,

Mongabay Travel: Wisata Hutan Bakau Kuala Langsa

Sebagian besar daerah di Provinsi Aceh memiliki objek wisata alam, seperti hutan alami, sungai, air terjun, atau pantai.

Berbeda dengan Langsa, yang tidak memiliki hutan yang luas, kota yang memekarkan diri dari Kabupaten Aceh Timur tersebut, memiliki objek wisata alam unik. Kota yang berdekatan dengan Provinsi Sumatera Utara ini, menawarkan wisata hutan bakau alami.

Hutan Bakau Kuala Langsa ini terletak sekitar delapan kilometer dari jalan negara Sumatera Utara-Banda Aceh atau sebelum memasuki Pelabuhan Kuala Langsa.

“Tempat ini dibangun sekitar 2007. Sebelumnya, pengunjung hanya datang pada Minggu atau hari libur, tapi sekarang hampir setiap hari,” sebut Munawar, warga Kuala Langsa, Minggu (10/1/2016).

Menurut Munawar, meski hutan bakau telah dijadikan objek wisata, namun masyarakat tetap menjaga hutan tersebut tetap alami. “Hutan telah menopang hidup kami, dengan sendirinya, kami tidak boleh merusaknya.”

Di hutan bakau ini, pengunjung dapat berkeliling melalui jembatan yang telah di bangun. “Tujuannya, para pengunjung bisa melihat keindahan hutan bakau tanpa harus kotor lumpur sembari memandang luasnya Sungai Langsa,” lanjut Munawar.

Hutan bakau di Kuala Langsa ini tidak hanya sebagai pelindung dari abrasi tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat Kota Langsa. Foto: Junaidi Hanafiah
Hutan bakau di Kuala Langsa ini tidak hanya sebagai pelindung dari abrasi tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat Kota Langsa. Foto: Junaidi Hanafiah

Hendri, warga lainnya menuturkan, selain menikmati indahnya hutan bakau dan melihat ikan hasil tangkapan nelayan, wisatawan juga dapat melihat tingkah monyet yang berebut makanan atau berlompat di pohon dan akar bakau. “Anak-anak senang dengan tingkah monyet di hutan ini. Kalau ada wisatawan yang datang ke pondok, mereka pasti mendekat untuk menunggu makanan.”

Sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke sini mengaku, Kota Langsa menawarkan objek wisata berbeda. Karena, di sini hutan bakau telah dikelola dengan baik. “Banyak pengetahuan baru yang kita dapat. Anak-anak juga dapat belajar tentang alam,” ungkap Desi Wahyuni, seorang pengunjung.

Desi yang berasal dari Medan, Sumatera Utara mengatakan, dirinya bersama keluarga selalu menyempatkan diri datang ke hutan bakau ini saat pulang ke Langsa. “Memang benar, hutannya indah dan nyaman.”

Lain halnya dengan Bustami, warga Kabupaten Aceh Timur. Bersama keluarga, ia sengaja datang untuk mengenalkan anak-anaknya akan pentingnya hutan bakau dan belajar langsung dari alam. “Anak-anak sangat senang melihat kera yang menggendong bayinya. Mereka bingung, mengapa anak kera tidak jatuh, padahal induknya loncat-loncat di atas pohon.”

Menurut Bustami, pertanyaan seperti itu merupakan pembelajaran yang sangat baik. Apalagi, hal seperti ini tidak ada didapatkan di bangku sekolah. “Tanpa sadar, anak-anak belajar kehidupan dari alam.”

Masyarakat setempat dilibatkan guna menjaga kelestarian hutan bakau. Foto: Junaidi Hanafiah
Masyarakat setempat dilibatkan guna menjaga kelestarian hutan bakau. Foto: Junaidi Hanafiah

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Langsa Syafrizal menjelaskan, di ekosistem bakau Kuala Langsa ini, terdapat sekitar 22 jenis bakau. “Salah satu cara yang kami lakukan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove ini adalah dengan menjadikannya sebagai tempat wisata dengan melibatkan masyarakat setempat.”

Syafrizal mengatakan, dengan mengajak masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bakau  sebagai pelaku wisata, dengan sendirinya, mereka akan menjaga hutan dari kerusakan. “Jika hutan rusak, mereka tidak akan mendapatkan manfaat dari hutan tersebut. Untuk mendukung rencana ini, kami akan membangun jembatan setapak yang dapat dilewati wisatawan saat menyusuri hutan bakau ini,” ujar Safrizal.

Hutan bakau di Kota Langsa yang damai dan dapat dijadikan wisata alam. Foto: Junaidi Hanafiah
Hutan bakau di Kota Langsa yang damai dan dapat dijadikan wisata alam. Foto: Junaidi Hanafiah
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,