dua kali erupsi, pukul 2.33 dan 7.27, dengan ketinggian 2.000-3.000 meter dari Puncak Sinabung. “Erupsi masih terjadi. Status awas level IV. Kami terus memantau,” katanya.
Putra Wibowo, juga tim Pengamat Sinabung, PVMBG, mengatakan, belum ada penurunan aktivitas, erupsi terus terjadi antara dua hingga 11 kali dalam sepekan terakhir.
Ternyata, erupsi ini malah mengundang daya tarik. Banyak pendatang ingin melihat kondisi Sinabung. Tak sedikit mengabadikan menggunakan telepon seluler. Ada juga yang menjadi juru foto dadakan, dengan mengutip tarif tertentu bagi pengunjung.
Ada larangan mendekat ke Sinabung radius lima kilometer dari kaki gunung hingga mereka hanya melihat dari kejauhan.
Terdapat lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan. Letaknya di ekowisata Gundaling, di bukit Kota Berastagi, Karo. Dari sini, kondisi Sinabung bisa terlihat jelas, meski jarak cukup dan dianggap tidak berbahaya. Wisatawan bisa melihat Sinabung erupsi.
Kala cuaca cerah, pengunjung bisa melihat matahari pelahan tenggelam di balik Sinabung. Warna-warni di langit, dibayangi Sinabung, perlahan redup kala malam tiba. Iir dan Wani, pasangan dari Bengkulu ini begitu terpesona melihat keindahan Sinabung dari ekowisata Gundaling.
Mereka mengatakan, datang ke Karo ingin mengunjungi keluarga. Kala diberitahu soal pemandangan indah Sinabung, merekapun mampir.
Berbeda dengan Syabil Karokaro. Dia datang ke Sinabung untuk merenung. Mereka tinggal di Asahan, Sumut. “Jika dilihat kulit luar, indah sekali Sinabung ini saat petang datang. Matahari perlahan mulai hilang di balik Sinabung. Namun, banyak tidak tahu, ada ribuan orang terpaksa mengungsi dan meninggalkan kediaman,” kata Syabil.